IBL Mulai Valuasi Klub: Langkah Menuju Industri Basket Profesional Indonesia
Indonesian Basketball League (IBL) memulai valuasi klub peserta untuk mengukur perkembangan industri bola basket Indonesia dan mendorong profesionalisme.

Jakarta, 20 Februari 2024 (ANTARA) - Indonesian Basketball League (IBL) memulai babak baru dalam pengembangan industri bola basket nasional dengan melakukan valuasi terhadap seluruh klub peserta. Langkah ini bertujuan untuk mengukur perkembangan industri dan mendorong profesionalisme di setiap klub.
Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah, menjelaskan bahwa valuasi ini merupakan langkah awal untuk menilai kinerja dan perkembangan klub. "Valuasi klub IBL kali ini merupakan tahap awal pengukuran dan menilai hasil upaya para klub peserta yang ke depan dapat menjadi sebuah standar dalam melakukan langkah-langkah usaha masing-masing," ujar Junas seperti dikutip dari laman resmi IBL. Inisiatif ini menandai pergeseran paradigma dari sekadar kompetisi menjadi industri olahraga yang lebih terstruktur dan profesional.
Proses valuasi ini tidak hanya mempertimbangkan performa di lapangan, tetapi juga berbagai faktor bisnis yang krusial. Hal ini menunjukkan komitmen IBL untuk membantu klub-klub peserta berkembang secara berkelanjutan.
Faktor-faktor Penentu Valuasi Klub IBL
Berbagai faktor dipertimbangkan dalam menentukan valuasi klub, meliputi jumlah penggemar (fanbase), nilai kontrak pemain, sejarah prestasi (gelar juara dan penampilan di babak playoff), serta aset berwujud yang dimiliki klub. IBL telah melakukan sosialisasi metode perhitungan valuasi kepada seluruh klub pada 18 Februari 2024, memberikan kesempatan bagi klub untuk memberikan masukan dan meninjau variabel yang digunakan.
Junas Miradiarsyah menekankan kompleksitas bisnis di balik pertandingan. "IBL bukan hanya sekadar kompetisi di lapangan. Di balik layar terdapat ‘persaingan’ usaha yang kompleks dengan berbagai aspek seperti pemasaran, fan, penjualan tiket, merchandise, sponsorship, dan hak siar," jelasnya. Valuasi ini diharapkan dapat membantu klub dalam mengelola keuangan, memaksimalkan basis penggemar, dan melakukan negosiasi kontrak pemain yang lebih efektif.
Hasil valuasi juga akan menjadi panduan strategis bagi klub dalam merencanakan langkah bisnis jangka menengah dan panjang. Meskipun beberapa klub masih menghadapi tantangan dalam aspek bisnis, IBL berkomitmen untuk memberikan panduan dan dukungan agar klub dapat berinovasi dan memanfaatkan potensi pasar yang ada. "Dengan adanya perhitungan valuasi ini sebagai tolak ukur, IBL juga akan berfungsi memberikan panduan, sekaligus sebagai mitra kepada seluruh klub peserta untuk mampu berinovasi dan memanfaatkan potensi pasar yang ada," tegas Junas.
Strategi Jangka Panjang IBL dan Kolaborasi Internasional
Langkah valuasi ini sejalan dengan strategi jangka panjang IBL yang telah disusun sejak beberapa tahun lalu, termasuk implementasi format kompetisi kandang dan tandang. Kemitraan dengan B-League Jepang juga turut memberikan pengaruh dalam menetapkan standar yang lebih tepat dalam pengembangan klub.
Dengan adanya valuasi ini, diharapkan klub-klub IBL dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang nilai bisnis mereka. Ini akan mendorong mereka untuk lebih profesional dalam mengelola klub dan mengembangkan bisnis di industri bola basket Indonesia.
Hasil akhir valuasi, termasuk peringkat dan nilai setiap klub (dari peringkat 1 hingga 14), akan diumumkan pada 7 Maret 2024.
Langkah ini menandai tonggak penting dalam perkembangan bola basket profesional di Indonesia, mendorong klub untuk lebih fokus pada aspek bisnis dan pengelolaan yang lebih baik. Valuasi ini bukan hanya sekedar angka, tetapi sebuah peta jalan menuju masa depan industri bola basket Indonesia yang lebih cerah.