11 Brigade Pangan Dikerahkan Kementan untuk Tingkatkan Produktivitas Pertanian Tanjabtim
Kementerian Pertanian membentuk 11 brigade pangan di Tanjung Jabung Timur, Jambi, untuk meningkatkan indeks pertanian dan mencapai swasembada pangan nasional dengan melibatkan generasi milenial.
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) telah membentuk 11 brigade pangan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jambi, untuk meningkatkan indeks pertanian. Inisiatif ini diluncurkan sebagai upaya serius pemerintah dalam meningkatkan produksi pangan dan mendukung swasembada pangan nasional. Brigade pangan tersebut terdiri dari anak-anak muda milenial yang akan berperan penting dalam memajukan sektor pertanian di daerah tersebut.
Pembentukan brigade pangan ini bertujuan untuk mendayagunakan lahan pertanian agar dapat ditanami hingga tiga kali dalam setahun, dengan target mencapai Indeks Pertanian (IP) 300. Hal ini merupakan tantangan mengingat kebiasaan petani di Tanjabtim selama ini hanya menanam padi dua kali setahun (IP 200). Brigade pangan diharapkan mampu mengubah pola pikir dan praktik pertanian di daerah tersebut.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura (Dinas TPH) Kabupaten Tanjabtim, Sunarno, menyatakan, "Brigade pangan yang dibentuk anggotanya anak-anak muda milenial, sudah ada 11 yang terbentuk di Tanjabtim. Saya berharap brigade pangan bisa mewujudkan keinginan pemerintah pusat." Ia juga menekankan pentingnya perubahan kebiasaan petani untuk mencapai target peningkatan produksi pangan.
Milenial sebagai Garda Terdepan Revolusi Pertanian Tanjabtim
Para anggota brigade pangan, yang sebagian besar merupakan generasi milenial, akan berperan penting dalam penerapan teknologi dan metode pertanian modern. Mereka diharapkan mampu mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada petani lokal, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Program ini juga bertujuan untuk menarik minat generasi muda terhadap sektor pertanian.
Selain pelatihan dan pendampingan, brigade pangan juga akan difasilitasi dengan berbagai sumber daya, termasuk akses terhadap teknologi pertanian modern dan informasi pasar. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk pertanian dari Tanjabtim di pasar lokal maupun nasional. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi peningkatan pendapatan petani.
Keterlibatan generasi muda dalam program ini sangat krusial. Mereka diharapkan mampu membawa ide-ide inovatif dan semangat baru dalam memajukan sektor pertanian. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong modernisasi pertanian di Indonesia.
Dukungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Untuk mendukung program ini, Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana (Ditjen Sarpras) Kementan telah memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) kepada kelompok tani di Tanjabtim. Bantuan tersebut meliputi tiga unit transplanter, satu unit traktor roda empat, dan 26 unit hand traktor. Alsintan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kerja petani dan mempercepat proses tanam dan panen.
Pemerintah daerah juga telah menunjukkan komitmennya melalui Peraturan Daerah No.18 tahun 2013 tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Perda LP2B), yang menetapkan 17.000 hektare lahan untuk pertanian. Selain itu, Peraturan Bupati (Perbup) No. 6 tahun 2017 mewajibkan setiap ASN di Tanjabtim untuk membeli beras petani lokal minimal 10 kg setiap bulan. Program ini telah menyerap hingga 32 ton beras setiap bulannya.
Langkah-langkah tersebut menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional. Komitmen ini diharapkan dapat mendorong peningkatan produktivitas pertanian di Tanjabtim dan berkontribusi pada pencapaian swasembada pangan di Indonesia.
Dengan adanya brigade pangan, bantuan alsintan, dan dukungan kebijakan pemerintah daerah, diharapkan target peningkatan indeks pertanian di Tanjabtim dapat tercapai. Program ini tidak hanya meningkatkan produksi pangan, tetapi juga memberdayakan generasi muda dan meningkatkan kesejahteraan petani.