Waspada Hepatitis! Kenali Penyebab, Pencegahan, dan Pengobatannya
Artikel ini membahas tentang hepatitis, penyebabnya (virus dan non-virus), cara pencegahan, vaksinasi, serta pengobatan untuk hepatitis A, B, dan C.

Jakarta, 28 April (ANTARA) - Hepatitis, peradangan hati, masih menjadi ancaman kesehatan di Indonesia. Kurangnya kesadaran vaksinasi dan gejala awal yang seringkali tidak kentara menjadi faktor penyebab utama. Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Siloam Kebon Jeruk, dr. Steven Zulkifly, Sp.PD, menjelaskan bahwa hepatitis merupakan peradangan hati yang bisa disebabkan oleh faktor infeksius maupun non-infeksius. "Hepatitis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses peradangan pada hati. Penyebabnya berupa infeksi dan non infeksi," jelas dr. Steven dalam keterangan tertulis pada Senin.
Penyebab paling umum adalah infeksi virus, terutama hepatitis A, B, dan C. Masing-masing virus memiliki cara penularan dan tingkat keparahan berbeda, sehingga pencegahan dan penanganan yang tepat sangat penting. Selain virus hepatitis A, B, C, D, dan E, cytomegalovirus, virus herpes, dan bahkan cacing hati juga dapat menyebabkan hepatitis. Namun, hepatitis A, B, dan C merupakan kasus yang paling sering ditemukan di masyarakat, ujar dr. Steven. Perlu diingat bahwa hepatitis tidak selalu disebabkan oleh infeksi virus. Faktor non-infeksi seperti konsumsi alkohol, obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, dan perlemakan hati juga dapat memicu peradangan hati.
Pemahaman yang komprehensif tentang berbagai jenis hepatitis dan cara penularannya sangat penting untuk pencegahan yang efektif. Artikel ini akan membahas lebih detail mengenai hepatitis A, B, dan C, termasuk metode pencegahan dan pengobatan yang tersedia. Dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, diharapkan angka kasus hepatitis di Indonesia dapat ditekan.
Mengenal Lebih Dekat Hepatitis A, B, dan C
Hepatitis A ditularkan melalui jalur fecal-oral, umumnya melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses penderita. Kontak seksual juga dapat menjadi jalur penularan. Pencegahan hepatitis A dapat dilakukan melalui lima langkah: menjaga kebersihan makanan dan minuman, menerapkan sanitasi yang baik, mempraktikkan seks yang aman, mengonsumsi makanan yang dimasak matang (virus mati pada suhu 85 derajat Celcius selama 1 menit), dan vaksinasi hepatitis A (dua kali suntik dengan jarak 6 bulan untuk perlindungan seumur hidup).
Hepatitis B dan C menular melalui darah. Penularan vertikal dapat terjadi dari ibu hamil ke bayi, sementara penularan horizontal terjadi melalui paparan produk darah yang terinfeksi, misalnya jarum suntik tidak steril pada aktivitas tato atau piercing, dan aktivitas seksual. Kelompok usia produktif (35-60 tahun) lebih rentan karena perilaku seksual berisiko dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril.
Virus hepatitis A memiliki masa inkubasi sekitar 3-4 minggu. Meskipun hepatitis A sering sembuh sendiri, vaksinasi tetap disarankan. Pengobatan hepatitis A bersifat suportif, berfokus pada penanganan gejala seperti dehidrasi dan demam. Masa penyembuhan umumnya 1-2 minggu, namun perawatan rumah sakit diperlukan jika terjadi gagal hati akut. Untuk hepatitis B, vaksinasi tiga kali (usia 0, 1, dan 6 bulan) memberikan perlindungan seumur hidup (sekitar 90-95 persen). Sayangnya, belum ada obat yang bisa memberantas virus hepatitis B sepenuhnya, terapi membutuhkan waktu lama dengan tingkat kesembuhan yang bervariasi.
Saat ini belum ada vaksin untuk hepatitis C, tetapi obat DAA (Direct Acting Antiviral) telah tersedia dan dapat dikonsumsi selama 3-6 bulan, tergantung tingkat keparahan penyakit. dr. Steven menjelaskan bahwa Grup RS Siloam menyediakan layanan pengobatan hepatitis secara komprehensif, mulai dari pencegahan, diagnostik, hingga terapi. Vaksinasi tersedia, pemeriksaan lengkap, laboratorium, dan peralatan endoskopi memadai. Fasilitas after care juga tersedia untuk pemantauan pasien hepatitis B dan pengobatan langsung untuk pasien hepatitis C agar tidak berkembang menjadi sirosis.
Pentingnya Pencegahan dan Deteksi Dini
Pencegahan merupakan kunci utama dalam melawan hepatitis. Vaksinasi, menjaga kebersihan, dan praktik seks aman sangat penting untuk mencegah infeksi. Deteksi dini juga krusial untuk pengobatan yang efektif. Jika Anda mengalami gejala seperti kuning pada kulit atau mata, kelelahan, mual, muntah, atau nyeri perut, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jangan ragu untuk melakukan vaksinasi hepatitis, terutama hepatitis A dan B, untuk melindungi diri dari penyakit ini.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hepatitis, kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dan mendapatkan pengobatan yang tepat waktu jika terinfeksi. Ingatlah, kesehatan hati kita sangat berharga, maka lindungilah dengan baik.