Ibu Menyusui Puasa Ramadan? Konsultasi Dokter dan Pastikan Cairan Tubuh Tercukupi!
Praktisi kesehatan masyarakat menjelaskan bahwa ibu menyusui boleh puasa asalkan sehat, cairan tubuh terpenuhi, dan selalu berkonsultasi dengan dokter.

Jakarta, 26 Februari 2024 (ANTARA) - Kabar baik bagi ibu menyusui yang ingin menjalankan ibadah puasa Ramadan! Praktisi Kesehatan Masyarakat, dr. Ngabila Salama, menjelaskan bahwa ibu menyusui tetap dapat berpuasa, tetapi dengan beberapa syarat penting. Kesehatan ibu dan bayi, serta kecukupan cairan tubuh menjadi kunci utama dalam menentukan keputusan ini.
Menurut dr. Ngabila, "Berpuasa saat menyusui bisa dilakukan dengan aman jika ibu dan bayi dalam kondisi sehat." Namun, beliau menekankan pentingnya konsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa, terutama jika bayi masih di bawah enam bulan dan mengonsumsi ASI eksklusif. Kondisi kesehatan ibu dan bayi harus menjadi pertimbangan utama.
Konsultasi dokter sangat penting untuk memastikan kondisi kesehatan ibu dan bayi siap menjalani puasa. Hal ini membantu meminimalisir risiko yang mungkin terjadi selama berpuasa. Ibu menyusui perlu memahami bahwa tubuhnya bekerja keras untuk memproduksi ASI, sehingga menjaga kesehatan dan memenuhi kebutuhan cairan sangat krusial.
Kesehatan Ibu dan Bayi: Prioritas Utama
dr. Ngabila menjelaskan bahwa jika bayi sudah mulai mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI) dan frekuensi menyusu berkurang, maka puasa akan lebih mudah dijalankan. Namun, tetap penting untuk memantau kondisi bayi dan memastikan ia tetap sehat dan mendapatkan cukup nutrisi. Perubahan pola makan dan minum ibu juga dapat memengaruhi produksi ASI.
Selain konsultasi dokter, ibu menyusui perlu memperhatikan asupan cairan tubuh. Minimal 2-3 liter air putih per hari sangat disarankan. "Minumnya bisa dibagi saat berbuka puasa, sebelum tidur dan saat sahur," saran dr. Ngabila. Hindari minuman berkafein seperti kopi, teh, dan soda karena dapat menyebabkan dehidrasi.
Asupan nutrisi juga harus diperhatikan. Ibu menyusui membutuhkan nutrisi seimbang untuk menjaga kesehatan dan produksi ASI. Sahur yang ideal meliputi karbohidrat kompleks (nasi merah, oatmeal, roti gandum), protein (telur, ayam, ikan, tahu, tempe), lemak sehat (alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun), serta buah dan sayur untuk memenuhi kebutuhan serat dan vitamin.
Tips Berpuasa untuk Ibu Menyusui
Saat berbuka puasa, disarankan untuk memulai dengan air putih dan beberapa kurma untuk mengembalikan energi secara bertahap. Hindari makanan berlemak tinggi dan terlalu manis agar tidak mudah lemas. Penting untuk memantau produksi ASI dan kondisi bayi. Jika bayi rewel atau ASI berkurang, ibu sebaiknya mempertimbangkan untuk membatalkan puasa.
Istirahat yang cukup juga sangat penting. Kurangi aktivitas berat dan manfaatkan waktu istirahat sebaik mungkin. Jika ibu merasa lemas, pusing, atau produksi ASI menurun drastis, membatalkan puasa adalah pilihan yang tepat demi kesehatan ibu dan bayi. Ingat, kesehatan ibu dan bayi adalah prioritas utama.
Kesimpulannya, ibu menyusui dapat berpuasa dengan catatan selalu berkonsultasi dengan dokter, memperhatikan asupan cairan dan nutrisi yang cukup, serta memantau kondisi kesehatan diri dan bayi. Jangan ragu untuk membatalkan puasa jika merasa tidak sehat atau produksi ASI menurun drastis.
"Kalau merasa ragu atau ingin kepastian lebih, bisa konsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa," pungkas dr. Ngabila.