Tren Traveling Gen Z: Local Immersion, Coolcations, dan Destinasi Ramah Lingkungan
Generasi Z (Gen Z) kini lebih memilih traveling dengan pengalaman lokal (local immersion), mengunjungi tempat unik dan sejuk (coolcations), serta destinasi ramah lingkungan, meninggalkan tempat wisata mainstream.

Jakarta, 18 Februari 2024 - Tren perjalanan wisata generasi Z (Gen Z) menunjukkan pergeseran signifikan. Bukan sekadar mengunjungi tempat-tempat terkenal, Gen Z kini lebih tertarik pada pengalaman lokal yang autentik dan destinasi ramah lingkungan.
Local Immersion: Menyelami Budaya Lokal
Menurut Gaery Undarsa, Co-founder dan Chief Marketing Officer tiket.com, Gen Z mengutamakan authentic experience. Mereka lebih memilih local immersion, merasakan budaya lokal secara mendalam, daripada mengunjungi tempat wisata yang ramai. "Gen Z itu yang kita perhatiin, mereka lebih mengutamakan sebenarnya pengalaman authentic experience di sana itu apa. Jadi mungkin bahasa kerennya itu adalah local immersion. Jadi justru mereka usahain untuk engga terlalu pergi ke tempat-tempat yang sangat turistik," ujar Gaery dalam jumpa pers di Jakarta.
Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman dan koneksi dengan budaya lokal menjadi prioritas utama bagi Gen Z dalam merencanakan perjalanan. Mereka mencari interaksi langsung dengan masyarakat setempat dan memahami nilai-nilai budaya yang ada, bukan sekadar melihat objek wisata populer.
Coolcations: Destinasi Sejuk dan Tersembunyi
Selain local immersion, tren coolcations juga menjadi pilihan populer bagi Gen Z. Coolcations, seperti yang dijelaskan Gaery, merujuk pada destinasi yang "keren", tersembunyi, dan tidak terlalu ramai. "Ada hubungannya juga sama namanya coolcation. Jadi itu adalah tempat-tempat yang keren, yang seolah-olah cool gitu ya. Biasanya tempat ini bukan tempat yang turistik dan agak sedikit 'hidden gem'," jelasnya.
Mengutip laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, coolcations berfokus pada destinasi dengan suhu sejuk dan pemandangan alam yang menakjubkan. Ini menunjukkan bahwa Gen Z juga mencari keseimbangan antara petualangan dan relaksasi dalam perjalanan mereka.
Keunikan dan pengalaman yang tidak biasa menjadi daya tarik utama coolcations. Semakin sedikit orang yang tahu, semakin menarik destinasi tersebut bagi Gen Z. Ini menunjukkan adanya keinginan untuk menemukan sesuatu yang berbeda dan meninggalkan jejak pribadi dalam perjalanan mereka.
Pariwisata Berkelanjutan: Ramah Lingkungan
Komitmen terhadap keberlanjutan juga menjadi pertimbangan penting bagi Gen Z dalam memilih destinasi wisata. Gaery menambahkan bahwa Gen Z cenderung memilih tempat-tempat yang sustainable atau ramah lingkungan. "Jadi of course tempat-tempat ini biasanya akan lebih populer untuk Gen Z," katanya.
Pilihan ini menunjukkan kesadaran Gen Z akan dampak lingkungan dari aktivitas pariwisata. Mereka ingin berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan mendukung destinasi yang menerapkan praktik berkelanjutan. Ini menjadi indikator penting bagaimana Gen Z turut mendorong pertumbuhan pariwisata yang bertanggung jawab.
Kesimpulan
Tren perjalanan Gen Z menunjukkan pergeseran paradigma dalam industri pariwisata. Bukan lagi sekadar mengunjungi tempat-tempat terkenal, Gen Z lebih mengutamakan pengalaman lokal yang autentik, destinasi yang unik dan sejuk, serta komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Pergeseran ini menantang industri pariwisata untuk beradaptasi dan menawarkan pengalaman yang lebih bermakna dan bertanggung jawab.