Kemenparekraf Ajak Oliver Wihardja, Pelukis Autisme, Pamer Karya di Hari Waisak
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) mengajak pelukis autisme Oliver Wihardja berkolaborasi memamerkan lukisan bertema biksu di momen Hari Waisak.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar, baru-baru ini mengajak Oliver Wihardja, seorang seniman muda penyandang autisme, untuk berkolaborasi dalam pameran lukisan. Ajakan ini disampaikan dalam pertemuan di Gedung Film Pesona Indonesia pada Kamis, 24 April 2024. Pertemuan tersebut membahas kemungkinan memamerkan karya-karya Oliver, khususnya lukisan bertema biksu, dalam rangka memperingati Hari Raya Waisak.
Wamenekraf Irene mengapresiasi karya-karya Oliver dan melihat potensi besar untuk memamerkannya di lokasi-lokasi strategis. "Lukisan karya Oliver bertema biksu ini berpotensi untuk kita kolaborasikan di momen perayaan Hari Waisak nanti untuk bisa dipamerkan di tempat-tempat yang tepat seperti halnya galeri yang berada di Candi Borobudur atau beberapa tempat lainnya seperti Taman Mini Indonesia Indah sehingga lukisan tersebut mendapat perhatian dari komunitas yang tepat," ungkap Wamenekraf Irene dalam keterangan pers.
Dalam pertemuan tersebut, Oliver memperlihatkan dua lukisan bertema biksu kepada Wamenekraf. Oliver, yang telah mengadakan empat pameran tunggal, menjelaskan bahwa ia terinspirasi oleh kepala botak para biksu, yang kemudian dituangkannya ke dalam karya seni lukisnya. Hal ini menunjukkan bakat dan kreativitas luar biasa yang dimiliki Oliver meskipun memiliki keterbatasan.
Kolaborasi dan Dukungan Kemenparekraf
Wamenekraf Irene menekankan kekagumannya pada karya-karya Oliver. "Kespesialan yang dimiliki Oliver adalah jati dirinya. Bisa dilihat di balik kebutuhan khususnya ia bisa membuat karya-karya lukisan yang hebat, jadi masyarakat bisa tahu dan menjadi inspirasi banyak orang," puji Wamenekraf Irene. Dukungan dari Kemenekraf ini diharapkan dapat memberikan kesempatan yang lebih luas bagi Oliver untuk mengembangkan bakatnya dan memperkenalkan karyanya kepada khalayak yang lebih besar.
Ibunda Oliver, Shinwi, mengungkapkan rasa senangnya atas kesempatan beraudiensi dengan Wamenekraf dan tim Kemenekraf. "Kami senang sekali bisa bertemu dengan Ibu Irene dan tim Kemenekraf yang dengan hangat menyambut kami. Diskusi ini memberikan banyak masukan yang sebenarnya sesuai dengan apa yang kami harapkan, semoga karya Oliver kali ini bisa dilihat di waktu yang tepat saat perayaan Waisak nanti," ujar Shinwi. Dukungan dari keluarga juga menjadi kunci keberhasilan Oliver dalam berkarya.
Audiensi tersebut juga dihadiri oleh Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Yuke Sri Rahayu serta Plt Direktur Seni Rupa dan Seni Pertunjukan Dadam Mahdar. Direktur Dadam menambahkan bahwa kolaborasi ini merupakan kelanjutan dari kerja sama sebelumnya antara Oliver dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada periode 2021-2024 di bawah kepemimpinan Sandiaga Salahuddin Uno. Hal ini menunjukkan konsistensi dukungan pemerintah terhadap seniman-seniman berbakat.
Potensi Karya Oliver dan Ekonomi Kreatif
Karya-karya Oliver tidak hanya bernilai seni, tetapi juga memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi kreatif. Lukisan-lukisan bertema biksu yang dibuat Oliver dapat menjadi daya tarik tersendiri dan dapat dipromosikan di tempat-tempat wisata religi. Hal ini sejalan dengan arahan Wamenekraf Irene untuk memamerkan karya Oliver di tempat-tempat yang tepat, seperti Candi Borobudur atau Taman Mini Indonesia Indah.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Oliver dan juga bagi pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Dengan memamerkan karya-karya Oliver di tempat-tempat yang strategis, diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni dan juga memberikan inspirasi bagi seniman-seniman lainnya. Pameran karya Oliver di Hari Waisak juga memiliki nilai simbolik yang kuat, karena dapat memperkenalkan seni kontemporer dengan nilai-nilai spiritual.
Secara keseluruhan, pertemuan antara Wamenekraf Irene dan Oliver Wihardja menandai sebuah langkah positif dalam mendukung seniman muda berbakat dengan keterbatasan. Kolaborasi ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi Oliver untuk memamerkan karyanya, tetapi juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia dengan melibatkan berbagai kalangan, termasuk penyandang disabilitas.