311 Sampel Takjil di Bengkulu Aman Dikonsumsi, BPOM Temukan Kecurangan di Pasar Tradisional
BPOM Bengkulu menyatakan 311 sampel takjil aman dikonsumsi, namun temuan kerupuk rengginang berbahaya di pasar tradisional menjadi peringatan bagi masyarakat.
Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu baru saja merilis hasil pemeriksaan terhadap 311 sampel takjil yang diambil dari berbagai wilayah di Provinsi Bengkulu. Pemeriksaan yang dilakukan pada bulan Maret ini menunjukkan hasil yang positif, seluruh sampel dinyatakan negatif mengandung bahan berbahaya seperti boraks, formalin, dan pewarna tekstil. Hal ini memastikan keamanan pangan bagi masyarakat Bengkulu selama bulan Ramadhan.
Pemeriksaan sampel takjil dilakukan secara acak oleh tim BPOM Bengkulu di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Seluma, dan Bengkulu Selatan. Berbagai jenis takjil diperiksa, meliputi gorengan, kerupuk, sirup, es buah, mie, tahu, pempek, lauk pauk, ikan teri, lontong, lemang, daging, mie telur, dan rujak mie. Kepala BPOM Bengkulu, Yogi Abasso Mataram, menyampaikan bahwa seluruh sampel aman dikonsumsi.
Uji sampling ini merupakan bagian dari upaya BPOM Bengkulu untuk melindungi masyarakat dari makanan yang berbahaya dan tidak aman, serta menjamin kenyamanan masyarakat selama bulan Ramadhan. Meskipun hasil pemeriksaan 311 sampel takjil menunjukkan hasil yang memuaskan, BPOM Bengkulu tetap mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada.
Temuan Kerupuk Rengginang Berbahaya
Meskipun sebagian besar sampel takjil dinyatakan aman, BPOM Bengkulu sebelumnya menemukan kerupuk rengginang yang dijual di pasar tradisional mengandung pewarna berbahaya. "Namun, memang yang perlu diperhatikan oleh masyarakat pada saat berbelanja di pasar tradisional, sebab beberapa waktu lalu BPOM masih menemukan kerupuk rengginang mengandung pewarna berbahaya, tetapi hingga saat ini kami masih menelusuri dan berdasarkan hasil penelusuran sementara barang tersebut berasal dari luar Provinsi Bengkulu," terang Yogi.
Temuan ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih teliti dalam memilih makanan, terutama yang dibeli dari pasar tradisional. BPOM Bengkulu masih menelusuri asal usul kerupuk rengginang tersebut, yang diduga berasal dari luar Provinsi Bengkulu. Hal ini menunjukkan perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap produk makanan yang masuk ke Provinsi Bengkulu.
BPOM Bengkulu menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap makanan dengan warna yang terlalu tajam dan mengkilap, karena hal tersebut dapat mengindikasikan adanya penambahan bahan berbahaya. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk memperhatikan kondisi tahu dan mie basah. Jika tahu dan mie basah masih dalam kondisi baik lebih dari dua hari, kemungkinan besar mengandung bahan pengawet berbahaya.
Imbauan Kepada Masyarakat
Kepala BPOM Bengkulu, Yogi Abasso Mataram, memberikan imbauan penting kepada masyarakat Bengkulu agar lebih selektif dalam memilih makanan berbuka puasa. "Hindari mengkonsumsi makanan yang memiliki warna tajam dan mengkilap. Kemudian, saat membeli tahu dan mie basah, jika lebih dari dua hari masih dalam kondisi baik maka kemungkinan mengandung bahan berbahaya," ujarnya. Imbauan ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh makanan yang mengandung bahan berbahaya.
BPOM Bengkulu berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap produk makanan yang beredar di pasaran, guna memastikan keamanan dan kesehatan masyarakat. Masyarakat diharapkan untuk aktif berpartisipasi dengan melaporkan jika menemukan produk makanan yang mencurigakan.
Kesimpulannya, meskipun hasil pemeriksaan 311 sampel takjil di Bengkulu menunjukkan hasil yang negatif terhadap bahan berbahaya, temuan kerupuk rengginang berbahaya di pasar tradisional menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan selektif dalam memilih makanan, terutama saat membeli dari pasar tradisional. Kerjasama antara BPOM dan masyarakat sangat penting untuk menjaga keamanan pangan di Provinsi Bengkulu.