Pacific Caesar Surabaya Kalah Tipis, Pelatih Sorot Disiplin Pemain dan Eksekusi Serangan
Pelatih Pacific Caesar Surabaya menyoroti buruknya eksekusi serangan dan kurangnya disiplin pemain sebagai penyebab kekalahan tipis dari Bima Perkasa Jogja dalam lanjutan IBL 2025.
![Pacific Caesar Surabaya Kalah Tipis, Pelatih Sorot Disiplin Pemain dan Eksekusi Serangan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/09/220041.337-pacific-caesar-surabaya-kalah-tipis-pelatih-sorot-disiplin-pemain-dan-eksekusi-serangan-1.jpg)
Kekalahan tipis Pacific Caesar Surabaya dari Bima Perkasa Jogja dengan skor 85-83 dalam lanjutan Indonesian Basketball League (IBL) 2025 pada Minggu di Gor Pacific Caesar, Surabaya, menyisakan catatan buruk soal eksekusi permainan. Pelatih Dhimas Anis Setiaputra secara blak-blakan mengkritik performa timnya pasca pertandingan.
Pertahanan Bocor dan Eksekusi Serangan Buruk
"Mungkin dari kuarter pertama hingga keempat, kami terlalu mudah dilewati dalam pertahanan satu lawan satu. Selain itu, eksekusi serangan kami juga kurang maksimal, terutama di kuarter tiga dan empat, di mana kami seharusnya bisa unggul jauh," ungkap Dhimas dalam konferensi pers. Ia menyoroti ketidakdisiplinan pemain dalam menjalankan strategi yang telah dirancang.
Lebih lanjut, Dhimas juga mengkritik penampilan pemain asingnya yang dinilai tidak maksimal. "Saya ingin para pemain menekan di area paint, tetapi beberapa dari mereka justru bermain di luar kendali. Seharusnya skor tidak hanya selisih dua atau tiga poin di momen akhir, tetapi kami malah gagal memanfaatkan peluang," tambahnya.
Kurang Efektifnya Tembakan Tiga Angka dan Ketidakdisiplinan Pemain
Ketidakmampuan tim dalam mengeksekusi tembakan tiga angka secara efektif juga menjadi sorotan Dhimas. Menurutnya, banyak tembakan yang dilakukan tanpa perhitungan matang. "Seharusnya kami lebih banyak menyerang ke dalam, tetapi beberapa pemain justru terlalu cepat menembak dari luar tanpa mengikuti rencana permainan," jelasnya. Ia menekankan bahwa beberapa pemain mengabaikan instruksi yang telah diberikan.
Dhimas menambahkan bahwa kurangnya disiplin pemain menjadi faktor utama kekalahan ini. "Setiap latihan kami selalu menekankan kedisiplinan, tetapi ketika di lapangan, eksekusi ada di tangan para pemain. Kalau mereka tidak disiplin, kemenangan pun sulit diraih," tegasnya. Rencana evaluasi menyeluruh bersama jajaran pelatih dan manajemen pun akan segera dilakukan.
Pengakuan Pemain: Serangan Tak Sesuai Rencana
Muhammad Aulaz Ariezky, salah satu pebasket Pacific Caesar, mengakui kurangnya disiplin tim dalam menerapkan strategi pelatih, terutama di kalangan pemain asing. "Banyak serangan yang tidak dieksekusi sesuai rencana. Permainan belum selesai, tetapi bola sudah ditembak dari area tripoin. Ini karena beberapa pemain ingin tampil sendiri, tanpa mengikuti arahan pelatih," akuinya. Pernyataan ini semakin memperkuat analisis pelatih mengenai masalah eksekusi dan disiplin tim.
Evaluasi dan Harapan Bangkit
Kekalahan ini menjadi momentum bagi Pacific Caesar untuk melakukan introspeksi diri. Evaluasi menyeluruh yang direncanakan akan menjadi kunci bagi tim untuk memperbaiki performa dan meraih kemenangan di pertandingan selanjutnya. Dengan memperbaiki eksekusi serangan dan meningkatkan kedisiplinan pemain, Pacific Caesar diharapkan dapat bangkit dan menunjukkan performa yang lebih baik di masa mendatang. Kemampuan untuk menjalankan strategi secara konsisten dan efektif akan menjadi penentu keberhasilan tim ini.