AI dan Coding Masuk Kurikulum SD Kelas 5 Tahun Ajaran Baru!
Kemendikbudristek akan mulai mengajarkan AI dan coding di kelas 5 SD mulai tahun ajaran baru, sebagai mata pelajaran pilihan untuk mencetak generasi Indonesia sebagai pelaku teknologi, bukan hanya pengguna.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berencana memulai pembelajaran kecerdasan buatan (AI) dan coding di sekolah dasar (SD) kelas 5 mulai tahun ajaran baru. Staf Khusus Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Stafsus Mendikbudristek), Ma'ruf El Rumi, mengumumkan hal ini di Antara Heritage Center (AHC) Jakarta pada Senin, 17 Maret. Inisiatif ini bertujuan untuk membekali siswa Indonesia dengan keterampilan teknologi yang relevan di masa depan, sekaligus mendorong mereka menjadi pelaku, bukan hanya pengguna teknologi.
Pembelajaran AI dan coding di kelas 5 SD ini bersifat opsional, bukan wajib. Menurut Ma'ruf El Rumi, "Mulai kelas 5, dan akan dimulai pada tahun ajaran baru, tetapi itu sifatnya masih opsional dan belum menjadi mata pelajaran wajib. Ini juga dalam rangka adaptasi dengan teknologi, karena mau tidak mau sekarang ini mereka (para siswa) sudah tidak bisa dilepaskan dengan AI."
Langkah ini sejalan dengan visi Kemendikbudristek untuk mencetak generasi Indonesia yang mampu beradaptasi dan berkontribusi di era digital. Bukan hanya sekedar menguasai teknologi, tetapi juga mampu menciptakan dan mengembangkan teknologi tersebut. Dengan demikian, Indonesia diharapkan dapat menjadi pemain utama dalam perkembangan teknologi AI di masa depan.
Mendidik Generasi sebagai Pelaku Teknologi AI
Mendikbudristek menekankan pentingnya pembelajaran AI dan coding untuk membentuk siswa menjadi pelaku utama kemajuan teknologi, bukan hanya pengguna. Selama ini, Indonesia lebih banyak menjadi konsumen teknologi, sehingga inisiatif ini diharapkan dapat mengubah paradigma tersebut. "Yang menjadi perhatian kita yakni ketika belajar AI tidak membuat kita menjadi end user, tetapi membuat kita bisa menjadi pelaku utamanya. Selama inikan kita hanya sebagai pengguna, bukan sebagai pelaku, maka, dengan mata pelajaran coding dan AI, diharapkan siswa dan masyarakat Indonesia bisa menjadi pelaku utama dalam teknologi AI," jelas Ma'ruf El Rumi.
Selain itu, pembelajaran ini juga diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah. "Yang tidak kalah penting yakni membuat perspektif atau kognitif yang berbeda menjadi lebih kreatif, karena coding dan AI itu bukan tentang bagaimana teknologinya, melainkan bagaimana membentuk perspektif dalam cara berpikirnya, jadi membuat mereka lebih kreatif, mencari solusi terkait persoalan-persoalan yang ada," tambahnya.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, menambahkan bahwa meskipun bersifat opsional, mata pelajaran ini merupakan upaya untuk membekali anak-anak dengan keterampilan yang relevan untuk masa kini dan masa depan. Inisiatif ini juga merupakan bagian dari program digitalisasi pendidikan yang dicanangkan pemerintah.
Kurikulum dan Persiapan Implementasi
Mendikbudristek menyatakan bahwa saat ini fokus utama adalah penyiapan kurikulum dan perangkat lunak pendukung pembelajaran AI dan coding. "Untuk coding dan AI, pertama kami tegaskan bahwa itu adalah mata pelajaran pilihan, bukan mata pelajaran wajib. Karena itu, yang kami siapkan sekarang adalah perangkat lunaknya, yaitu kurikulumnya," ujar Mendikdasmen.
Meskipun masih bersifat opsional, langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan di era teknologi yang semakin maju. Dengan bekal keterampilan coding dan pemahaman AI, diharapkan siswa Indonesia dapat bersaing di tingkat global dan berkontribusi dalam perkembangan teknologi di masa depan.
Pembelajaran AI dan coding ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kemampuan akademik, tetapi juga kemampuan non-akademik seperti kreativitas dan kolaborasi. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengembangkan potensi siswa secara holistik, sehingga mereka siap menghadapi dunia kerja nantinya.
Dengan demikian, inisiatif ini merupakan langkah strategis dalam upaya membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul dan kompetitif di era digital. Pembelajaran AI dan coding sejak dini diharapkan dapat mencetak generasi yang inovatif, kreatif, dan mampu menjadi pelaku utama dalam perkembangan teknologi di Indonesia.