Nasib Spektrum Frekuensi Pasca Merger XL-Smartfren: Kemkominfo Lakukan Kajian Mendalam
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah mengkaji nasib spektrum frekuensi pasca merger XL Axiata dan Smartfren, termasuk potensi pengembalian spektrum dan dampaknya bagi pembangunan infrastruktur digital.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memastikan tengah mengkaji dampak merger XL Axiata dan Smartfren terhadap spektrum frekuensi yang digunakan. Proses merger dua operator seluler besar ini berdampak pada pemanfaatan spektrum frekuensi yang ada. Dirjen Infrastruktur Digital Kominfo, Wayan Toni Supriyanto, menjelaskan kajian ini penting untuk menentukan langkah selanjutnya terkait pengelolaan spektrum frekuensi pasca merger.
Menurut Wayan Toni Supriyanto, ada kemungkinan spektrum frekuensi akan dikembalikan. Namun, keputusan ini bergantung pada hasil kajian yang sedang dilakukan. "Kemungkinan sih ada yang dikembalikan (spektrum frekuensinya), tapi kita lihat dulu seperti apa. Kalau dikembalikan itu ternyata tidak memiliki value misalnya dari sisi frekuensinya. Kemudian kita akan ada potensi kehilangan dari BHP (Biaya Hak Penggunaan) frekuensi. Ya jangan diambil," ujarnya dalam keterangan pers di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat (21/2).
Kajian yang dilakukan Kominfo tidak hanya fokus pada spektrum frekuensi, tetapi juga mencakup keseluruhan dampak merger XL-Smartfren terhadap pembangunan infrastruktur digital di Indonesia. Kominfo memastikan merger ini harus memberikan manfaat bagi masyarakat, salah satunya melalui peningkatan dan perluasan infrastruktur telekomunikasi.
Kajian Kominfo: Spektrum Frekuensi dan Infrastruktur
Kementerian Kominfo secara menyeluruh mengkaji rencana pemanfaatan frekuensi pasca merger XL Axiata dan Smartfren. Kajian ini mencakup aspek teknis dan kebijakan untuk memastikan pemanfaatan spektrum frekuensi yang efisien dan optimal. Selain itu, Kominfo juga akan mengevaluasi rencana pembangunan infrastruktur yang akan dilakukan oleh entitas baru hasil merger, XLSmart.
Wayan Toni Supriyanto menambahkan, hasil kajian ini diharapkan selesai dalam waktu satu hingga dua pekan. Hasil kajian tersebut akan menjadi dasar persetujuan prinsip dari Kominfo. Setelah persetujuan prinsip diberikan, XLSmart dapat melanjutkan proses administrasi ke lembaga terkait, seperti KPPU dan OJK.
Proses administrasi ini meliputi berbagai hal, termasuk penyesuaian izin usaha, penomoran, arah pembangunan infrastruktur, pengembalian spektrum frekuensi, dan kepastian terkait tenaga kerja. Dengan demikian, entitas baru XLSmart akan mendapatkan izin yang terintegrasi dan tidak lagi terpisah-pisah.
Dampak Merger bagi Masyarakat dan Pembangunan Infrastruktur
Merger XL Axiata dan Smartfren diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi dan memperluas akses internet di Indonesia. Kominfo memastikan akan mengawasi proses merger ini agar memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat. Salah satu fokus utama adalah memastikan pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang lebih merata dan berkualitas.
Kominfo menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses merger ini. Semua proses akan diawasi secara ketat untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Dengan demikian, merger ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Proses merger ini juga akan diawasi agar tidak menimbulkan monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat. Kominfo akan berkoordinasi dengan KPPU untuk memastikan proses merger ini sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak merugikan konsumen.
Proses Administrasi dan Izin Usaha
Setelah mendapatkan persetujuan prinsip dari Kominfo, XLSmart akan melanjutkan proses administrasi ke KPPU dan OJK. Proses ini akan mencakup penyesuaian izin usaha, penomoran, rencana pembangunan infrastruktur, dan pengelolaan spektrum frekuensi. Kominfo memastikan proses ini akan dilakukan secara transparan dan akuntabel.
Dalam izin usaha yang baru, akan tercantum berbagai hal penting, termasuk rencana pembangunan infrastruktur, pengelolaan spektrum frekuensi, dan kepastian terkait tenaga kerja. Dengan demikian, entitas baru XLSmart akan beroperasi dengan izin yang terintegrasi dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Dengan selesainya proses administrasi dan diterbitkannya izin usaha, XLSmart akan resmi beroperasi sebagai entitas baru hasil merger XL Axiata dan Smartfren. Kominfo berharap merger ini akan memberikan dampak positif bagi perkembangan sektor telekomunikasi di Indonesia.
Proses merger XL Axiata dan Smartfren yang membentuk XLSmart ditandai dengan nilai perusahaan pra-sinergi gabungan sebesar Rp104 triliun atau setara 6,5 miliar dolar AS. Axiata Group Berhad dan Sinar Mas menjadi pemegang saham pengendali bersama, masing-masing memiliki 34,8 persen saham di XLSmart.