40 Peserta Lintas Iman Ikuti Harmony Camp, Jalin Persaudaraan dan Rawat Lingkungan
Majelis Hukama Muslimin (MHM) menggelar Harmony Camp di Bandung pada 24-27 Februari 2025, diikuti 40 peserta lintas iman untuk membangun dialog dan merawat lingkungan.
Jakarta, 21 Februari 2025 (ANTARA) - Majelis Hukama Muslimin (MHM) menyelenggarakan Harmony Camp, sebuah program yang diikuti oleh 40 peserta lintas iman dari berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Persaudaraan Manusia Sedunia yang jatuh setiap tanggal 4 Februari. Harmony Camp bertujuan untuk membangun dialog antarumat beragama dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan.
Direktur MHM kantor cabang Indonesia, Muchlis M. Hanafi, menjelaskan bahwa Harmony Camp diinisiasi oleh MHM bekerja sama dengan beberapa lembaga, termasuk Eco Learning Camp-Bandung, Pusat Pengkajian Islam Universitas Nasional, Greenfaith Indonesia, dan Jaringan Gusdurian. Kegiatan ini akan berlangsung di Bandung selama empat hari, dari tanggal 24 hingga 27 Februari 2025. Pertemuan peserta dan narasumber akan dilakukan secara hibrida, baik daring maupun luring.
"Harmony Camp ini digelar sebagai rangkaian peringatan Hari Persaudaraan Manusia Sedunia," ujar Muchlis M. Hanafi. Ia menambahkan bahwa MHM melihat adanya keterkaitan erat antara upaya merajut persaudaraan dengan upaya mengatasi persoalan iklim. Konflik kemanusiaan seringkali dipicu oleh dampak perubahan iklim, seperti migrasi akibat krisis pangan dan perebutan sumber daya yang terbatas.
Membangun Dialog Lintas Iman dan Merawat Alam
Muchlis M. Hanafi memaparkan bahwa Harmony Camp tidak hanya memfasilitasi anak muda lintas iman untuk membangun dialog, tetapi juga berkomitmen untuk merawat jagad raya. Tema besar yang diangkat terkait lingkungan dibahas dalam perspektif lintas agama. MHM berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi generasi muda untuk membangun persaudaraan di tengah keragaman, sekaligus belajar dan menumbuhkan komitmen untuk merawat alam.
"Tema besar yang kita angkat terkait lingkungan, kita bahas dalam perspektif lintas agama," kata Muchlis. MHM berkomitmen memberikan fasilitasi pelaksanaan kegiatan hingga pendampingan (mentoring) pasca kegiatan. Hal ini menunjukkan keseriusan MHM dalam mendukung upaya membangun persaudaraan dan pelestarian lingkungan.
MHM sendiri merupakan organisasi internasional yang didirikan sejumlah ulama dan dipimpin Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al Tayeb. Dari Indonesia, Quraish Shihab tercatat sebagai pendiri sekaligus anggota, sementara TGB M. Zainul Majdi merupakan anggota komite eksekutif. Kehadiran tokoh-tokoh berpengaruh ini semakin memperkuat kredibilitas dan jangkauan MHM dalam menjalankan misinya.
Sinergi Antar Lembaga untuk Perangi Perubahan Iklim
Direktur PPI Unnas, Fachruddin Mangunjaya, mengapresiasi inisiatif MHM dalam menyelenggarakan Harmony Camp. Ia menekankan pentingnya sinergi antar lembaga untuk mengatasi masalah lingkungan yang semakin nyata. Fachruddin mencontohkan peristiwa kebakaran di California yang menghanguskan 36 ribu hektar sebagai bukti nyata dampak perubahan iklim.
"Ini masalah kita bersama. Tidak bisa ditangani satu agama atau individu. Kita harus sama-sama. Negara besar seperti Amerika saja tidak berdaya dengan adanya disaster yang menimpa mereka. Itu perubahan iklim yang bisa menjadi pelajaran buat kita," ungkap Fachruddin. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya kerja sama lintas sektor dan agama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Harmony Camp diharapkan dapat menjadi platform untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dengan melibatkan peserta lintas iman, diharapkan akan tercipta solusi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah lingkungan dan membangun persaudaraan yang lebih kuat.
Melalui program ini, MHM tidak hanya fokus pada dialog antarumat beragama, tetapi juga mengintegrasikan isu lingkungan sebagai bagian penting dari upaya membangun perdamaian dan kesejahteraan dunia. Komitmen MHM dalam memberikan pendampingan pasca kegiatan menunjukkan keseriusan mereka dalam mewujudkan visi tersebut.