40 Ton Sampah Banjir Cianjur Diangkut DLH, Imbauan Warga Diminta Lebih Waspada
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cianjur berhasil mengangkut 40 ton sampah pascabanjir dari empat kecamatan, didominasi sampah plastik dan pohon yang dibuang ke sungai, sehingga menimbulkan imbauan bagi warga untuk lebih waspada.
Banjir yang melanda empat kecamatan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, meninggalkan dampak berupa 40 ton sampah yang tersebar di pemukiman warga. Kejadian ini terjadi pada akhir April 2024, di Kecamatan Karangtengah, Mande, Sukaluyu, dan Cianjur. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cianjur langsung bergerak cepat menangani permasalahan ini dengan mengerahkan 30 petugas dan lima truk sampah untuk membersihkan lingkungan.
Sampah yang didominasi oleh sampah plastik, pohon, dahan, dan ranting, sebagian besar berasal dari sampah rumah tangga yang dibuang ke sungai atau saluran air. Hal ini menyebabkan aliran air terhambat dan sampah tersebut menyebar luas saat banjir. Kepala DLH Kabupaten Cianjur, Komarudin, menyatakan bahwa "Sampah yang berhasil diangkut selama dua hari penanganan sekitar 40 ton, hingga saat ini puluhan petugas dan lima truk sampah masih menyisir sejumlah lokasi yang masih banyak terdapat sampah sisa banjir."
Selain membersihkan sampah, petugas DLH juga mengimbau warga agar tidak membuang sampah sembarangan, khususnya ke sungai dan saluran air. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya banjir di masa mendatang. Barang-barang rumah tangga yang hanyut terbawa banjir telah dikembalikan kepada pemiliknya, sementara sampah lainnya diangkut ke Tempat Penampungan Akhir Sampah (TPAS) Mekarasari.
Penanganan Sampah Pascabanjir di Cianjur
Proses pembersihan sampah pascabanjir di Cianjur melibatkan upaya besar dari DLH Kabupaten Cianjur. Sebanyak 30 petugas dikerahkan ke empat lokasi terdampak banjir untuk membersihkan sampah yang mencapai 40 ton. Jenis sampah yang ditemukan didominasi oleh sampah plastik dan material organik seperti pohon, dahan, dan ranting.
Pengangkutan sampah dilakukan menggunakan lima truk sampah menuju TPAS Mekarasari. Proses ini membutuhkan waktu dua hari untuk membersihkan sebagian besar area terdampak. Meskipun demikian, petugas masih terus melakukan penyisiran untuk memastikan tidak ada sampah yang tersisa.
DLH Cianjur menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Pembuangan sampah sembarangan ke sungai dan saluran air merupakan salah satu faktor penyebab banjir. Oleh karena itu, imbauan kepada masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Imbauan dan Sosialisasi Pencegahan Banjir
Wakil Bupati Cianjur, Ramzi, turut memberikan pernyataan terkait pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar sungai. Beliau menekankan pentingnya membuang sampah pada tempatnya agar tidak menyebabkan banjir.
Pemerintah Kabupaten Cianjur berencana untuk menggencarkan sosialisasi tentang pentingnya menjaga alam dan lingkungan. Sosialisasi ini akan menyasar berbagai kalangan, mulai dari siswa sekolah dasar hingga masyarakat umum. Tujuannya adalah untuk menanamkan kebiasaan baik membuang sampah pada tempatnya sejak dini.
"Kami mengajak siswa SD di sejumlah lokasi banjir untuk menjaga alam dan lingkungan sekitar, salah satunya dengan tidak membuang sampah sembarangan, ini harus menjadi kebiasaan guna menghindari bencana alam terutama banjir," kata Wakil Bupati Cianjur.
Dengan adanya penanganan sampah pascabanjir dan sosialisasi yang gencar, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan akan meningkat. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya banjir dan bencana alam lainnya di masa mendatang.
Upaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan terhindar dari bencana alam. Dengan komitmen bersama, diharapkan Cianjur dapat terbebas dari masalah sampah dan banjir.