Waspada Gejala Dini Anak Berkebutuhan Khusus: Kenali Ciri-Cirinya Sejak Usia 6 Bulan!
Dokter mengingatkan orang tua untuk mewaspadai ciri-ciri anak berkebutuhan khusus sejak usia dini dan segera memeriksakannya ke dokter spesialis anak jika ditemukan gejala.

Makassar, 12 Maret 2024 (ANTARA) - Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak, Merlyn Meta Astari, mengingatkan orang tua akan pentingnya memahami ciri-ciri dini anak berkebutuhan khusus. Ia menyarankan pemeriksaan rutin ke fasilitas kesehatan untuk memantau perkembangan tumbuh kembang anak. Pernyataan ini disampaikan di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa lalu. Dokter Merlyn menekankan pentingnya deteksi dini, karena gejala dapat terlihat sejak usia enam bulan.
Menurut Dokter Merlyn, pemantauan perkembangan anak perlu dilakukan secara berkala, yaitu pada usia enam bulan, sembilan bulan, 18 bulan, 24 bulan, dan 30 bulan. Deteksi dini sangat krusial karena dapat membantu intervensi sedini mungkin. "Perkembangan tumbuh kembang anak harus dipantau atau diskrining sejak dini. Bila usianya enam bulan sudah bisa diketahui ciri-cirinya," jelasnya.
Gejala dini anak berkebutuhan khusus (ABK) dapat bervariasi. Pada usia 6-18 bulan, perbedaan kemampuan berbicara, berinteraksi, dan perilaku sudah bisa teramati. Misalnya, pada usia sembilan bulan, anak mungkin tidak tersenyum, tidak merespons rasa bahagia, tidak meniru suara, dan tidak menunjukkan ekspresi wajah. Pada usia 12 bulan, anak mungkin tidak mengoceh, dan pada usia 14 bulan, tidak memberikan gestur tubuh. Pada usia 16 bulan, anak mungkin belum dapat mengucapkan kata-kata seperti anak normal.
Memahami Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus
Dokter Merlyn menjelaskan beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak menjadi ABK, termasuk autisme, delay speech (terlambat bicara), ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), atau gangguan perkembangan saraf lainnya. Selain faktor genetik, paparan berlebihan terhadap televisi, ponsel, dan tablet pada usia dini juga menjadi faktor pemicu.
"Biasanya orang tua biar anaknya diam, biar kerjaannya selesai dikasih nonton televisi atau dikasih ponsel. Padahal usia anak itu masih muda, misalnya enam bulan, lalu terpapar gambar-gambar dan suara itu di televisi atau ponsel, maka itu semakin jelek (berpotensi ABK)," kata Dokter Merlyn. Beliau menyoroti pentingnya batasan penggunaan gawai pada anak usia dini.
Paparan berlebihan terhadap gadget dapat mengganggu perkembangan motorik halus dan kasar pada otak anak. Anak usia dua tahun menyerap semua informasi visual dan auditori tanpa mampu membedakan benar dan salah. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan batasan yang jelas dalam penggunaan alat elektronik.
"Anak dua tahun itu menyerap semua apa yang ada dilihat dan didengarnya serta tidak tahu mana benar dan salah, apalagi disajikan gambar-gambar atau suara-suara menarik. Makanya, harus diberikan batasan," tegas Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) tersebut.
Langkah yang Harus Dilakukan Orang Tua
Orang tua perlu memahami bahwa memberikan batasan penggunaan gawai pada anak sangat penting untuk perkembangan optimalnya. Batasan ini bukan berarti melarang sepenuhnya, namun mengatur waktu dan jenis konten yang dikonsumsi anak. Hal ini penting untuk mencegah potensi gangguan perkembangan.
Jika orang tua menemukan gejala dini yang menunjukkan potensi ABK pada anak, segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak. Deteksi dan intervensi dini sangat penting untuk memaksimalkan potensi perkembangan anak dan memberikan dukungan yang tepat.
Penting bagi orang tua untuk aktif memantau perkembangan anak dan tidak ragu untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan. Dukungan dari tenaga medis dan terapis dapat membantu anak mencapai potensi terbaiknya.
Kesimpulannya, kewaspadaan orang tua terhadap ciri-ciri dini ABK sangat penting. Dengan deteksi dini dan intervensi yang tepat, anak-anak berkebutuhan khusus dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Peran orang tua dan tenaga medis sangat krusial dalam proses ini.