Waspada! Gelombang Laut 4 Meter Ancam Perairan Selatan Bali
BBMKG Denpasar memperingatkan potensi gelombang laut setinggi 2,5 hingga 4 meter di perairan selatan Bali dan Selat Lombok pada 8-11 Maret 2025, berdampak pada keselamatan pelayaran dan aktivitas wisata.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang laut tinggi yang membahayakan di perairan selatan Bali dan Selat Lombok. Peringatan ini disampaikan menyusul prakiraan gelombang laut setinggi 2,5 hingga 4 meter yang diperkirakan akan terjadi antara tanggal 8 hingga 11 Maret 2025. Peringatan ini disampaikan langsung oleh Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, di Denpasar, Bali pada Jumat.
Peringatan ini ditujukan kepada seluruh masyarakat, khususnya para nelayan, operator kapal, dan wisatawan yang beraktivitas di sekitar wilayah perairan yang terdampak. BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca terkini melalui berbagai kanal resmi BMKG untuk mengantisipasi potensi bahaya yang mungkin terjadi. Langkah antisipasi ini dinilai penting guna meminimalisir risiko kecelakaan laut.
Kondisi sinoptik menunjukkan pola angin di wilayah perairan utara Bali bergerak dari barat laut-timur laut dengan kecepatan hingga 25 knot. Sementara itu, di perairan selatan Bali, angin bergerak dari timur laut-selatan dengan kecepatan yang sama. Perbedaan pola angin ini berkontribusi pada potensi gelombang tinggi di perairan selatan Bali.
Waspada Gelombang Tinggi di Beberapa Pelabuhan
BMKG juga memberikan rincian prakiraan ketinggian gelombang di beberapa pelabuhan penting di Bali. Di Pelabuhan Gilimanuk dan Padangbai, ketinggian gelombang diperkirakan mencapai rata-rata 0,5 meter pada tanggal 8-10 Maret 2025. Sementara itu, di Pelabuhan Benoa, ketinggian gelombang diperkirakan mencapai rata-rata 1,25 meter, dengan potensi mencapai 2,5 meter pada Sabtu, 8 Maret 2025 pukul 14.00 WITA. Pelabuhan Sanur diperkirakan akan mengalami ketinggian gelombang hingga 1,25 meter.
Perbedaan ketinggian gelombang di berbagai pelabuhan ini menunjukkan keragaman kondisi laut di sekitar Bali. Informasi ini penting bagi para operator kapal dan nelayan untuk menyesuaikan aktivitas mereka dengan kondisi cuaca terkini. BMKG menekankan pentingnya selalu memperhatikan prakiraan cuaca sebelum melakukan aktivitas di laut.
"Kami imbau perbarui informasi cuaca BMKG khususnya peringatan dini," kata Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho.
Rekomendasi Keselamatan Pelayaran
BMKG memberikan rekomendasi khusus bagi pengguna jasa pelayaran terkait potensi bahaya gelombang tinggi ini. Nelayan disarankan untuk mewaspadai kecepatan angin di atas 15 knot (sekitar 27 km/jam) dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter. Operator kapal tongkang juga diimbau untuk waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Sementara itu, operator kapal feri perlu memperhatikan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang lebih dari 2,5 meter. Rekomendasi ini bertujuan untuk memastikan keselamatan pelayaran dan mencegah terjadinya kecelakaan di laut. Penting bagi semua pihak untuk selalu mematuhi peringatan dan rekomendasi yang dikeluarkan oleh BMKG.
Selat Bali, Selat Lombok, dan perairan selatan Bali merupakan jalur lalu lintas laut yang padat, baik untuk aktivitas nelayan, wisata, maupun penyeberangan. Oleh karena itu, peringatan dini ini sangat penting untuk diindahkan guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Pentingnya Kewaspadaan dan Antisipasi
Dengan mempertimbangkan potensi bahaya gelombang tinggi yang signifikan, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan mengutamakan keselamatan. Selalu pantau informasi cuaca terkini dari BMKG dan ikuti rekomendasi keselamatan yang telah diberikan. Keselamatan dan kewaspadaan merupakan kunci utama dalam menghadapi potensi bencana alam seperti gelombang tinggi ini. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat membantu masyarakat dalam mengantisipasi potensi gelombang tinggi di perairan selatan Bali.
Selat Bali merupakan jalur aktivitas wisata, nelayan, dan penyeberangan dari Pelabuhan Gilimanuk (Bali) ke Pelabuhan Ketapang (Jawa Timur). Selat Lombok juga merupakan jalur yang ramai digunakan oleh nelayan, wisatawan, dan penyeberangan antara Pelabuhan Padangbai (Bali) dan Pelabuhan Lembar (NTB). Selat Badung juga merupakan jalur nelayan, wisata, dan penyeberangan lokal dari Pelabuhan Sanur ke Nusa Penida. Perairan selatan Bali umumnya digunakan oleh nelayan dan wisatawan.