8.399 Warga Palembang Terjangkit ISPA Selama Maret 2025, Dinkes Intensifkan Pencegahan
Dinas Kesehatan Palembang menangani 8.399 kasus ISPA pada Maret 2025, dengan angka tertinggi pada kelompok usia 19-59 tahun; imbauan PHBS dan antisipasi penyakit musim pancaroba ditekankan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang mencatat angka signifikan penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada bulan Maret 2025. Sebanyak 8.399 warga Kota Palembang tercatat menderita ISPA sepanjang bulan tersebut. Data ini dihimpun dari seluruh Puskesmas di 18 wilayah kecamatan Kota Palembang. Kondisi ini dipicu oleh peralihan musim atau pancaroba yang meningkatkan risiko penyakit pernapasan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Palembang, Yudhi Setiawan, membenarkan angka tersebut dalam konfirmasi pada Selasa lalu. Ia menjelaskan bahwa data untuk bulan April dan Mei 2025 masih dalam proses pengumpulan. Penanganan kasus ISPA dilakukan di seluruh Puskesmas, meliputi pemeriksaan, pemberian obat, dan perawatan sesuai kebutuhan pasien. "Untuk periode Maret 2025 sudah kami data sebanyak 8.399 warga yang terkena penyakit ISPA, untuk April dan Mei belum terdata," ungkap Yudhi Setiawan.
Selain penanganan, Dinkes Palembang juga gencar melakukan upaya pencegahan. Edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), imunisasi, dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) menjadi fokus utama. Langkah-langkah ini dinilai krusial untuk menekan angka penderita ISPA di masa pancaroba.
Kasus ISPA di Berbagai Kelompok Usia
Data Dinkes Palembang menunjukkan penyebaran kasus ISPA di berbagai kelompok usia. Balita usia 0-5 tahun menjadi kelompok dengan jumlah kasus tertinggi kedua, yakni 1.920 kasus. Disusul anak usia 5-9 tahun sebanyak 1.078 kasus, usia 10-18 tahun sebanyak 1.001 kasus, usia 19-59 tahun sebanyak 3.417 kasus (kelompok usia dengan jumlah kasus tertinggi), dan lansia di atas 60 tahun sebanyak 983 kasus.
Penyebaran kasus ISPA yang merata di berbagai kelompok usia ini menunjukkan pentingnya upaya pencegahan yang komprehensif. Tidak hanya fokus pada kelompok usia tertentu, tetapi juga perlu menjangkau seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya PHBS.
Dinkes juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap penyakit musim pancaroba lainnya, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan diare. Upaya pencegahan penyakit-penyakit tersebut dilakukan secara terintegrasi dengan penanganan ISPA.
Imbauan dan Pencegahan ISPA
Sebagai langkah pencegahan, Dinkes Palembang mengimbau masyarakat untuk menerapkan PHBS secara ketat. Hal ini meliputi rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum dan sesudah makan, setelah menggunakan toilet, dan setelah kontak dengan benda yang berpotensi terkontaminasi.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menjaga kebersihan diri dengan mandi minimal dua kali sehari dan membersihkan lingkungan sekitar dari sampah dan genangan air. Genangan air menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, yang dapat menjadi vektor penyakit DBD.
Kepala Unit Data dan Informasi BMKG SMB II Palembang, Sinta Andayani, sebelumnya telah memprediksi musim pancaroba di Kota Palembang berlangsung pada April hingga Mei 2025. Prediksi ini sejalan dengan peningkatan kasus ISPA yang terjadi pada Maret 2025.
Dengan meningkatnya kasus ISPA dan prediksi musim pancaroba, Dinkes Palembang terus menggalakkan edukasi dan pencegahan penyakit. Masyarakat diimbau untuk aktif menjaga kebersihan dan kesehatan diri serta lingkungan untuk meminimalisir risiko terkena penyakit ISPA dan penyakit musim pancaroba lainnya.