Diabetes dan Obesitas Tingkatkan Risiko Infeksi Jamur Kulit
Penderita diabetes dan obesitas lebih rentan terhadap infeksi jamur kulit karena kondisi kulit yang lembap, menurut dr. Ulul Albab, Sp.OG dari IDI.

Jakarta, 11 Februari 2024 - Sebuah diskusi kesehatan baru-baru ini di Jakarta Selatan menyoroti peningkatan risiko infeksi jamur kulit pada penderita diabetes dan obesitas. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Ulul Albab, Sp.OG, menjelaskan bahwa kondisi kulit yang lembap pada individu dengan penyakit-penyakit ini menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan jamur.
Faktor Risiko: Diabetes dan Obesitas
Menurut dr. Ulul, kelembapan berlebih pada kulit penderita diabetes dan obesitas mempercepat penyebaran jamur. "Biasanya bagi mereka yang kena diabetes dan obesitas, karena bagian-bagian yang lembapnya lebih banyak. Makanya kenapa yang manis jangan terlalu manis, karena bisa juga jamur terpengaruh bertumbuh di sana," jelasnya. Kondisi kulit yang lembap ini, terutama di area lipatan kulit seperti selangkangan, paha, dan perut, menjadi tempat berkembang biaknya jamur.
Penjelasan lebih lanjut mengenai mengapa kondisi ini meningkatkan risiko infeksi jamur sangat penting. Tingginya kadar gula darah pada penderita diabetes dapat mengganggu fungsi sistem imun, sehingga tubuh kurang mampu melawan infeksi jamur. Sementara itu, obesitas seringkali dikaitkan dengan peningkatan keringat dan gesekan kulit, yang menciptakan lingkungan yang hangat dan lembap, ideal untuk pertumbuhan jamur.
Gejala dan Masa Inkubasi
Dr. Ulul menjelaskan ciri-ciri infeksi jamur kulit, seperti munculnya batas tegas antara kulit sehat dan area yang terinfeksi, disertai kemerahan. "Kalau digaruk keluar, putih-putihnya kaya serbuk seperti itu," katanya menggambarkan tampilan jamur pada kulit. Ia juga menekankan pentingnya memahami masa inkubasi jamur, yaitu periode antara paparan jamur hingga munculnya gejala. "Jadi kadang-kadang di awal, ketika kita terpapar jamur belum ada gejalanya. Misalnya, ketika kita pakai sepatu berjam-jam atau gak ganti kaos kaki berhari-hari, gak saat itu kemudian kena jamur, tapi setelahnya baru muncul jamurnya," ujarnya.
Pencegahan dan Perawatan
Menjaga kebersihan tubuh, terutama di area yang lembap dan mudah berkeringat, adalah kunci pencegahan. Dr. Ulul menyarankan untuk segera mengeringkan keringat setelah beraktivitas dan mencuci area tersebut dengan sabun dan air mengalir. "Jamur itu jarang sekali adanya di jidat atau di pipi karena itu paling sering dibersihkan. Tapi seperti di sela-sela kaki, lipatan di paha, lipatan perut, dan itu yang paling sering ada jamur karena di bagian tersebut keringat itu jarang bisa langsung dibersihkan," terangnya. Langkah sederhana ini dapat secara efektif memutus rantai inkubasi jamur.
Kesimpulan
Infeksi jamur kulit merupakan masalah kesehatan yang umum, dan penderita diabetes dan obesitas memiliki risiko lebih tinggi. Memahami faktor risiko, gejala, dan langkah pencegahan sangat penting untuk menjaga kesehatan kulit. Dengan menjaga kebersihan dan mengeringkan area yang lembap, kita dapat meminimalkan risiko infeksi jamur dan menjaga kesehatan kulit secara keseluruhan. Konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan jika muncul gejala infeksi jamur.