Xi Jinping Temui Pemimpin Brunei dan Thailand, Jalin Kerja Sama Ekonomi dan Keamanan
Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei dan PM Thailand Paetongtarn Shinawatra, membahas peningkatan kerja sama ekonomi, keamanan, dan penegakan hukum, serta komitmen bersama pada prinsip Satu China.
![Xi Jinping Temui Pemimpin Brunei dan Thailand, Jalin Kerja Sama Ekonomi dan Keamanan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/07/100036.517-xi-jinping-temui-pemimpin-brunei-dan-thailand-jalin-kerja-sama-ekonomi-dan-keamanan-1.jpg)
Beijing, 7 Februari 2024 - Dalam kunjungan terpisah ke Beijing, Presiden China Xi Jinping bertemu dengan dua pemimpin ASEAN, yaitu Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam dan Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra. Pertemuan bilateral ini, yang berlangsung pada Kamis (6/2), menandai babak baru dalam hubungan ekonomi dan keamanan antara China dan kedua negara anggota ASEAN tersebut.
Penguatan Kerja Sama Ekonomi China-Thailand
Pertemuan Xi Jinping dengan PM Paetongtarn Shinawatra di Balai Besar Rakyat China membahas hubungan bilateral yang telah terjalin selama ribuan tahun. Menjelang peringatan 50 tahun hubungan diplomatik pada 2025, kedua pemimpin menekankan pentingnya saling percaya dan dukungan. China menyatakan kesiapannya untuk memperluas kerja sama pembangunan, termasuk proyek Kereta Api China-Thailand dan pengembangan konektivitas China-Laos-Thailand. Kerja sama juga akan diperluas ke bidang ekonomi digital dan kendaraan energi baru.
Pernyataan resmi menyebutkan komitmen bersama untuk memberantas kejahatan transnasional, khususnya penipuan perjudian daring. Kedua negara sepakat untuk memperkuat penegakan hukum dan kerja sama peradilan guna melindungi warga negara dan aset mereka. China juga mendukung peran Thailand sebagai ketua bersama Lancang-Mekong Cooperation (LMC) dan keikutsertaannya sebagai mitra BRICS.
PM Paetongtarn Shinawatra menegaskan komitmen Thailand pada prinsip Satu China dan berharap dapat memperkuat kerja sama ekonomi, perdagangan, pertanian, dan pertukaran antar masyarakat. Ia juga menekankan kesiapan Thailand untuk memperkuat kerja sama penegakan hukum dengan China dan negara-negara tetangga dalam memerangi kejahatan lintas batas.
Kerja Sama Strategis China-Brunei
Pertemuan Xi Jinping dengan Sultan Hassanal Bolkiah menandai 30 tahun hubungan diplomatik antara China dan Brunei. Kedua pemimpin sepakat untuk memperkuat sinergi dalam kerja sama 'Belt and Road Initiative' dan strategi Visi 2035 Brunei. Proyek-proyek unggulan seperti Koridor Ekonomi Guangxi-Brunei dan Hengyi Petrochemical akan menjadi fokus utama kerja sama.
China berjanji untuk mendorong investasi di Brunei, mendukung pengembangan ekonomi digital, kecerdasan buatan, dan industri energi baru. Dukungan juga akan diberikan untuk diversifikasi ekonomi Brunei, termasuk kerja sama penelitian padi hibrida. China juga menyambut baik partisipasi Brunei dalam platform seperti 'China International Import Expo' dan 'China-ASEAN Expo' untuk meningkatkan ekspor produk pertanian dan perikanan ke China.
Sultan Hassanal Bolkiah menegaskan komitmen Brunei pada kebijakan Satu China dan kesiapan untuk memperkuat kemitraan strategis dengan China. Kerja sama akan difokuskan pada perdagangan, pertanian, perikanan, energi, dan pertukaran masyarakat. Kedua negara juga sepakat untuk menjunjung tinggi multilateralisme dan perdagangan bebas.
Setelah pembicaraan, kedua kepala negara menyaksikan penandatanganan sejumlah dokumen kerja sama di bidang keadilan, pembangunan bersama dalam kerangka 'Belt and Road Initiative', ekonomi, perdagangan, dan media. Sultan Hassanal Bolkiah juga menerima penyambutan kenegaraan di Aula Utara Balai Besar Rakyat China, termasuk inspeksi pasukan Pembebasan Rakyat China dan perjamuan di Aula Emas.
Kesimpulan
Pertemuan antara Presiden Xi Jinping dengan pemimpin Brunei dan Thailand menandai komitmen kuat China untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara ASEAN. Fokus pada kerja sama ekonomi, keamanan, dan penegakan hukum menunjukkan prioritas bersama untuk pertumbuhan dan stabilitas regional. Komitmen pada prinsip Satu China juga menegaskan landasan penting dalam hubungan bilateral ini.