Pacific Caesar Surabaya Terpuruk, Lemahnya Pertahanan di Paint Area Jadi Biang Keladi
Pacific Caesar Surabaya menelan kekalahan beruntun di IBL 2025, pelatih Dhimaz Anis Setiaputra soroti kelemahan di paint area sebagai penyebab utama.

Kekalahan Pacific Caesar Surabaya atas Pelita Jaya Jakarta dengan skor 78-102 pada Kamis (7/3) malam di GOR Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro, Jakarta, kembali mengungkap permasalahan mendasar yang dialami tim tersebut. Apa penyebabnya? Siapa yang bertanggung jawab? Di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana hal ini terjadi? Jawabannya terletak pada lemahnya pertahanan Pacific Caesar di area paint area, seperti yang diungkapkan pelatih Dhimaz Anis Setiaputra. Kelemahan ini telah menjadi titik lemah yang terus menerus dieksploitasi lawan sepanjang musim Indonesian Basketball League (IBL) 2025.
Sejak awal musim, paint area menjadi sasaran empuk bagi tim lawan untuk mencetak poin. Hal ini diakui oleh pelatih Dhimaz, yang menyebut timnya kekurangan pemain dominan di area tersebut, sehingga kesulitan baik dalam bertahan maupun menyerang. Kekalahan telak melawan Pelita Jaya semakin memperparah situasi, menambah catatan buruk tim yang kini berada di peringkat ke-12 klasemen IBL 2025.
Dengan rekor 1-9 (menang-kalah), Pacific Caesar Surabaya hanya mampu meraih satu kemenangan dari sepuluh pertandingan. Situasi ini tentu menjadi perhatian serius bagi manajemen dan pelatih. Harapan untuk memperbaiki performa tim pun menjadi fokus utama ke depannya, terutama dengan mengevaluasi dan memperkuat strategi di area paint area yang menjadi titik lemah utama.
Kelemahan di Paint Area dan Harapan dari Maodo Malick Diouf
Pelatih Dhimaz Anis Setiaputra secara gamblang mengakui kelemahan timnya di area paint area. "Ya memang kelihatan bahwa kami kekurangan pemain yang dominan di paint area, sehingga sulit untuk defense dan offense," ujarnya usai pertandingan. Ia menjelaskan bahwa sejak awal musim, area tersebut menjadi sumber masalah utama bagi timnya. Center yang dimiliki sejak awal musim dinilai belum memenuhi ekspektasi, sehingga menyebabkan ketimpangan dalam pertahanan dan serangan.
Namun, Dhimaz tetap optimistis dengan bergabungnya center baru, Maodo Malick Diouf. Diouf menunjukkan performa yang menjanjikan pada laga perdananya melawan Pelita Jaya, membukukan delapan rebound, angka tertinggi di antara rekan-rekannya. Meskipun belum maksimal karena baru bergabung, penampilan Diouf memberikan secercah harapan bagi Pacific Caesar Surabaya.
"Ya dia mungkin belum maksimal karena baru bergabung dengan tim, tetapi dia sudah tampil bagus di laga itu," kata Dhimaz. Kehadiran Diouf diharapkan mampu menjadi solusi untuk mengatasi kelemahan di paint area dan meningkatkan performa tim secara keseluruhan.
Selain Diouf, faktor lain yang menjadi perhatian adalah banyaknya turnovers atau kesalahan yang dilakukan pemain. Hal ini juga menjadi fokus evaluasi tim untuk laga-laga selanjutnya.
Evaluasi dan Perbaikan di Masa Mendatang
Pemain Pacific Caesar Surabaya, Yonatan, menambahkan bahwa timnya terus berbenah untuk memperbaiki kelemahan yang ada. Selain masalah di paint area, banyaknya turnovers juga menjadi bahan evaluasi. "Seperti kata pelatih (Dhimaz) tadi, kami harus menyelesaikan kelemahan yang ada, agar bisa tampil lebih baik lagi ke depannya," ujar pemain bernomor punggung 12 tersebut.
Kekalahan melawan Pelita Jaya, juara IBL 2024, semakin memperburuk catatan buruk Pacific Caesar Surabaya. Mereka kini berada di peringkat ke-12 dari 14 kontestan, dengan raihan 11 poin dari rekor 1-9. Tantangan besar menanti Pacific Caesar Surabaya untuk bangkit dari keterpurukan dan memperbaiki performa, khususnya dalam penguasaan paint area.
Pelita Jaya Jakarta, sebagai lawan Pacific Caesar, saat ini berada di peringkat kesembilan dengan 13 poin dan rekor 6-1. Perbedaan performa kedua tim ini semakin menegaskan betapa krusialnya penguasaan paint area dalam menentukan hasil pertandingan.
Ke depan, Pacific Caesar Surabaya harus fokus memperbaiki strategi pertahanan dan serangan di paint area. Dengan evaluasi yang tepat dan kerja keras seluruh tim, diharapkan Pacific Caesar dapat segera keluar dari zona merah dan kembali bersaing di IBL 2025.