Waspada! Gelombang Selat Bali Capai 2 Meter Selama Arus Balik Lebaran
BBMKG memprakirakan gelombang laut di Selat Bali mencapai hingga dua meter selama puncak arus balik Lebaran 2025, masyarakat diimbau waspada.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memprakirakan gelombang laut di Selat Bali akan mencapai ketinggian hingga dua meter selama puncak arus balik Lebaran 2025, tepatnya pada periode 5-7 April 2025. Prakiraan ini disampaikan oleh Kepala BBMKG Wilayah III, Cahyo Nugroho, dalam diseminasi informasi cuaca di Denpasar, Bali, Sabtu lalu. Peringatan ini disampaikan untuk mengantisipasi potensi bahaya bagi masyarakat, nelayan, dan wisatawan bahari.
Selain Selat Bali, Selat Lombok juga diperkirakan mengalami kondisi serupa dengan ketinggian gelombang mencapai dua meter. Kondisi cuaca di Bali selama periode tersebut diprakirakan cerah berawan dengan potensi hujan ringan di beberapa wilayah, yaitu bagian utara, barat, tengah, dan timur. Angin bertiup dari arah timur-selatan dengan kecepatan hingga 28 kilometer per jam.
Cahyo Nugroho menjelaskan bahwa kondisi cuaca ini disebabkan oleh peningkatan pola konvektif di sebagian wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Suhu muka laut di sekitar Bali berkisar antara 28-30 derajat Celcius, dengan massa udara basah terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 850 milibar (sekitar 1.500 meter). Oleh karena itu, kewaspadaan menjadi sangat penting untuk menghindari potensi bahaya yang mungkin terjadi.
Waspada Potensi Bahaya di Perairan Bali
BBMKG mengimbau masyarakat, khususnya nelayan dan pelaku wisata bahari, untuk mewaspadai potensi peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang yang dapat mencapai dua meter atau lebih di perairan selatan Bali. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai dampak cuaca ekstrem seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
BMKG juga memberikan peringatan khusus bagi pengguna transportasi laut. Nelayan pengguna perahu kecil diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot (sekitar 27 kilometer per jam) dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Operator kapal tongkang dianjurkan waspada saat angin berkecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Sedangkan, operator kapal feri diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
Selat Bali, sebagai jalur penyeberangan utama antara Bali dan Pulau Jawa, serta Selat Lombok yang menghubungkan Bali dan Lombok (NTB), menjadi area yang perlu mendapatkan perhatian khusus mengingat potensi gelombang tinggi tersebut. Penting bagi semua pihak untuk selalu memonitor perkembangan cuaca dan memperhatikan imbauan dari otoritas terkait.
Imbauan dan Informasi Lebih Lanjut
Masyarakat diimbau untuk selalu mendapatkan informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BBMKG Denpasar. Informasi tersebut dapat diakses melalui laman bbmkg3.bmkg.go.id dan berbagai kanal media sosial, seperti Telegram (@warningcuacabali), X (sebelumnya Twitter) (@bbmkg3), dan Instagram (@bmkgbali).
Dengan memperhatikan prakiraan cuaca dan imbauan dari BBMKG, diharapkan masyarakat dapat meminimalisir risiko yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca ekstrem, khususnya selama periode puncak arus balik Lebaran 2025. Keselamatan dan kewaspadaan bersama sangat penting dalam menghadapi potensi bahaya gelombang tinggi di Selat Bali dan Selat Lombok.
Perlu diingat bahwa informasi ini bertujuan untuk memberikan peringatan dini dan bukan untuk menimbulkan kepanikan. Dengan kesiapsiagaan dan pemantauan yang tepat, diharapkan masyarakat dapat melewati periode arus balik Lebaran dengan aman dan lancar.