Ibu Hamil Puasa Ramadan? Perhatikan Saran Dokter Ini!
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Matthew Simangunsong, memberikan saran penting bagi ibu hamil yang ingin berpuasa Ramadan, anjurkan puasa bertahap dan perhatikan asupan nutrisi.

Jakarta, 7 Maret 2024 (ANTARA) - Sebuah saran penting disampaikan oleh dr. Matthew Simangunsong, Sp.OG, dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Rumah Sakit Umum Daerah Johar Baru, bagi ibu hamil yang ingin menjalankan ibadah puasa Ramadan. Ia menekankan agar ibu hamil tidak memaksakan diri berpuasa jika muncul keluhan, dan menganjurkan pendekatan yang bertahap untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.
Dalam webinar daring, dr. Matthew menjelaskan, "Ibu hamil boleh berpuasa, tetapi jangan dipaksakan. Keluhan seperti mual dan nyeri ulu hati harus diperhatikan. Jika muncul, puasa sebaiknya ditunda." Ia menyarankan pendekatan yang lebih bijak, dimulai dengan puasa setengah hari untuk membiasakan tubuh.
Lebih lanjut, dr. Matthew menjelaskan pentingnya pemantauan berat badan selama menjalankan puasa. "Jika berat badan ibu hamil turun selama puasa, meskipun telah dilakukan selama satu hingga dua minggu, maka puasa sebaiknya dihentikan," tegasnya. Hal ini karena penurunan berat badan mengindikasikan asupan nutrisi yang kurang, yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.
Tips Puasa Sehat untuk Ibu Hamil
Untuk ibu hamil yang ingin berpuasa, dr. Matthew memberikan beberapa tips penting. Pertama, pastikan mengonsumsi makanan bergizi sebanyak tiga kali sehari: sahur, buka puasa, dan sebelum tidur. "Konsumsi makanan berat tiga kali sehari sangat penting," ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan nutrisi.
Komposisi makanan harus diutamakan pada protein dan lemak, yang sangat dibutuhkan janin. "Fokuslah pada lauk pauk seperti ayam, ikan, daging, telur, dan sayur-sayuran. Karbohidrat seperti nasi tetap diperlukan, tetapi porsinya tidak boleh dominan," jelasnya. Meskipun takjil dan makanan manis diperbolehkan, dr. Matthew menyarankan agar porsinya dibatasi sekitar 20-30 persen dari total asupan makanan.
Selain memperhatikan asupan makanan, ibu hamil juga perlu menjaga hidrasi dengan mengonsumsi air putih sekitar 2,5 liter per hari. "Makanan rendah karbohidrat lebih baik daripada yang tinggi karbohidrat, karena dapat meminimalisir peningkatan asam lambung," tambahnya. Hal ini penting untuk mencegah dehidrasi dan masalah pencernaan yang dapat mengganggu ibadah puasa.
Pentingnya Monitoring Kesehatan
Dokter Matthew juga menyarankan agar ibu hamil yang berpuasa memantau berat badannya secara berkala. Jika memungkinkan, periksa berat badan janin melalui USG. Namun, jika tidak memungkinkan, pemantauan berat badan ibu sendiri dapat menjadi indikator sederhana. Penurunan berat badan yang signifikan menjadi tanda bahaya yang perlu diwaspadai.
Kesimpulannya, dr. Matthew menekankan pentingnya kehati-hatian dan konsultasi dengan dokter sebelum ibu hamil memutuskan untuk berpuasa. Puasa yang sehat dan aman harus diutamakan demi kesehatan ibu dan janin. Pemantauan kondisi tubuh dan asupan nutrisi yang tepat sangat penting untuk memastikan kehamilan yang sehat selama bulan Ramadan.
Dengan memperhatikan saran-saran di atas, diharapkan ibu hamil dapat menjalankan ibadah puasa dengan aman dan nyaman tanpa mengorbankan kesehatan diri dan calon buah hati.