Gangguan Tidur Picu Penuaan Dini Otak: Waspada Dampak Buruknya!
Pola tidur yang buruk dapat menyebabkan gangguan kognitif, meningkatkan risiko penyakit kronis, dan bahkan mempercepat penuaan otak, menurut Psikolog Klinis Kasandra A. Putranto.

Jakarta, 7 April 2024 (ANTARA) - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa perubahan pola tidur dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan, mulai dari gangguan kognitif hingga percepatan penuaan otak. Psikolog Klinis lulusan Universitas Indonesia, Kasandra A. Putranto, memberikan penjelasan rinci mengenai hal ini.
Kasandra menjelaskan bahwa kurang tidur atau tidur yang tidak teratur dapat mengganggu fungsi kognitif, seperti perhatian, daya ingat, dan kemampuan berpikir. Ia menambahkan bahwa penelitian menunjukkan kurang tidur juga menghambat proses pembelajaran dan memori. Dampaknya meluas hingga pada kesehatan mental, meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.
Lebih lanjut, Kasandra memaparkan bahwa perubahan waktu tidur mengganggu ritme sirkadian, siklus alami tubuh yang mengatur tidur dan bangun. Gangguan ini dapat memicu masalah tidur kronis dan berdampak negatif pada kesehatan secara keseluruhan. Hal ini juga meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan obesitas.
Dampak Buruk Kurang Tidur terhadap Otak
Kasandra menekankan bahwa kebiasaan tidur yang buruk mempercepat penuaan otak. "Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer," ujarnya. Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk menjaga kesehatan otak dan fungsi kognitif yang optimal. Kurangnya waktu tidur dapat mengganggu proses perbaikan dan regenerasi sel-sel otak.
Selain itu, kurang tidur dapat menurunkan daya tahan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit. Sistem imun yang lemah akibat kurang tidur dapat memperparah kondisi kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, menjaga pola tidur yang teratur sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kebugaran.
Kasandra juga menjelaskan bahwa sosialisasi berlebihan, terutama pada anak-anak, dapat menyebabkan overstimulasi dan mengganggu pola tidur. "Stres dan kelelahan akibat interaksi sosial yang intens juga dapat mengganggu pola tidur anak, sehingga penting untuk menjaga keseimbangan antara waktu bersosialisasi dan waktu istirahat," katanya. Hal ini perlu diperhatikan oleh orang tua untuk memastikan anak-anak mendapatkan istirahat yang cukup.
Tips Mengatur Pola Tidur yang Baik
Untuk mengatasi masalah tidur, Kasandra menyarankan beberapa langkah sederhana namun efektif. Pertama, usahakan tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan, untuk mengatur ritme sirkadian tubuh. Kedua, olahraga teratur dapat meningkatkan kualitas tidur, tetapi hindari berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur.
Ketiga, lakukan aktivitas relaksasi sebelum tidur, seperti membaca, meditasi, atau mandi air hangat. Hindari aktivitas yang merangsang, seperti menonton TV atau menggunakan gawai, setidaknya satu jam sebelum tidur karena cahaya biru dapat mengganggu produksi melatonin. Keempat, pastikan kamar tidur gelap, tenang, dan sejuk. Gunakan tirai gelap, penutup telinga, atau mesin suara putih jika diperlukan.
Kasandra juga menyarankan untuk menghindari kafein dan alkohol sebelum tidur karena dapat memengaruhi kualitas tidur. Batasi tidur siang tidak lebih dari 20-30 menit dan hindari tidur siang di sore hari. "Proses mengembalikan pola tidur mungkin memerlukan waktu. Bersabarlah dan tetap konsisten dengan rutinitas yang telah Anda tetapkan," pesannya.
Kesimpulannya, menjaga pola tidur yang teratur dan berkualitas sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental. Kurang tidur dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan kognitif dan penuaan otak. Dengan menerapkan tips di atas, diharapkan kita dapat meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.