Waspada Cuaca Ekstrem! BMKG Imbau Warga Jayawijaya Tetap Siaga
BMKG memperingatkan warga Jayawijaya, Papua Pegunungan, untuk mewaspadai cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang berpotensi menyebabkan banjir dan longsor selama sepekan ke depan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Wamena memberikan peringatan serius kepada warga Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan. Peringatan tersebut terkait potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung selama satu minggu ke depan. Peringatan ini dikeluarkan menyusul dampak cuaca ekstrem beberapa hari terakhir yang telah mengakibatkan banjir dan tanah longsor di sejumlah distrik.
Prakirawan Cuaca Raka Bagas Wicaksono dari BMKG Wamena menjelaskan, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi terjadi. Hal ini terutama perlu diwaspadai oleh masyarakat di 40 distrik Kabupaten Jayawijaya, khususnya 21 distrik yang berada di bantaran Sungai Baliem. "Satu Minggu ke depan ini kemungkinan masih terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, maka masyarakat di 40 distrik Jayawijaya khususnya 21 distrik bantaran Sungai Baliem untuk tetap waspada," kata Raka Bagas Wicaksono.
Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir telah berdampak pada 34 distrik di Kabupaten Jayawijaya, menyebabkan banjir dan tanah longsor yang memaksa warga mengungsi. BMKG menekankan pentingnya kewaspadaan untuk mencegah dampak lebih buruk yang mungkin terjadi. Analisis BMKG menunjukkan potensi cukup tinggi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di seluruh wilayah Provinsi Papua Pegunungan dalam tujuh hari ke depan.
Analisis BMKG: Faktor Global, Regional, dan Lokal
BMKG menjelaskan bahwa cuaca ekstrem di Kabupaten Jayawijaya dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik global, regional, maupun lokal. Meskipun El Nino saat ini berada pada fase netral dan tidak berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan, faktor lain turut berperan. Osilasi Madden-Julian (MJO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) juga berada pada fase netral dan tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap pembentukan awan hujan.
Namun, keberadaan bibit siklon tropis 97S di selatan Papua, dekat Benua Australia, menjadi faktor penting. Bibit siklon ini menyebabkan pola putaran angin di selatan Papua, yang memperlambat angin di wilayah Papua, khususnya Papua Pegunungan. Perlambatan angin ini memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan, yang berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
"Saat ini terdapat bibit siklon tropis di Selatan Papua dekat dengan Benua Australia. Bibit siklon 97S ini menyebabkan terbentuknya pola putaran angin di Selatan Papua sehingga menyebabkan perlambatan angin yang berada di wilayah Papua khususnya Papua Pegunungan," jelas Raka Bagas Wicaksono. Ia menambahkan bahwa siklon tropis ini berkontribusi signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan awan konvektif, yang berujung pada hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Imbauan Waspada dan Kesiapsiagaan
BMKG mengimbau masyarakat Jayawijaya untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem. Penting untuk memantau informasi cuaca terkini dari BMKG dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Masyarakat di daerah rawan bencana, khususnya di bantaran sungai, perlu mempersiapkan langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi risiko kerugian dan korban jiwa.
Langkah-langkah kesiapsiagaan meliputi persiapan jalur evakuasi, tempat evakuasi sementara, serta perlengkapan darurat. Penting juga untuk memahami tanda-tanda bahaya dan segera melakukan evakuasi jika diperlukan. Kerjasama dan koordinasi antar masyarakat dan pemerintah daerah sangat penting dalam menghadapi potensi bencana ini.
BMKG akan terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci utama dalam meminimalisir dampak negatif dari cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung selama sepekan ke depan di wilayah Jayawijaya.