Wamenpar Apresiasi Pengelolaan Sampah di Monkey Forest Bali untuk Pariwisata Berkelanjutan
Wakil Menteri Pariwisata mengapresiasi inisiatif warga Desa Padangtegal, Gianyar, Bali, dalam mengolah sampah di kawasan Monkey Forest sebagai wujud nyata pariwisata berkelanjutan, yang dimulai sejak Februari 2012.

Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar), Ni Luh Puspa Nugraheni, memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif warga Desa Padangtegal, Gianyar, Bali dalam pengelolaan sampah di kawasan wisata Monkey Forest. Inisiatif ini dinilai sebagai langkah nyata mendukung pariwisata berkelanjutan di daerah tersebut. Hal ini disampaikan langsung oleh Wamenpar usai kunjungannya ke Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal, Sabtu (18/1).
Menurut Wamenpar, kesadaran masyarakat Desa Padangtegal dalam mengolah sampah organik menjadi kompos merupakan contoh nyata penerapan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan. "Kesadaran masyarakat Desa Padangtegal dalam mengolah sampah menjadi kompos ini merupakan upaya nyata mewujudkan pariwisata berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan resmi Kementerian Pariwisata.
Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal memberikan manfaat ganda. Selain berdampak positif bagi lingkungan, pengelolaan sampah ini juga mendukung sektor pertanian masyarakat setempat dan pada akhirnya menunjang pengembangan wisata berkelanjutan. Program ini merupakan buah dari inisiatif warga yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah desa.
Pemerintah desa memberikan subsidi pengelolaan sampah kepada warganya, dengan batasan kuota tertentu. "Desa juga mensubsidi masyarakatnya terkait dengan pembiayaan sampah. Kecuali (kuota sampah) melebihi batas yang sudah ditentukan," jelas Wamenpar.
Ni Wayan Anggie Giovanda, perwakilan pengelola Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal, menjelaskan bahwa program pengolahan sampah ini telah berjalan sejak Februari 2012. Sistemnya dimulai dari pemilahan sampah di sumbernya. "Pengelolaan sampahnya bermula dari sumber (sampah). Jadi, dari sumber mereka sudah harus memilah sampah, sampai di sini kita kelola dan kita olah dengan bertanggung jawab," kata Anggie.
Berbagai jenis sampah diolah di Rumah Kompos, termasuk sampah dari kawasan Monkey Forest. Hal ini menunjukkan komitmen berkelanjutan dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan wisata.
Keberhasilan pengelolaan sampah di Desa Padangtegal menjadi contoh inspiratif bagi daerah wisata lainnya di Indonesia. Inisiatif ini membuktikan bahwa kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah daerah sangat efektif dalam mewujudkan pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.