Waspada Penyakit Ginjal Kronis: Deteksi Dini Jadi Kunci Pencegahan
Banyak penderita penyakit ginjal kronis baru menyadari kondisi mereka saat ginjal sudah rusak serius; deteksi dini dengan pemeriksaan UACR dan tes darah sangat penting untuk mencegah progresif ke gagal ginjal.

Penyakit ginjal kronis (PGK) sering kali terdeteksi pada stadium lanjut, ketika kerusakan ginjal sudah signifikan. Hal ini disampaikan oleh dr. Tunggul D. Situmorang, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (13/3). Ia mengungkapkan keprihatinannya karena banyak pasien baru menyadari kondisi mereka saat ginjal telah mengalami kerusakan serius, memasuki tahap 4-5.
Menurut dr. Tunggul, deteksi dan penanganan dini sangat krusial untuk mengurangi risiko progresif ke gagal ginjal. Ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat akan deteksi dini kesehatan ginjal. "Banyak pasien yang baru mengetahui kondisi mereka ketika ginjalnya sudah mengalami kerusakan signifikan (tahap 4-5). Padahal jika dideteksi dan ditangani lebih awal, risiko progresif ke gagal ginjal bisa dikurangi," ujarnya.
Lebih lanjut, dr. Tunggul menjelaskan bahwa 80 persen kasus PGK sebenarnya dapat dicegah atau setidaknya diperlambat dengan penanganan yang tepat sejak awal. Pemeriksaan sederhana seperti UACR (Urine Albumin to Creatinine Ratio) dan tes darah (ureum, kreatinin) dapat menjadi langkah awal yang efektif untuk mendeteksi PGK secara dini.
Deteksi Dini PGK: Peran Pemeriksaan UACR dan Tes Darah
Pemeriksaan UACR dan tes darah, yang meliputi pengukuran kadar ureum dan kreatinin, merupakan metode deteksi dini PGK yang direkomendasikan oleh dr. Tunggul. Pemeriksaan ini membantu mendeteksi kerusakan ginjal sejak dini sehingga intervensi medis dapat segera dilakukan. Deteksi dini memungkinkan penanganan yang lebih efektif dan mencegah perkembangan penyakit ke tahap yang lebih parah.
Dokter Tunggul juga menyoroti pentingnya kesadaran pasien diabetes tipe 2 untuk memperhatikan kesehatan ginjal mereka. Banyak pasien diabetes tipe 2 belum menyadari pentingnya menjaga kesehatan ginjal dan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah penurunan fungsi ginjal. Oleh karena itu, pemeriksaan berkala sangat dianjurkan.
Dengan deteksi dini, penanganan yang tepat dapat dilakukan untuk memperlambat bahkan mencegah kerusakan ginjal yang lebih parah. Ini sangat penting mengingat komplikasi PGK dapat sangat serius dan berdampak pada kesehatan secara keseluruhan.
Mengenal Penyakit Ginjal dan Komplikasinya
Penyakit ginjal, baik akut maupun kronis, ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang seharusnya menyaring limbah dari darah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk berkurangnya aliran darah ke ginjal, infeksi, penggunaan obat-obatan tertentu, dan paparan zat kimia. Selain itu, penyumbatan saluran kemih akibat tumor atau batu ginjal juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Kerusakan ginjal dapat terjadi karena kurangnya oksigen yang diterima ginjal akibat aliran darah yang berkurang. Infeksi, obat-obatan, dan zat kimia juga dapat merusak jaringan ginjal. Akibatnya, fungsi ginjal terganggu dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius.
PGK dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, antara lain hipertensi, anemia, retensi garam dan air, penyakit kardiovaskular, gangguan mineral dan tulang, sirosis metabolik, gangguan elektrolit, dan sindrom uremia (kondisi di mana kadar urea dalam darah sangat tinggi dan bersifat racun bagi tubuh).
Pentingnya Kesadaran dan Pencegahan
Kesimpulannya, deteksi dini penyakit ginjal kronis sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Pemeriksaan UACR dan tes darah merupakan langkah sederhana namun efektif untuk mendeteksi PGK sejak dini. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan kesehatan ginjal dan gaya hidup sehat sangat krusial dalam upaya pencegahan dan penanganan PGK.
Dengan meningkatkan kesadaran dan akses terhadap pemeriksaan kesehatan ginjal, diharapkan lebih banyak kasus PGK dapat dideteksi dan ditangani lebih awal, sehingga risiko progresif ke gagal ginjal dapat dikurangi dan kualitas hidup penderita dapat dipertahankan.