Kemenparekraf Dorong Inovasi Desainer Fashion Indonesia: Kekayaan Intelektual Kunci Tembus Pasar Global
Kemenparekraf mendorong desainer fashion Indonesia untuk berinovasi, menjadikan kekayaan intelektual sebagai kekuatan utama menembus pasar global. Bagaimana strategi ini akan diwujudkan?

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) secara aktif mendorong para perancang busana di Indonesia untuk terus berinovasi. Langkah ini bertujuan meningkatkan kreativitas sebagai pilar utama penggerak sektor ekonomi kreatif nasional.
Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Kemenparekraf, Yuke Sri Rahayu, menekankan pentingnya kekayaan intelektual (IP). Hal ini disampaikan dalam acara Kick Off Indonesia International Modest Fashion Festival (In2Motionfest) 2025 di Jakarta, Rabu (23/7).
Menurut Yuke, inovasi dan kreativitas adalah kekuatan sejati ekonomi kreatif, terutama bagi desainer. Potensi ini diharapkan mampu membawa produk fashion Indonesia, khususnya modest fashion, bersaing di kancah global.
Kekuatan Kekayaan Intelektual dalam Desain
Yuke Sri Rahayu menjelaskan bahwa kekayaan intelektual dari desain busana modest Indonesia memiliki potensi besar. Desain dan motif khas Tanah Air seringkali tidak ditemukan di negara lain. Ini menjadi keunggulan kompetitif.
Keunikan ini memungkinkan produk fashion Indonesia untuk menembus pasar global. Desainer fashion Indonesia memiliki peluang besar untuk menciptakan tren baru.
Pengembangan IP yang kuat akan memastikan keberlanjutan dan nilai tambah bagi industri fashion. Ini juga melindungi karya desainer dari pembajakan.
Program Kemenparekraf untuk Desainer Fashion Indonesia
Kemenparekraf telah menyiapkan berbagai program strategis untuk mendukung desainer fashion Indonesia. Salah satunya adalah program inkubasi yang menyediakan pelatihan dan pendampingan. Ini ditujukan khusus bagi jenama fashion, terutama modest fashion.
Selain itu, ada program Akselerasi Kreasi Ekspor Indonesia (ASIK) yang dirancang untuk membantu desainer menemukan pasar global. Program ini membekali desainer dengan pemahaman persyaratan dokumentasi ekspor dan perizinan.
Yuke menambahkan, ASIK juga memfasilitasi sertifikasi tertentu dan business matching. Tujuannya adalah mempertemukan desainer dengan calon pembeli atau mitra dari luar negeri.
Kemenparekraf juga menjalin kerja sama erat dengan Kementerian Perdagangan. Mereka meminta atase perdagangan di luar negeri untuk memberikan umpan balik mengenai tren fashion yang diminati. Informasi ini sangat krusial untuk desainer fashion Indonesia.
Potensi Pasar Global dan Kolaborasi Lintas Sektor
Potensi pasar luar negeri bagi desainer fashion Indonesia tidak hanya terbatas pada Amerika Serikat. Yuke menyebutkan negara-negara seperti Jepang atau Uzbekistan juga memiliki selera fashion yang sesuai. Ini memungkinkan produk Indonesia untuk tepat sasaran.
Identifikasi pasar yang tepat menjadi kunci keberhasilan ekspor. Kemenparekraf terus berupaya memperluas jaringan pasar internasional.
Untuk mendukung pertumbuhan subsektor fashion, khususnya modest fashion, Yuke mengharapkan dukungan dari lembaga keuangan. Kolaborasi lintas sektor juga dinilai sangat penting.
Sinergi antara pemerintah, industri, dan lembaga keuangan akan menciptakan ekosistem yang kondusif. Ini akan membantu desainer fashion Indonesia meraih kesuksesan di pasar global.