BBMKG Imbau Petani Bali Antisipasi Kemarau, Waspadai Hujan Deras dan Gelombang Tinggi
BBMKG Wilayah III Denpasar mengimbau petani Bali untuk menampung air guna mengantisipasi kemarau dan waspada potensi hujan deras serta gelombang tinggi di perairan Bali.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengeluarkan imbauan penting kepada masyarakat Bali, khususnya para petani, untuk bersiap menghadapi musim kemarau. Imbauan ini disampaikan menyusul prediksi cuaca yang dikeluarkan oleh BBMKG. Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, menekankan pentingnya langkah antisipasi guna menghindari kesulitan air untuk pertanian selama musim kemarau. Imbauan ini disampaikan di Denpasar, Bali pada Kamis.
Menurut Cahyo Nugroho, "Kami imbau masyarakat petani agar memaksimalkan air irigasi, mempersiapkan embung." Persiapan tersebut dinilai krusial untuk memastikan ketersediaan air bagi sektor pertanian selama musim kemarau. Selain itu, BBMKG juga mengingatkan masyarakat akan potensi hujan deras yang perlu diwaspadai, meskipun Bali saat ini memasuki musim peralihan.
Masyarakat diimbau untuk menghindari area terbuka seperti lapangan dan sawah saat hujan deras dan petir guna mengantisipasi potensi bahaya. Peringatan ini dikeluarkan sebagai langkah preventif untuk melindungi keselamatan masyarakat. Prakiraan cuaca dari BBMKG juga mencakup informasi mengenai kondisi angin dan gelombang laut yang berpotensi membahayakan.
Antisipasi Kemarau dan Potensi Hujan Deras
BBMKG Denpasar memprediksi cuaca di Bali pada 24-26 April 2025 akan cerah berawan dengan potensi hujan ringan secara merata. Angin diperkirakan bertiup dari arah timur-selatan dengan kecepatan hingga 30 kilometer per jam. Kondisi ini perlu diwaspadai, terutama oleh para petani yang harus memastikan ketersediaan air untuk lahan pertanian mereka.
Selain itu, potensi hujan deras juga perlu diantisipasi dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca terkini dari BBMKG dan mengikuti arahan yang diberikan untuk menghindari potensi bahaya.
Petani diimbau untuk memaksimalkan penggunaan air irigasi dan mempersiapkan embung sebagai upaya untuk menyimpan air. Hal ini penting untuk menjaga produktivitas pertanian selama musim kemarau.
Langkah antisipasi lainnya adalah dengan melakukan diversifikasi tanaman yang tahan terhadap kekeringan. Dengan demikian, dampak kemarau terhadap sektor pertanian dapat diminimalisir.
Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Bali
BBMKG juga memprediksi tinggi gelombang laut di perairan selatan Bali hingga tiga meter, sementara di Selat Bali dan Selat Lombok hingga 2,5 meter. Kondisi ini berisiko terhadap keselamatan pelayaran, khususnya bagi nelayan dan pelaku wisata bahari.
Nelayan diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot (27 km/jam) dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Operator kapal tongkang dianjurkan waspada pada kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Operator kapal feri juga perlu mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Imbauan ini bertujuan untuk memastikan keselamatan pelayaran dan mencegah kecelakaan di laut.
Masyarakat, khususnya nelayan dan pelaku wisata bahari, diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi gelombang tinggi di perairan utara dan selatan Bali. Pemantauan kondisi cuaca secara berkala sangat penting untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.
Kondisi cuaca ekstrem ini disebabkan oleh suhu muka laut di Bali yang berkisar antara 28-30 derajat Celcius dan massa udara basah yang terkonsentrasi mulai dari lapisan permukaan hingga lapisan 850 milibar (1.500 meter).
Dengan memperhatikan imbauan dan peringatan dini dari BBMKG, diharapkan masyarakat Bali dapat mempersiapkan diri menghadapi potensi dampak dari perubahan cuaca dan menjaga keselamatan diri dan harta benda.