ASEAN di Langkawi: Bahas Prioritas Keketuaan Malaysia 2025
Pertemuan Pejabat Senior ASEAN (SOM) di Langkawi membahas prioritas utama Keketuaan ASEAN-Malaysia 2025, fokus pada inklusivitas dan keberlanjutan, sebagai persiapan Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN (AMM).
Pertemuan Pejabat Senior ASEAN (SOM) telah berlangsung di Langkawi, Malaysia, pada Sabtu, 18 Januari 2025. Pertemuan yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Malaysia, Amran Mohamed Zin, ini berfokus pada prioritas utama Keketuaan ASEAN-Malaysia tahun 2025 dengan tema "Inklusivitas dan Keberlanjutan". Hasil dari pertemuan ini akan menjadi bahan diskusi penting dalam pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) berikutnya.
SOM, pertemuan tingkat pejabat senior kementerian luar negeri negara-negara ASEAN, merupakan langkah awal sebelum AMM. Diskusi di SOM mencakup berbagai isu strategis regional. Para pejabat senior bertukar pikiran, merumuskan rekomendasi, dan menyelaraskan posisi masing-masing negara anggota. Proses ini sangat penting untuk memastikan dialog yang produktif dan terkoordinasi antar negara anggota ASEAN.
Salah satu poin utama yang dibahas adalah penguatan sentralitas ASEAN melalui dialog berkelanjutan dan peningkatan kepercayaan strategis antar negara. Malaysia, sebagai ketua ASEAN 2025, juga berkomitmen untuk meningkatkan perdagangan dan investasi intra-ASEAN. Kemajuan dalam sains, teknologi, dan transformasi digital juga menjadi fokus utama.
Keketuaan Malaysia menekankan inklusivitas dan keberlanjutan dalam membangun komunitas regional yang lebih kuat. Hal ini meliputi upaya mempersempit kesenjangan pembangunan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan menghadapi dampak perubahan iklim. Komitmen ini sejalan dengan visi ASEAN untuk menciptakan kawasan yang lebih adil dan berkelanjutan bagi seluruh anggotanya.
Pertemuan SOM di Langkawi juga menyinggung isu krisis di Myanmar. Meskipun detailnya tidak dipublikasikan secara luas, permasalahan ini tentunya menjadi perhatian serius bagi negara-negara anggota ASEAN. Pejabat senior dari seluruh negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia yang diwakili oleh Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Sidharto Reza Suryodipuro, hadir dalam pertemuan ini. Bahkan Timor Leste, yang masih dalam proses menjadi anggota penuh ASEAN, turut hadir sebagai pengamat.
Pertemuan SOM di Langkawi merupakan langkah krusial dalam mempersiapkan AMM pada Minggu, 19 Januari 2025. AMM sendiri akan dihadiri oleh Sekretaris Jenderal ASEAN. Hasil-hasil dari SOM akan menjadi landasan utama bagi pembahasan yang lebih mendalam dan pengambilan keputusan dalam AMM.
ASEAN, atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Saat ini, ASEAN beranggotakan 10 negara: Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, Kamboja, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Brunei Darussalam. Timor Leste telah diterima secara prinsip sebagai anggota ke-11 pada November 2022, namun proses aksesi masih berlangsung.