Srikandi Berkarya dan Green Neighbour Gelar Womate Talks: Perempuan dan Aksi Perubahan Iklim
Diskusi Womate Talks, hasil kolaborasi Srikandi Berkarya dan Green Neighbour, soroti peran penting perempuan dalam aksi perubahan iklim dan menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk pemerintah.

Jakarta, 27 April 2024 - Srikandi Berkarya dan Green Neighbour Indonesia berkolaborasi menyelenggarakan focus group discussion (FGD) bertajuk Woman in Climate Action Talks atau Womate Talks. FGD ini membahas peran krusial perempuan dalam menghadapi perubahan iklim, yang berlangsung di Auditorium Ruang Kartini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Jakarta. Acara ini dihadiri oleh 30 komunitas, organisasi, dan aktivis perempuan yang peduli terhadap lingkungan hidup.
Tujuan utama Womate Talks adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesetaraan gender dalam isu lingkungan, sains, teknologi, dan energi terbarukan. Seperti yang disampaikan oleh Amaraduhita Laksmi dari Srikandi Berkarya, "Kami berharap FGD ini dapat mendorong lebih banyak orang untuk menyadari pentingnya peran perempuan dalam mengatasi perubahan iklim."
Diskusi ini menghadirkan pembicara-pembicara terkemuka, termasuk Anindytha Arsa (Srikandi Berkarya), Stephanie Dinda (Green Neighbour Indonesia), Anindya F. Utami (CEO Think Policy), dan Dr. Amurwani Dwi Lestariningsih (Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA). Kehadiran para ahli ini diharapkan dapat memberikan perspektif yang komprehensif dan solusi yang efektif dalam mengatasi tantangan perubahan iklim dari sudut pandang gender.
Perempuan sebagai Agen Perubahan Iklim
Womate Talks menekankan pentingnya peran perempuan dalam berbagai aspek penanggulangan perubahan iklim. Perempuan seringkali menjadi garda terdepan dalam menghadapi dampak perubahan iklim, seperti kekurangan air bersih dan ketahanan pangan. Oleh karena itu, keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan sangatlah penting.
Diskusi ini juga membahas berbagai kendala yang dihadapi perempuan dalam berkontribusi pada aksi iklim, termasuk akses terhadap pendidikan, teknologi, dan sumber daya. Pembicara-pembicara menekankan perlunya menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung partisipasi perempuan secara penuh.
Salah satu poin penting yang diangkat adalah pentingnya pemberdayaan ekonomi perempuan dalam konteks perubahan iklim. Perempuan seringkali menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, dan keterlibatan mereka dalam usaha-usaha yang ramah lingkungan dapat meningkatkan ketahanan ekonomi mereka dan sekaligus berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Para peserta juga membahas strategi-strategi untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor energi terbarukan dan teknologi hijau. Hal ini mencakup peningkatan akses terhadap pendidikan dan pelatihan, serta dukungan kebijakan yang mendorong kewirausahaan perempuan di sektor ini.
Rekomendasi Kebijakan untuk Pemerintah
Hasil dari Womate Talks akan dirangkum dalam sebuah dokumen rekomendasi kebijakan yang akan disampaikan kepada pemerintah. Dokumen setebal lima hingga enam halaman ini akan ditujukan kepada KemenPPPA, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Rekomendasi kebijakan ini diharapkan dapat memperkuat aksi iklim nasional dengan pendekatan yang lebih inklusif dan berkeadilan. Dengan melibatkan perempuan secara aktif dalam proses pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan, diharapkan Indonesia dapat mencapai target-target iklim yang telah ditetapkan.
Womate Talks diharapkan dapat menjadi platform kolaborasi yang berkelanjutan antara komunitas perempuan dan para pengambil kebijakan. Kolaborasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa aksi iklim di Indonesia memperhatikan perspektif gender dan berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan.
Kesimpulannya, Womate Talks merupakan langkah penting dalam meningkatkan kesadaran dan peran perempuan dalam aksi perubahan iklim di Indonesia. Melalui rekomendasi kebijakan yang dihasilkan, diharapkan pemerintah dapat menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan perubahan iklim.