Gregoria Mariska Absen di Indonesia Open 2025 karena Vertigo
Pebulu tangkis Gregoria Mariska Tunjung dipastikan absen di Indonesia Open 2025 dan Singapore Open karena belum pulih dari vertigo yang telah dideritanya selama hampir dua bulan.

Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, dipastikan absen pada Indonesia Open 2025 dan Singapore Open. Absennya Gregoria disebabkan oleh vertigo yang dideritanya sejak akhir Maret 2025. Kondisi ini memaksanya untuk menarik diri dari beberapa turnamen internasional, termasuk Piala Sudirman 2025.
Berita ini mengejutkan para penggemar bulu tangkis Indonesia. Gregoria, yang dikenal dengan permainan agresifnya, harus menepi sementara waktu untuk fokus pada pemulihan kesehatannya. Absennya Gregoria di Indonesia Open 2025 tentu menjadi kerugian bagi tim Indonesia, mengingat turnamen ini merupakan salah satu turnamen bergengsi di dunia.
Kepastian absennya Gregoria diumumkan oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Eng Hian. Eng Hian menjelaskan bahwa Gregoria belum pulih sepenuhnya dari vertigo dan persiapannya belum maksimal. Hal ini membuat PBSI memutuskan untuk menarik Gregoria dari kedua turnamen tersebut demi kepentingan pemulihan kesehatannya.
Cedera Vertigo Gregoria Mariska
Gregoria sendiri telah mengungkapkan kondisinya melalui unggahan di media sosial Instagram. Ia mengaku mengalami vertigo atau migrain parah yang terjadi beberapa kali sejak akhir Maret 2025. "Saya mengalami vertigo atau migrain parah yang terjadi beberapa kali sejak akhir Maret. Setiap episodenya berlangsung selama empat sampai lima jam. Saya kehilangan keseimbangan, muntah, dan tidak bisa melakukan apa pun kecuali berbaring," tulis Gregoria.
Ia menambahkan bahwa kondisinya sempat membaik namun kembali kambuh secara tiba-tiba. Bahkan, ia dua kali harus dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulans. "Satu menit saya merasa baik, dan kemudian semua jadi tidak baik-baik saja, segalanya tidak bisa diprediksi. Bulan ini saja, saya harus dibawa menggunakan ambulans sebanyak dua kali," ujarnya.
Gregoria sempat menduga vertigo yang dialaminya disebabkan oleh stres berat. Ia telah menjalani pemeriksaan MRI otak dan serviks, namun hasilnya dinyatakan normal. "Dokter mengatakan tidak mudah menemukan penyebab pasti vertigo karena bisa disebabkan oleh banyak faktor. Saya dianjurkan untuk beristirahat sebanyak mungkin sambil menjalani tes lanjutan," katanya.
Meskipun sempat menjalani fisioterapi dan mencoba kembali berlatih ringan, kondisi Gregoria kembali menurun. Oleh karena itu, ia terpaksa menarik diri dari sejumlah turnamen, termasuk Thailand Open dan Malaysia Masters 2025, sebelum akhirnya absen di Singapore Open dan Indonesia Open 2025.
Dampak Absennya Gregoria di Indonesia Open 2025
Absennya Gregoria Mariska Tunjung di Indonesia Open 2025 tentu akan memberikan dampak yang signifikan bagi tim Indonesia. Gregoria merupakan salah satu pemain andalan Indonesia di sektor tunggal putri. Kehilangan Gregoria akan mengurangi kekuatan tim Indonesia dalam menghadapi turnamen tersebut.
PBSI tentunya telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi situasi ini. Mungkin saja mereka akan memberikan kesempatan kepada pemain muda lainnya untuk tampil di Indonesia Open 2025. Namun, tetap saja, absennya Gregoria merupakan pukulan telak bagi tim Indonesia.
Para penggemar bulu tangkis Indonesia tentu berharap Gregoria dapat segera pulih dari vertigo dan kembali berlaga di lapangan. Dukungan dan doa dari para penggemar sangat penting bagi Gregoria dalam menghadapi masa sulit ini. Semoga Gregoria dapat segera kembali bermain dan memberikan penampilan terbaiknya.
Gregoria berharap pemulihan kesehatannya dapat berlangsung cepat agar bisa kembali berlaga di lapangan. "Ini sangat berat. Saya berharap (vertigo) ini bisa segera hilang, bisa ditemukan penyebabnya, dan yang terpenting bisa kembali ke lapangan," kata istri musisi Mikha Angelo tersebut.
Kehilangan Gregoria di Indonesia Open 2025 menjadi catatan penting bagi PBSI untuk lebih memperhatikan kesehatan para atletnya. Pencegahan dan penanganan cedera perlu menjadi prioritas utama agar para atlet dapat tampil optimal dan terhindar dari cedera yang berkepanjangan.