Fakta Mengejutkan: 98% Logistik Nasional Bertumpu di Jalan, KNKT Desak Intervensi Pemerintah Atasi Tarif Angkutan Barang ODOL
KNKT menyoroti pentingnya intervensi pemerintah dalam pengaturan Tarif Angkutan Barang ODOL untuk atasi praktik truk kelebihan muatan yang merusak jalan dan membahayakan.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mendesak pemerintah untuk segera mengintervensi praktik tarif angkutan barang. Langkah ini dinilai krusial dalam mengatasi maraknya fenomena Over Dimension Over Load (ODOL) di Indonesia yang kerap merugikan infrastruktur dan keselamatan.
Penyelidik Senior KNKT, Ahmad Wildan, menyampaikan urgensi ini dalam sebuah diskusi di GIIAS 2025, ICE BSD City, Tangerang, pada Senin, 28 Juli. Menurutnya, tarif yang tidak terkontrol menjadi pemicu utama truk-truk kelebihan muatan yang melanggar ketentuan.
Kondisi ini terjadi karena kekuatan tawar-menawar tarif yang didominasi oleh pemilik barang. Akibatnya, perusahaan transportasi terpaksa mengambil risiko ODOL demi menjaga kelangsungan usaha mereka di tengah persaingan ketat.
Tantangan Tarif Angkutan Barang dalam Penanganan ODOL
Persoalan tarif angkutan barang menjadi hambatan signifikan dalam upaya pengendalian ODOL. Saat ini, penentuan tarif sangat dipengaruhi oleh pemilik barang yang memiliki kekuatan tawar cukup besar, sehingga seringkali menekan harga hingga di bawah standar operasional yang sehat.
Situasi ini menyebabkan ketidakpastian keberlangsungan usaha bagi perusahaan transportasi. Demi menekan biaya operasional dan tetap kompetitif, banyak pihak terpaksa melakukan praktik ODOL, yang pada akhirnya merusak jalan dan membahayakan pengguna jalan lainnya.
Wildan menekankan bahwa pemerintah harus melakukan intervensi. Pengaturan tarif angkutan barang yang menjamin keuangan berkelanjutan bagi operator transportasi sangat diperlukan untuk menghilangkan insentif praktik kelebihan muatan.
Optimalisasi Sistem Antarmoda untuk Logistik Nasional
Selain isu tarif, pengembangan sistem antarmoda transportasi juga menjadi hal yang tidak kalah penting untuk mengurangi ketergantungan pada angkutan jalan. Optimalisasi ini bertujuan untuk menciptakan rantai pasok logistik nasional yang lebih efisien dan aman.
Tantangan utama yang dihadapi sistem logistik nasional saat ini terletak pada dominasi transportasi jalan raya. Wildan mengungkapkan bahwa 98 persen sistem rantai pasok logistik kita bertumpu pada kendaraan darat, seperti truk.
Padahal, moda transportasi lain seperti kereta api dan kapal penyeberangan belum dimanfaatkan secara optimal. Diversifikasi moda transportasi akan mengurangi beban jalan raya dan secara tidak langsung membantu menekan praktik ODOL.
Program Zero ODOL dan Dampaknya
Pemerintah Indonesia tengah gencar melaksanakan program "Zero ODOL" yang berupaya menghilangkan praktik truk yang membawa muatan berlebih dan melanggar batas dimensi kendaraan. Program ini merupakan komitmen serius pemerintah untuk menciptakan transportasi yang lebih aman.
Tujuan utama dari inisiatif Zero ODOL adalah untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas secara signifikan. Selain itu, program ini juga bertujuan mengurangi kerusakan infrastruktur jalan yang diakibatkan oleh beban berlebih dan menciptakan persaingan usaha yang lebih sehat dalam industri logistik.
Intervensi pada Tarif Angkutan Barang ODOL yang diusulkan KNKT akan menjadi pelengkap vital bagi program Zero ODOL. Dengan tarif yang adil dan berkelanjutan, operator transportasi tidak lagi memiliki alasan untuk melanggar aturan muatan, sehingga mendukung tercapainya target pemerintah.