Wow, Kerajinan Batu Fosil Lebak Banten Tembus Pasar Dunia: Ekspor ke Berbagai Negara!
Kerajinan Batu Fosil Lebak Banten kini mendunia! Produk unik dari akar pohon berusia ribuan tahun ini berhasil menembus pasar internasional, menarik perhatian kolektor global.

Kerajinan batu fosil dari Kabupaten Lebak, Banten, kini semakin menunjukkan taringnya di kancah internasional. Produk seni unik ini berhasil menembus pasar global, menjangkau konsumen di berbagai negara maju. Hal ini menjadi bukti nyata potensi ekonomi kreatif daerah yang patut dibanggakan.
Perajin lokal seperti H. Bukhari dari Curugbitung, Lebak, bahkan telah mengirimkan pesanan kursi dan meja ke Korea Selatan pada awal Agustus 2025. Keberhasilan ini menambah daftar panjang negara tujuan ekspor kerajinan khas Lebak. Produk yang dihasilkan memiliki keunikan tersendiri, terbuat dari bahan baku berusia ribuan tahun.
Fenomena ini tidak lepas dari keuletan para perajin yang telah puluhan tahun menggeluti bidang ini. Mereka mampu menciptakan karya seni bernilai tinggi dari bahan alam yang melimpah di Lebak. Kehadiran pembeli langsung dari mancanegara juga menjadi indikasi kuat tingginya minat terhadap kerajinan ini.
Ekspansi Pasar Global Kerajinan Batu Fosil Lebak
Kerajinan batu fosil asal Lebak telah mencatatkan prestasi gemilang dengan menembus pasar dunia. Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Jerman, Italia, hingga Amerika Serikat menjadi tujuan utama ekspor produk-produk unik ini. Minat konsumen internasional terhadap kerajinan tangan Indonesia, khususnya dari Lebak, terus meningkat.
H. Bukhari, seorang perajin senior, mengungkapkan bahwa konsumen luar negeri sering kali datang langsung ke lokasi produksi di Curugbitung. Pendekatan ini memungkinkan pembeli untuk melihat langsung proses pembuatan dan memilih produk sesuai keinginan mereka. Sistem pemasaran langsung ini dinilai lebih efektif dan memuaskan bagi kedua belah pihak.
Sebelumnya, pemasaran ke luar negeri banyak dilakukan melalui jasa agen di Jakarta. Namun, kini trennya bergeser, di mana pembeli internasional lebih memilih berinteraksi langsung dengan perajin. Ini menunjukkan kepercayaan tinggi terhadap kualitas dan keaslian produk kerajinan batu fosil Lebak yang ditawarkan.
Keunikan dan Ragam Produk Batu Fosil
Produk kerajinan batu fosil dari Lebak memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dari kerajinan lain. Bahan baku utama berasal dari akar pohon yang telah membatu selama ribuan tahun, tersebar di aliran sungai seperti di Kecamatan Sajira, Maja, Cimarga, Curugbitung, dan Rangkasbitung. Keunikan ini menjadi daya tarik utama bagi pembeli domestik maupun mancanegara.
Ragam produk yang dihasilkan sangat bervariasi, meliputi kursi, meja, asbak rokok, patung hewan, ikan, miniatur Banten, hingga suvenir. Yusman, perajin batu fosil lainnya dari Sajira, juga mengakui banyaknya pesanan dari luar negeri, terutama untuk jenis kursi, meja, dan patung hewan. Kualitas dan detail pengerjaan menjadi prioritas utama para perajin.
Harga kerajinan ini bervariasi tergantung pada kualitas dan jenis bahan baku yang digunakan. Misalnya, batu Sempur dijual seharga Rp100 ribu per kilogram, sementara batu akik bisa mencapai Rp500 ribu per kilogram. Konsumen memiliki banyak pilihan sesuai dengan selera dan anggaran mereka, menjadikan kerajinan ini semakin diminati.
Dukungan dan Keberlanjutan Usaha Lokal
Para perajin batu fosil di Lebak telah menunjukkan ketahanan luar biasa dalam menjalankan usaha ini. H. Bukhari, misalnya, telah menggeluti kerajinan ini selama 35 tahun dan masih bertahan hingga kini. Omzet penjualan perajin bisa mencapai Rp50 juta per bulan, menunjukkan potensi ekonomi yang signifikan dari sektor ini.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Imam Suangsa, menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya mempromosikan produk kerajinan batu fosil. Promosi dilakukan melalui berbagai pameran dan presentasi kepada tamu pejabat dari luar daerah. Hal ini bertujuan untuk memperluas jangkauan pasar dan memperkenalkan produk unggulan Lebak.
Sentra produksi kerajinan batu fosil tersebar di beberapa kecamatan, termasuk Sajira, Rangkasbitung, Cimarga, Maja, Cipanas, dan Curugbitung. Lokasi-lokasi ini kaya akan bahan baku batu fosil yang ditemukan di hutan maupun sungai. Dukungan pemerintah daerah dan semangat para perajin menjadi kunci keberlanjutan serta perkembangan kerajinan batu fosil Lebak di masa depan.