1.500 Bibit Pohon Ditanam di Teluk Wondama, Wujud Peringatan Hari Bumi 2025
Pemkab Teluk Wondama bersama Kemenag dan berbagai elemen masyarakat menanam 1.500 bibit pohon dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025, sebagai upaya pelestarian lingkungan di Papua Barat.
Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, memperingati Hari Bumi tahun 2025 dengan cara yang bermakna. Pada Selasa, 22 April 2025, Wakil Bupati Anthonius Alex Marani memimpin penanaman 1.500 bibit pohon di Wasior bersama sejumlah pemangku kepentingan. Kegiatan ini melibatkan berbagai instansi dan elemen masyarakat, bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan melestarikan kekayaan alam Teluk Wondama.
Penanaman bibit pohon ini tidak hanya sekadar seremonial. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Ekoteologi Kementerian Agama (Kemenag) dengan tagline 'Gerakan Penanaman Sejuta Pohon Matoa'. Bibit yang ditanam terdiri dari matoa (Pometia pinnata), buah hitam (Hablolobus monticola), dan tanaman hias pucuk merah. Lokasi penanaman dipilih secara strategis, mencakup perkantoran pemerintah, instansi vertikal, rumah ibadah, dan lembaga pendidikan keagamaan di Teluk Wondama.
Wakil Bupati Anthonius Alex Marani menekankan pentingnya partisipasi seluruh masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan dan lingkungan hidup. Ia menghubungkan upaya pelestarian lingkungan dengan keberlangsungan cagar alam Pegunungan Wondiboi dan Taman Nasional Teluk Cendrawasih, aset berharga bagi masa depan Teluk Wondama. "Semoga apa yang dilakukan (tanam bibit pohon) bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan kita semua," ujar Anthonius.
Gerakan Ekoteologi dan Pelestarian Lingkungan
Kepala Kantor Kemenag Teluk Wondama, Alfreth Raunsai, menjelaskan bahwa Program Ekoteologi Kemenag merupakan gerakan moral yang mendorong kesadaran dan partisipasi umat beragama dalam menjaga lingkungan. Program ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam upaya pelestarian alam. Target penanaman sejuta pohon matoa di seluruh Indonesia diharapkan dapat tercapai melalui partisipasi aktif masyarakat.
Raunsai menambahkan, "Penanaman dilakukan sepanjang tahun ini dengan maksud satu pohon hari ini, sejuta harapan di masa depan." Hal ini menunjukkan komitmen jangka panjang dalam upaya pelestarian lingkungan di Teluk Wondama. Program ini tidak hanya berfokus pada penanaman pohon, tetapi juga pada peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.
Kegiatan penanaman pohon ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak. Hadir dalam acara tersebut Ketua Sementara DPRK Teluk Wondama Sara Silambi, Kapolres Teluk Wondama AKBP Bayu Dewasto, Ketua Dewan Adat Papua Daerah Wondama Adrian Worengga, Kepala Kantor Cabang Dinas Kehutanan Teluk Wondama Ely Leihitu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Teluk Wondama Simson Samberi, Ketua MUI Teluk Wondama Abudin Ohoimas, dan Ketua DPP Santo Laurentius Wasior Bernadus Setiawan. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan di Teluk Wondama.
Manfaat Penanaman Pohon dan Harapan ke Depan
Penanaman 1.500 bibit pohon di Teluk Wondama diharapkan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat setempat. Pohon-pohon yang ditanam akan membantu menyerap karbon dioksida, mengurangi polusi udara, dan mencegah erosi tanah. Selain itu, keberadaan pohon juga akan memberikan manfaat ekologis lainnya, seperti menjaga keseimbangan ekosistem dan menyediakan habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna.
Lebih jauh lagi, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Dengan menanam pohon, masyarakat secara aktif berkontribusi dalam upaya pelestarian alam. Partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, lembaga keagamaan, hingga masyarakat umum, menjadi kunci keberhasilan program ini.
Program Ekoteologi Kemenag ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia untuk melakukan hal serupa. Dengan menanam pohon, kita tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan untuk saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang. Upaya pelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilakukan secara berkelanjutan.
Kegiatan penanaman pohon di Teluk Wondama menjadi bukti nyata komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal yang sama dan berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.