Digitalisasi Pesantren: Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045
Kemenag mendorong digitalisasi pesantren untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045, dengan dukungan pemerintah dan swasta.

Kementerian Agama (Kemenag) menekankan pentingnya implementasi digitalisasi di lingkungan pesantren untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045. Direktur Direktorat Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kemenag, Basnang Said, mengungkapkan hal ini dalam acara peluncuran program CSR Huawei di Jakarta Selatan. Inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan sekitar 4,6 juta santri di lebih dari 42.000 pesantren di seluruh Indonesia, bahkan hingga mencapai potensi 18 juta jiwa jika termasuk madrasah dan sekolah di bawah naungan pesantren.
Basnang menyoroti kontribusi pesantren dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sejak sebelum kemerdekaan. Namun, beliau juga menekankan kurangnya contoh pesantren yang melakukan demonstrasi kepada negara, mencerminkan budaya sederhana dan ketahanan yang ditanamkan kepada para santri. Hal ini menunjukkan karakter santri yang terbiasa hidup sederhana dan tidak mudah berdemo hanya karena kekurangan sarana dan prasarana.
Peringatan seabad Nahdlatul Ulama (NU) baru-baru ini mengungkap fakta mengejutkan: 68 pesantren telah berdiri selama berabad-abad, bahkan ada yang sejak abad ke-14, jauh sebelum kedatangan Belanda. Fakta ini semakin menguatkan potensi besar pesantren dalam pembangunan bangsa dan menunjukkan sejarah panjang serta kontribusi signifikan mereka terhadap pendidikan dan perkembangan Indonesia.
Potensi Pesantren dan Tantangan Digitalisasi
Potensi pesantren yang luar biasa ini ditopang oleh lima unsur utama: Kiai sebagai pendidik, santri sebagai generasi penerus, pembentukan karakter, keilmuan, dan keterampilan. Meskipun demikian, sebagian besar pesantren berada di daerah perdesaan dengan keterbatasan akses teknologi dan infrastruktur. Kemenag menyadari tantangan ini dan menjadikan dukungan terhadap kebutuhan digitalisasi pesantren sebagai fokus utama.
Pada tahun 2024, Kemenag telah berhasil membantu digitalisasi 250 pesantren. Angka ini masih kecil jika dibandingkan dengan total pesantren yang ada, namun menunjukkan komitmen pemerintah dalam upaya tersebut. Kemenag juga menyambut baik partisipasi pihak swasta, seperti Huawei, yang meluncurkan program 'Huawei I Do Care' untuk mendukung digitalisasi 12 pesantren dan panti asuhan di 16 wilayah Indonesia.
Program-program seperti ini diharapkan dapat membantu mengatasi kesenjangan akses teknologi di pesantren. Dengan dukungan teknologi yang memadai, diharapkan pesantren dapat lebih efektif dalam menjalankan pendidikan dan mencetak generasi muda yang unggul dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Kolaborasi untuk Pesantren yang Lebih Berkualitas
Basnang Said berharap kolaborasi antara pemerintah dan swasta dapat mempercepat digitalisasi pesantren. Beliau mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun pesantren yang lebih berkualitas dan mampu mencetak generasi penerus bangsa yang unggul, berakhlak mulia, dan berdaya saing global. Digitalisasi bukan hanya sekadar akses internet, tetapi juga tentang pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, manajemen, dan administrasi pesantren.
Dengan dukungan teknologi digital, pesantren dapat mengakses informasi terkini, meningkatkan kualitas pembelajaran melalui metode online, dan memperluas jangkauan pendidikannya. Hal ini akan sangat membantu dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, di mana sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing menjadi kunci utama.
Implementasi digitalisasi di pesantren juga dapat membuka peluang baru bagi santri, seperti akses ke pasar kerja digital dan pengembangan usaha berbasis teknologi. Dengan demikian, digitalisasi tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi para santri dan masyarakat sekitar.
Langkah-langkah konkret dan kolaborasi yang berkelanjutan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan keberhasilan digitalisasi pesantren. Harapannya, digitalisasi dapat menjadi katalis perubahan yang signifikan dalam memajukan pesantren dan mencetak generasi emas Indonesia di masa depan.