Lelang Frekuensi 1,4 GHz: Internet Murah untuk Masyarakat?
Kementerian Kominfo meminta operator lelang frekuensi 1,4 GHz berkomitmen menyediakan internet murah meriah dengan kecepatan hingga 100 Mbps seharga Rp100.000 - Rp150.000 per bulan.
![Lelang Frekuensi 1,4 GHz: Internet Murah untuk Masyarakat?](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/000156.947-lelang-frekuensi-14-ghz-internet-murah-untuk-masyarakat-1.jpg)
Jakarta, 10 Februari 2024 - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menetapkan syarat ketat bagi operator telekomunikasi yang ingin mengikuti lelang pita frekuensi 1,4 GHz. Syarat utamanya? Komitmen menghadirkan layanan internet terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Hal ini disampaikan langsung oleh Plt. Direktur Penataan Spektrum Frekuensi, Radio, Orbit Satelit, dan Standardisasi Infrastruktur Digital Kementerian Kominfo, Adis Alifiawan, dalam konferensi pers di Jakarta.
Target Layanan Internet Murah
"Barang siapa yang berminat terhadap frekuensi ini, kami ingin mereka komit layanan yang di-deliver itu, bisa ada di rentang harga yang terjangkau atau terbeli buat masyarakat," tegas Adis. Targetnya? Layanan internet berbasis pita frekuensi 1,4 GHz diharapkan sudah dapat dinikmati masyarakat pada tahun ini.
Kominfo membidik harga layanan internet yang sangat kompetitif, yaitu berkisar antara Rp100.000 hingga Rp150.000 per bulan. Kecepatan internet yang ditawarkan pun tidak main-main; hingga 100 Mbps. "Dengan harga segitu, yang didapat itu enggak kaleng-kaleng, enggak yang seadanya gitu. Kita ingin speednya bisa yang up to 100 Mbps," ujar Adis.
Strategi Mencapai Harga Terjangkau
Pertanyaan besarnya adalah: bisakah target harga ini diwujudkan? Adis menjelaskan bahwa tanggung jawab ini ada di pundak penyelenggara layanan. Kominfo berperan memberikan terobosan dengan menetapkan target harga di tingkat konsumen, sementara operator yang menentukan struktur biaya dan perhitungan bisnis mereka.
"Struktur biaya itu kan adalah perhitungannya operator. Kita mencoba nih, untuk memberikan terobosan. Di ujung pokoknya kita mau segini. Itu kembali ke kemampuan mereka, calon peserta seleksi ini, untuk mendesain cost structure mereka, sehingga bisa masuk ke situ," jelasnya.
Adis optimistis hal ini memungkinkan. Salah satu strateginya adalah operator dapat memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada, seperti tiang listrik atau tiang telepon, melalui kerja sama dengan pihak terkait. Ini akan menghemat biaya pembangunan infrastruktur baru.
Pemerintah juga akan mengatur kebijakan Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi agar tidak membebani operator secara berlebihan. Skema pembayaran BHP dirancang untuk mendukung terciptanya layanan terjangkau. Namun, Adis menekankan bahwa keputusan akhir terkait perhitungan bisnis dan strategi operasional tetap berada di tangan calon peserta lelang.
Lelang Frekuensi 1,4 GHz: Tahapan dan Jadwal
Lelang pita frekuensi 1,4 GHz direncanakan berlangsung tahun ini, meskipun tanggal pastinya belum ditentukan. "Paling yang saya bisa bilang ya estimasi di tahun ini. Cuma bulannya bulan apa, itu tergantung dinamika," kata Adis.
Saat ini, proses persiapan lelang masih dalam tahap awal. Konsultasi publik mengenai Rancangan Peraturan Menteri tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio (SFR) pada Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz telah dilakukan. Lelang ini masih harus melalui beberapa tahapan, termasuk persiapan seleksi calon pengguna pita frekuensi.
"Persiapan seleksi itu nanti ada kebutuhan untuk dokumen seleksi, KM (keputusan menteri) seleksi, itu masih panjang lah, kayak gitu. Nanti tahapan-tahapan itu harus ditempuh," tutup Adis.
Kesimpulan
Inisiatif Kominfo untuk menyediakan internet murah melalui lelang frekuensi 1,4 GHz merupakan langkah positif dalam pemerataan akses internet di Indonesia. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada komitmen operator untuk menciptakan model bisnis yang efisien dan terjangkau bagi masyarakat. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.