Anwar Ibrahim dan Thaksin Shinawatra Bahas Isu Mendesak ASEAN Bersama Sultan Brunei
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Thaksin Shinawatra bertemu Sultan Brunei untuk membahas isu mendesak ASEAN, termasuk krisis Myanmar dan kerja sama ekonomi.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra mengadakan pertemuan penting dengan Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah, pada Selasa (18/2) di Brunei. Pertemuan tersebut difokuskan pada pembahasan sejumlah isu mendesak yang tengah dihadapi ASEAN. Anwar sendiri mengunggah kabar pertemuan tersebut di media sosialnya, menekankan urgensi penyelesaian isu-isu tersebut sesegera mungkin. Pertemuan ini menjadi sorotan karena melibatkan tiga tokoh kunci di kawasan Asia Tenggara.
Salah satu isu utama yang dibahas adalah situasi krisis di Myanmar. Ketiga pemimpin tersebut sepakat mengenai pentingnya menghidupkan kembali Konsensus Lima Poin dan mencari solusi terbaik untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan. Mereka juga menekankan perlunya transparansi informasi terkini mengenai perkembangan situasi di Myanmar kepada seluruh Menteri Luar Negeri ASEAN.
Selain krisis Myanmar, pertemuan tersebut juga membahas berbagai tantangan regional lainnya. Anwar, Thaksin, dan Sultan Bolkiah membahas masalah kejahatan transnasional seperti penyelundupan narkoba, perdagangan manusia, dan penipuan daring yang marak terjadi di kawasan tersebut. Mereka menyadari pentingnya kerja sama regional untuk memberantas kejahatan-kejahatan tersebut.
Isu Laut China Selatan dan Kerja Sama Regional
Pertemuan tingkat tinggi ini juga menyinggung perselisihan di Laut China Selatan. Ketiga pemimpin sepakat bahwa diperlukan kemajuan diplomatik multilateral untuk mempercepat penyelesaian negosiasi Panduan Perilaku (CoC) di wilayah yang disengketakan tersebut. Hal ini menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut.
Selain itu, dibahas pula pentingnya percepatan usulan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Amerika Serikat (AS), yang sebelumnya telah diusulkan pada Retret Menteri Luar Negeri ASEAN di Langkawi, Januari lalu. Kerja sama yang erat dengan AS dinilai penting untuk menghadapi berbagai tantangan bersama di kawasan tersebut.
Dalam konteks ekonomi, Anwar, Thaksin, dan Sultan Bolkiah membahas upaya memperkuat perdagangan intra-ASEAN dan meningkatkan kerja sama ekonomi regional. Mereka menekankan perlunya kerangka regulasi yang lebih ramah bisnis dan efektif untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Penguatan Ekonomi dan Teknologi
Salah satu fokus utama dalam pembahasan ekonomi adalah mendorong aliran modal yang lebih besar dan merangsang pertumbuhan ekonomi regional yang lebih kuat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh negara anggota ASEAN. Hal ini menunjukkan komitmen bersama untuk pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Terakhir, pertemuan tersebut juga membahas perkembangan teknologi, khususnya mata uang kripto. Ketiga pemimpin menekankan pentingnya pengembangan infrastruktur blockchain yang tepat dan memastikan aksesibilitas digital yang merata sebagai prasyarat utama untuk pembangunan yang sehat dan progresif di kawasan tersebut.
Pertemuan Anwar Ibrahim, Thaksin Shinawatra, dan Sultan Hassanal Bolkiah di Brunei merupakan langkah penting dalam upaya mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi ASEAN. Komitmen bersama untuk menyelesaikan isu-isu mendesak ini menunjukkan pentingnya kerja sama regional dalam menjaga stabilitas, keamanan, dan kesejahteraan di kawasan Asia Tenggara.
Kesimpulannya, pertemuan ini menghasilkan kesepakatan untuk fokus pada beberapa isu krusial, mulai dari krisis Myanmar hingga pengembangan ekonomi digital. Komitmen bersama untuk menyelesaikan masalah-masalah ini menandakan pentingnya kolaborasi regional dalam menghadapi tantangan kompleks di era global saat ini.