AHY Dorong Indonesia Terdepan dalam Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendorong Indonesia memimpin pembangunan ekonomi berkelanjutan dan berkeadilan, mengatasi krisis iklim dan memastikan keberlanjutan untuk generasi mendatang.
Yogyakarta, 12 Mei 2024 - Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyerukan Indonesia untuk mengambil peran kepemimpinan global dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan dan berkeadilan. Pernyataan ini disampaikan AHY dalam forum akademik TYI bertajuk 'Sustainable Growth with Equity' di Yogyakarta. Forum ini membahas pentingnya pertumbuhan ekonomi yang tidak mengorbankan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di tengah ancaman krisis iklim.
AHY menekankan urgensi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan mengingat dampak serius krisis iklim dan pemanasan global. Ia menyatakan, "Kita ingin Indonesia menjadi salah satu yang terdepan untuk bisa mewujudkan pertumbuhan, termasuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan tetapi juga berkeadilan." Bencana alam yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim menimbulkan kerugian ekonomi dan kemanusiaan yang signifikan, mengancam keberlangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Kolaborasi internasional menjadi kunci dalam mengatasi tantangan ini. AHY menegaskan perlunya kerja sama strategis antar negara dan lembaga untuk menemukan solusi inovatif, termasuk pengembangan teknologi dan akses terhadap pendanaan. "Tidak ada negara sebesar apapun bisa berdiri dan bekerja sendirian. Kita harus membangun kerja sama strategis dan tentunya membutuhkan terobosan-terobosan, baik secara teknologi maupun dukungan kapital," tegasnya.
Pembangunan Berkelanjutan: Fondasi Indonesia Maju
Dalam kapasitasnya sebagai Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Daerah (sebelumnya), AHY menjelaskan bahwa prinsip keberlanjutan telah menjadi landasan pembangunan di Indonesia. Hal ini tercermin dalam berbagai kebijakan, mulai dari pengelolaan tata ruang dan pembangunan infrastruktur hingga pengembangan kendaraan listrik dan baterai. Ia menambahkan, "Sustainabilitas bukan hanya tentang lingkungan, tapi juga menyangkut martabat manusia, pengurangan kemiskinan, dan keamanan jangka panjang untuk generasi mendatang."
AHY menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pembangunan infrastruktur yang tidak mempertimbangkan aspek lingkungan dapat berdampak negatif jangka panjang, seperti kerusakan ekosistem dan peningkatan emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi teknologi dan praktik pembangunan yang berkelanjutan.
Selain infrastruktur, AHY juga menekankan pentingnya pembangunan perumahan rakyat yang berkelanjutan. Hal ini meliputi penggunaan material ramah lingkungan, desain yang efisien energi, dan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak. Pembangunan perumahan yang berkelanjutan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi dampak lingkungan.
Terkait dengan kendaraan listrik dan baterai, AHY menekankan perlunya pengembangan rantai pasok yang berkelanjutan. Hal ini meliputi penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan, proses produksi yang efisien, dan daur ulang baterai yang efektif. Pengembangan rantai pasok yang berkelanjutan dapat mengurangi dampak lingkungan dari industri kendaraan listrik dan baterai.
Dialog dan Kolaborasi untuk Kebijakan yang Efektif
Forum akademik TYI yang bekerja sama dengan Stanford University bertujuan untuk mendorong dialog dan kolaborasi antar berbagai pemangku kepentingan. Forum ini menghadirkan akademisi, perwakilan diplomatik, menteri, anggota legislatif, dan praktisi kebijakan dari berbagai sektor. Tujuannya adalah untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan yang dapat diimplementasikan oleh pemerintah, parlemen, dan masyarakat sipil.
AHY berharap forum ini tidak hanya menjadi ruang diskusi akademis, tetapi juga mampu menjembatani proses pengambilan kebijakan. Rekomendasi yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. "Forum ini tidak semata sebagai diskusi internal, tetapi juga untuk melahirkan rekomendasi kebijakan yang bisa dibaca dan dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan, baik dari kalangan pemerintahan, parlemen, maupun masyarakat sipil," tutup AHY.
Kesimpulannya, AHY mendorong Indonesia untuk mengambil peran kepemimpinan dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan dan berkeadilan. Hal ini membutuhkan kolaborasi internasional dan implementasi kebijakan yang berkelanjutan di berbagai sektor, memastikan kesejahteraan dan kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang. Komitmen ini memerlukan kerja sama yang kuat antar berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil.