Rekor Khataman Al-Quran: 352.957 Khataman dalam Sehari Pecahkan Rekor MURI!
Kemkominfo dan Kemenag berhasil mencetak rekor 352.957 khataman Al-Quran dalam sehari melalui program 'Indonesia Khataman Al-Quran', memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung kegiatan keagamaan.

Jakarta, 17 Maret 2025 – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Kementerian Agama (Kemenag) dan Masjid Istiqlal berhasil menorehkan sejarah baru dengan memecahkan rekor 352.957 khataman Al-Quran dalam satu hari. Prestasi luar biasa ini diraih melalui program ‘Indonesia Khataman Al-Quran’ yang memanfaatkan teknologi digital secara maksimal. Rekor ini telah tercatat resmi di Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).
Program yang diselenggarakan pada 16 Ramadhan 1446 H atau 16 Maret 2025 ini bertujuan memperingati Nuzulul Quran. Keberhasilan ini menunjukkan bagaimana digitalisasi mampu memperluas jangkauan dan inklusivitas kegiatan keagamaan di Indonesia. Menteri Komunikasi dan Informatika, Meutya Hafid, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian ini dan berharap akan lebih banyak inisiatif serupa di masa mendatang.
Partisipasi masyarakat dari berbagai penjuru Indonesia sangat signifikan. Berbagai elemen masyarakat, termasuk masjid, Kantor Urusan Agama (KUA), pesantren, majelis taklim, organisasi Islam, dan individu, turut berkontribusi dalam pencapaian rekor ini. Sistem pencatatan real-time yang andal, didukung infrastruktur digital yang kuat, menjadi kunci keberhasilan program ini.
Digitalisasi Mendukung Khataman Al-Quran Nasional
Kemkominfo berperan penting dalam menyediakan infrastruktur digital yang mendukung program ini. Aplikasi khusus dikembangkan untuk memfasilitasi registrasi peserta, penghitungan otomatis jumlah khataman, dan sistem regionalisasi untuk mencatat kontribusi dari berbagai wilayah. Penggunaan server cloud dengan teknologi auto-scaling memastikan sistem tetap optimal meskipun melayani lebih dari 350.000 peserta secara simultan.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat, khususnya Kemkominfo atas dukungan infrastruktur digitalnya. Beliau menekankan bahwa kolaborasi pemerintah dan masyarakat merupakan kunci keberhasilan program ini. "Terima kasih atas dukungan luar biasa dalam memfasilitasi program ini yang memungkinkan lebih dari 350.000 umat berpartisipasi secara bersamaan. Ini adalah bukti bahwa kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa bagi umat Islam di Indonesia," ujar Nasaruddin.
Meutya Hafid menambahkan, "Digitalisasi dapat memperkuat kebersamaan dalam ibadah. Kami bangga bisa membantu masyarakat mencetak sejarah baru dalam khataman Al Quran nasional. Ke depan, kami berharap lebih banyak inisiatif berbasis digital yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas." Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memanfaatkan teknologi untuk mempermudah akses dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaan.
Aplikasi dan Infrastruktur yang Mendukung
Aplikasi khusus yang dikembangkan Kemkominfo memiliki fitur-fitur penting, termasuk registrasi peserta yang mudah, penghitungan otomatis khataman, dan sistem regionalisasi untuk memantau kontribusi dari berbagai daerah. Sistem ini dirancang untuk memastikan akurasi data dan transparansi proses pencatatan.
Selain aplikasi, infrastruktur digital yang andal juga menjadi kunci keberhasilan. Penggunaan server cloud dengan teknologi auto-scaling mampu menangani lonjakan jumlah pengguna secara simultan tanpa kendala. Hal ini memastikan kelancaran proses pencatatan khataman meskipun jumlah peserta sangat besar.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa teknologi digital dapat menjadi alat yang efektif untuk mendukung kegiatan keagamaan berskala besar dan meningkatkan partisipasi masyarakat secara luas. Dengan adanya sistem digital yang terintegrasi, proses pencatatan khataman menjadi lebih efisien, akurat, dan transparan.
Masyarakat dapat mengakses dokumentasi dan informasi lebih lanjut melalui situs resmi www.indonesiakhataman2025.go.id.
Program ‘Indonesia Khataman Al-Quran’ tidak hanya memecahkan rekor MURI, tetapi juga menunjukkan potensi besar digitalisasi dalam memperkuat persatuan dan meningkatkan partisipasi umat dalam kegiatan keagamaan di Indonesia. Ini menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk kebaikan dan kemajuan bangsa.