Lelang Frekuensi 5G: Kunci Pemerataan Akses Internet di Indonesia?
Pengamat Telekomunikasi Heru Sutadi mendorong percepatan lelang frekuensi 5G untuk pemerataan akses internet di Indonesia, terutama dengan mempertimbangkan biaya operasional yang tinggi.

Pemerintah didesak untuk segera melelang spektrum pita frekuensi guna mempercepat pemerataan akses 5G di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Heru Sutadi, Direktur Eksekutif ICT Institute, yang menilai lambatnya perkembangan 5G di Indonesia disebabkan oleh kendala operator telekomunikasi dalam memperoleh spektrum frekuensi, khususnya di pita 700 MHz dan 3500 MHz. Pernyataan ini disampaikan pada Senin, 28 April, di Jakarta.
Menurut Heru, "Saat ini, perkembangan 5G masih belum seperti diharapkan sehingga masyarakat belum bisa menggunakannya secara maksimal dan merata di berbagai wilayah di Indonesia. Persoalan utamanya adalah karena operator terkendala alat produksi berupa spektrum frekuensi."
Ia menekankan pentingnya lelang frekuensi yang telah diwacanakan sejak tahun lalu untuk segera direalisasikan. Dengan ketersediaan spektrum frekuensi yang memadai, diharapkan pemerataan akses 5G dapat tercapai lebih cepat dan lebih merata di seluruh wilayah Indonesia.
Spektrum Frekuensi dan Biaya Operasional
Heru juga menyoroti tingginya biaya operasional yang menjadi hambatan bagi operator telekomunikasi dalam mengembangkan jaringan 5G. Ia berharap pemerintah memberikan insentif berupa harga spektrum frekuensi yang terjangkau. "Hal itu karena regulatory cost atau biaya terkait perizinan, penggunaan spektrum hingga retribusi di daerah masih tinggi, di mana total sekitar 12 persen, yang tentunya membuat bisnis telekomunikasi berbiaya tinggi," jelasnya.
Tingginya biaya ini mencakup berbagai aspek, mulai dari perizinan hingga retribusi daerah. Kondisi ini membuat operator telekomunikasi perlu mempertimbangkan secara matang investasi mereka dalam pengembangan jaringan 5G, khususnya di daerah-daerah dengan potensi pasar yang relatif kecil.
Oleh karena itu, dukungan pemerintah melalui insentif harga spektrum frekuensi menjadi sangat krusial untuk mendorong operator telekomunikasi memperluas jangkauan layanan 5G ke seluruh wilayah Indonesia.
Prioritas Implementasi 5G
Heru memberikan saran terkait prioritas implementasi teknologi 5G di Indonesia. Ia menyarankan agar penggunaan teknologi 5G diutamakan di kawasan pabrik dan untuk individu, misalnya di kawasan perumahan melalui jaringan WiFi. Hal ini didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektifitas penggunaan teknologi tersebut.
Sementara itu, untuk sektor pendidikan dan kesehatan, Heru menilai bahwa satelit Low Earth Orbit (LEO) seperti Starlink dan Satria milik Bakti Kominfo sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan layanan 5G di sektor tersebut. Dengan demikian, fokus implementasi 5G dapat diarahkan pada sektor-sektor yang lebih membutuhkan kecepatan dan kapasitas jaringan yang tinggi.
Menurutnya, "Segmen yang pas mungkin pabrik, kemudian yang pasti individu karena ponsel itu kan layanan individu, yang mungkin bisa ditingkatkan ke perumahan dengan layanan Wifi."
Solusi Strategis: MOCN dan Infrastruktur PLN
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mengusulkan penerapan model Multi-Operator Core Network (MOCN) untuk mempercepat adopsi 5G di Indonesia. Model ini, yang telah berhasil diterapkan di Malaysia, memungkinkan operator berbagi infrastruktur, sehingga dapat mempercepat ekspansi jaringan sekaligus menekan biaya investasi.
Selain MOCN, pemanfaatan infrastruktur milik PLN juga dianggap sebagai solusi strategis. Dengan memanfaatkan tiang listrik PLN untuk distribusi serat optik, biaya investasi dapat ditekan hingga 67 persen, sehingga penetrasi internet dapat dipercepat dengan lebih efisien.
Kedua solusi ini menawarkan pendekatan yang inovatif dan efisien dalam memperluas akses internet di Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang masih minim akses internet. Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, operator telekomunikasi, dan PLN, pemerataan akses internet di Indonesia dapat terwujud lebih cepat.
Kesimpulannya, lelang frekuensi 5G dan berbagai strategi pendukung lainnya seperti MOCN dan pemanfaatan infrastruktur PLN menjadi kunci utama dalam upaya pemerataan akses internet di Indonesia. Hal ini membutuhkan komitmen dan kerja sama yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan konektivitas digital yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia.