Tari: Diplomasi Budaya dan Jembatan Ekonomi Nusantara
Seni tari bukan hanya ekspresi budaya, tetapi juga sarana diplomasi dan penggerak ekonomi kreatif, seperti yang terlihat dalam perayaan Hari Tari Dunia 2025 di Solo.
Solo, 29 April 2025 (ANTARA) - Perayaan Hari Tari Dunia 2025 di Solo, Jawa Tengah, menyoroti peran penting seni tari sebagai alat diplomasi budaya dan penggerak ekonomi kreatif. Acara pembukaan yang dihadiri oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Judi Wahjudin, menekankan makna mendalam dari setiap gerakan tari. Lebih dari sekadar pertunjukan, tari menjadi media penyampaian pesan edukasi dan simbol kebudayaan bangsa.
Judi Wahjudin, mewakili Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Ahmad Mahendra, menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan "24 Jam Menari" di ISI Solo. Kegiatan kolaboratif ini melibatkan puluhan kelompok tari dari seluruh Indonesia dan beberapa negara, menampilkan tema "The Land of Thousands Kingdom" yang menggambarkan kekayaan budaya Nusantara. Keberhasilan acara ini juga menunjukkan potensi ekonomi kreatif yang dapat digali dari seni tari melalui keterlibatan UMKM.
Pernyataan tersebut menggarisbawahi pentingnya seni tari sebagai aset budaya yang bernilai ekonomi. Bukan hanya sebagai warisan budaya semata, tetapi juga sebagai sumber pendapatan dan peluang usaha bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya.
Seni Tari: Diplomasi Budaya yang Menyatukan
Dalam konteks global, seni tari berperan sebagai duta budaya yang memperkenalkan kekayaan dan keunikan Indonesia kepada dunia. Gerakan-gerakan tari yang anggun dan penuh makna mampu menyampaikan pesan perdamaian, persatuan, dan saling pengertian antar bangsa. Melalui pertunjukan tari, Indonesia dapat memperkuat hubungan diplomatik dengan negara lain dan memperkenalkan warisan budayanya secara efektif.
Acara "24 Jam Menari" di ISI Solo menjadi contoh nyata bagaimana seni tari dapat menjadi jembatan komunikasi antar budaya. Partisipasi kelompok tari dari berbagai negara menunjukkan adanya apresiasi dan minat internasional terhadap seni tari Indonesia. Hal ini membuka peluang untuk kerja sama budaya yang lebih luas di masa mendatang.
Lebih lanjut, keberagaman gaya tari yang ditampilkan dalam acara tersebut juga merepresentasikan keragaman budaya Indonesia. Dari tarian tradisional hingga kontemporer, setiap gerakan menceritakan kisah dan tradisi yang unik dari berbagai daerah di Indonesia. Ini menjadi bukti nyata betapa kayanya warisan budaya bangsa.
Ekonomi Kreatif Berbasis Tari: Peluang yang Menjanjikan
Rektor ISI Solo, I Nyoman Sukerna, menekankan akar tari yang kuat pada kerajaan-kerajaan di Indonesia. Beliau menggambarkan kerajaan-kerajaan tersebut sebagai patronase budaya yang hingga kini masih berlanjut, terwujud dalam semangat kolaborasi para seniman dalam acara "24 Jam Menari". Hal ini menunjukkan bahwa seni tari tidak hanya lestari, tetapi juga terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman.
Partisipasi UMKM dalam acara tersebut juga menjadi bukti nyata potensi ekonomi kreatif yang dapat digali dari seni tari. Keterlibatan UMKM tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi para pelaku usaha, tetapi juga memperkaya pengalaman penonton. Hal ini menunjukkan bahwa seni tari dapat menjadi penggerak ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, penyelenggaraan acara "24 Jam Menari" tidak hanya sekadar perayaan Hari Tari Dunia, tetapi juga menjadi platform untuk mempromosikan seni tari sebagai sarana diplomasi budaya dan penggerak ekonomi kreatif. Semoga acara ini dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih menghargai, melestarikan, dan mengembangkan seni tari Indonesia.
Harapannya, keindahan dan semangat seni tari akan terus menyala, menginspirasi, dan menyatukan kita semua, sekaligus membuka peluang ekonomi yang lebih luas bagi para pelaku seni dan UMKM di Indonesia. Seni tari terbukti mampu menjadi simbol kebanggaan nasional dan jembatan penghubung antar budaya di dunia.