Pertina Sebut Alasan Pengeluaran dari KOI sebagai Modus, Minta Audiensi
Ketua Pertina, Komaruddin Simanjuntak, menilai alasan dikeluarkannya federasi tersebut dari KOI karena berafiliasi dengan IBA sebagai alasan yang dibuat-buat dan meminta KOI untuk melakukan audiensi.

Jakarta, 30 April 2024 - Ketua Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina), Komaruddin Simanjuntak, angkat bicara terkait pengeluaran federasinya dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Ia menyebut alasan yang diberikan KOI, yaitu afiliasi Pertina dengan International Boxing Association (IBA), sebagai alasan yang dibuat-buat dan merupakan sebuah modus. Keputusan ini diambil setelah International Olympic Committee (IOC) memutuskan untuk tidak lagi berafiliasi dengan IBA dan beralih ke World Boxing.
Pernyataan tersebut disampaikan Komaruddin di Jakarta pada Rabu lalu, menanggapi pengumuman resmi KOI. Ia mempertanyakan proses pengambilan keputusan KOI yang dinilai terkesan mendadak dan tanpa komunikasi terlebih dahulu dengan Pertina. Komaruddin menjelaskan, "Itu hanyalah modus, saya sampaikan modus. Kami tidak memutuskan siapa-siapa, itu alasan yang dibuat-buat," tegasnya.
Sebelumnya, Ketua KOI Raja Sapta Oktohari menyatakan bahwa pengeluaran Pertina merupakan tindak lanjut dari keputusan IOC. IOC, sebagai komite olimpiade internasional, telah memutuskan untuk bekerja sama dengan World Boxing, bukan IBA. Oleh karena itu, seluruh Komite Olimpiade Nasional (NOC), termasuk KOI, diharuskan untuk mengeluarkan organisasi tinju nasional yang masih berafiliasi dengan IBA.
KOI Diduga Tak Lakukan Komunikasi yang Baik
Komaruddin mengungkapkan kekecewaannya atas kurangnya komunikasi dari KOI. Ia berharap KOI dapat melakukan audiensi dengan Pertina untuk menjelaskan secara detail perkembangan olahraga tinju dunia yang berkaitan dengan keputusan IOC tersebut. Dengan demikian, Pertina dapat memahami situasi dan mengambil langkah-langkah yang tepat ke depannya.
Menurutnya, KOI seharusnya memberikan arahan kepada Pertina, bukan langsung mengeluarkannya dari keanggotaan. "Harusnya kan kita cabor-cabor itu diundang, ini ada rapat di negara A negara B, menjelaskan tentang ini, lalu sikap kita bagaimana, harusnya seperti itu. Itu namanya pembina," ujar Komaruddin.
Ia juga menyayangkan keputusan KOI yang diumumkan secara tiba-tiba tanpa adanya komunikasi sebelumnya. Komaruddin mengaku mengetahui kabar tersebut jauh hari sebelumnya melalui isu yang beredar di kalangan pengurus Pertina daerah, bahkan sebelum pernyataan resmi dari KOI dipublikasikan.
Isu Pembentukan Organisasi Pengganti Pertina
Lebih lanjut, Komaruddin juga mengungkapkan bahwa ia telah mendengar isu pembentukan organisasi tinju amatir pengganti Pertina sebelum pengumuman resmi dari KOI. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa keputusan KOI telah direncanakan sebelumnya tanpa melibatkan Pertina dalam proses pengambilan keputusan.
Komaruddin, yang juga menjabat sebagai Plt Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD), berharap agar ke depannya KOI dapat lebih transparan dan melibatkan seluruh federasi olahraga dalam pengambilan keputusan yang berdampak besar pada perkembangan olahraga di Indonesia. Ia menekankan pentingnya komunikasi dan koordinasi yang baik antara KOI dan seluruh federasi olahraga di bawah naungannya.
Dengan adanya polemik ini, diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi KOI dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai wadah pemersatu dan pengarah organisasi olahraga di Indonesia. Proses pengambilan keputusan yang lebih transparan dan partisipatif akan sangat penting untuk menjaga hubungan harmonis dan sinergis antar federasi olahraga.