Warga Jaktim Butuh Alat Kebersihan Pascabanjir, Pemprov DKI Diminta Segera Bantu
Banjir di Jakarta Timur menyebabkan warga membutuhkan alat kebersihan tambahan untuk membersihkan lumpur dan sampah pascabanjir; Pemprov DKI Jakarta diharapkan segera memberikan bantuan.

Banjir yang melanda Jalan Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, pada 5 Maret 2024, menyisakan permasalahan baru bagi warga terdampak. Pasca surutnya air, warga kini berjibaku membersihkan lumpur dan sampah yang memenuhi rumah dan jalanan. Kesulitan utama yang dihadapi warga adalah terbatasnya alat dan petugas kebersihan untuk mempercepat proses pembersihan.
Ketua RT 12/RW 04, Rukimah (53), mengungkapkan kesulitan warga dalam membersihkan sisa-sisa banjir. "Iya kami sudah bersih-bersih lumpur dan sampah dari pagi tadi, dan memang kesulitannya di perlengkapan kebersihan. Bantuan personel juga kami sangat butuh karena petugas BPBD dan pemerintah juga terbatas," ujarnya saat ditemui di lokasi.
Minimnya alat kebersihan memaksa warga untuk membersihkan rumah dan jalanan secara bergantian. Kondisi ini tentu memperlambat proses pemulihan pascabanjir. Oleh karena itu, warga berharap Pemprov DKI Jakarta segera memberikan bantuan berupa alat-alat kebersihan yang memadai.
Butuh Peralatan dan Personel Tambahan
Rukimah menjelaskan, alat-alat kebersihan seperti kerukan lumpur, semprotan, dan lainnya sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses pembersihan. "Ya kami berharapnya untuk kebutuhan bersih-bersih saat ini. Karena warga memang kalau bersih-bersih kan alatnya harus gantian kalau ga ada, kalau pemerintah mau bantu kan jadi warga punya satu-satu jadinya lebih cepat bersihnya," jelasnya.
Tidak hanya di Kebon Pala, warga di Tanah Rendah, Kampung Melayu, juga mengalami kesulitan serupa. Endang (53), salah satu warga terdampak, menceritakan kesulitannya membersihkan rumahnya akibat terbatasnya akses air bersih dan listrik pascabanjir. Ia terpaksa menggunakan air sisa banjir untuk membersihkan rumahnya.
"Pakai air dari sisa air banjir karena kan air (bersih) enggak ada, air ledeng enggak keluar, belom nyala," kata Endang. Ia mulai membersihkan rumahnya sejak pukul 03.00 WIB, saat air mulai surut. Namun, listrik yang belum menyala semakin mempersulit proses pembersihan.
"Kalau banjir tinggi, baru listrik mati," ucap Endang. Banjir juga menyebabkan beberapa barang miliknya rusak, seperti kompor gas yang terendam air. "Itu kompor kan kena air, karena tidak keburu kompor gasnya (dinaikin), kalo gasnya saya buru-buru saya letakkan ke atas, sempit. Makanya, saya pindahkan barang semua," jelasnya.
Dampak Banjir dan Harapan Warga
Kondisi pascabanjir di Jakarta Timur ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dan respon cepat pemerintah dalam menyediakan bantuan bagi warga terdampak. Tidak hanya bantuan logistik, tetapi juga bantuan peralatan dan personel kebersihan sangat krusial untuk mempercepat proses pemulihan.
Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya infrastruktur yang memadai untuk mencegah banjir dan memastikan akses air bersih dan listrik tetap tersedia bagi warga, terutama di daerah rawan banjir. Kecepatan respon pemerintah dalam memberikan bantuan akan sangat menentukan kecepatan pemulihan warga.
Peristiwa ini juga menggarisbawahi pentingnya koordinasi antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Kerja sama yang efektif akan sangat membantu dalam meminimalisir dampak negatif dan mempercepat proses pemulihan pascabencana.
Semoga pemerintah segera merespon kebutuhan warga dan memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk mempercepat proses pembersihan dan pemulihan pascabanjir di Jakarta Timur. Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban warga yang terdampak dan mempercepat kembali kehidupan normal.