AI: Kunci Indonesia Kuasai Pasar Tambang Global?
Wakil Menteri Kominfo sebut pemanfaatan AI di sektor pertambangan berpotensi besar menjadikan Indonesia sebagai pemain global, lewat efisiensi dan keberlanjutan.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, baru-baru ini menyatakan bahwa pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di sektor pertambangan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama di pasar global. Pernyataan ini disampaikan dalam forum 'Indonesia AI Day for Mining Industry' di Jakarta. Forum tersebut menekankan pentingnya adopsi teknologi AI untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keberlanjutan praktik pertambangan di Indonesia.
Nezar Patria menekankan urgensi bagi pelaku industri pertambangan untuk tidak ketinggalan dalam memanfaatkan teknologi AI. Menurutnya, peningkatan penggunaan AI untuk otomatisasi pekerjaan di sektor pertambangan dalam empat tahun terakhir menunjukkan tren yang signifikan. Ia optimistis bahwa dengan penerapan AI yang tepat, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai pemain global dalam industri pertambangan.
Lebih lanjut, Wamenkominfo menjelaskan bahwa pemanfaatan AI dapat merevolusi berbagai aspek operasional pertambangan, mulai dari optimalisasi rantai pasok hingga percepatan proses eksplorasi. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mendorong transformasi digital di berbagai sektor, termasuk pertambangan.
Otomatisasi Pertambangan dengan AI: Lebih Cepat dan Efisien
Salah satu contoh nyata pemanfaatan AI adalah dalam mempercepat proses eksplorasi. Penggunaan kombinasi machine learning dan computer vision memungkinkan proses eksplorasi lahan tambang yang sebelumnya memakan waktu hingga satu minggu, kini dapat diselesaikan hanya dalam hitungan jam. Otomatisasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi waktu, tetapi juga mengurangi beban kerja manusia.
Dengan otomatisasi berkat AI, para penambang dapat lebih fokus pada aktivitas-aktivitas bernilai tinggi seperti inovasi dan pengembangan bisnis. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri pertambangan Indonesia di kancah internasional. Pemanfaatan AI juga diharapkan dapat menciptakan nilai tambah pada hasil pertambangan dan mendorong praktik pertambangan yang lebih berkelanjutan.
Nezar Patria juga mendorong para pelaku industri pertambangan untuk segera mengadopsi teknologi AI dan melatih sumber daya manusia agar terampil dalam mengoperasikan dan mengembangkan teknologi tersebut. Pemerintah siap mendukung upaya ini melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan kapasitas.
GPU Ramah Lingkungan: Masa Depan AI di Pertambangan
Menyinggung tren perkembangan AI di industri pertambangan, Nezar Patria juga membahas potensi pemanfaatan Graphics Processing Unit (GPU) sebagai engine teknologi AI yang lebih ramah lingkungan. Penggunaan GPU yang lebih efisien energi dapat meminimalkan dampak lingkungan dari operasional AI di sektor pertambangan.
Hal ini penting mengingat penggunaan AI secara otomatis membutuhkan energi yang cukup besar. Oleh karena itu, pengembangan teknologi AI yang hemat energi menjadi tren yang perlu diperhatikan. Nezar Patria berharap industri pertambangan Indonesia dapat berkomitmen untuk mengadopsi teknologi AI yang ramah lingkungan demi keberlanjutan bisnis dan pelestarian lingkungan.
Kesimpulannya, pemanfaatan AI di sektor pertambangan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing di pasar global. Dengan dukungan pemerintah dan komitmen para pelaku industri, Indonesia dapat mewujudkan transformasi digital di sektor pertambangan dan menjadi pemain global yang terkemuka.
“Pemanfaatan teknologi AI oleh pelaku industri pertambangan mampu mengukuhkan posisi Indonesia sebagai global player dengan praktik pertambangan yang efektif, efisien dan berkelanjutan,” kata Wamenkomdigi Nezar Patria.