Airlangga Laporkan Kemajuan Perundingan I-EU CEPA, I-EAEU FTA, dan CPTPP kepada Presiden
Menko Airlangga Hartarto melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto mengenai kemajuan signifikan perundingan kerja sama ekonomi Indonesia dengan Uni Eropa, Uni Ekonomi Eurasia, dan keikutsertaan dalam CPTPP.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Selasa (18/3), melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto mengenai perkembangan terkini perundingan tiga kerja sama ekonomi internasional penting: Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (I-EU CEPA), Perjanjian Pasar Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia (I-EAEU FTA), dan keikutsertaan Indonesia dalam Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).
Laporan tersebut disampaikan dalam sebuah rapat di Istana Kepresidenan, Jakarta. Airlangga memaparkan sejumlah kemajuan yang telah dicapai, termasuk kendala yang masih dihadapi dan langkah-langkah selanjutnya untuk mencapai kesepakatan.
Pertemuan ini menandai pentingnya komitmen pemerintah dalam memperkuat perekonomian Indonesia melalui kerja sama ekonomi internasional yang saling menguntungkan. Ketiga perjanjian ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan akses pasar bagi produk Indonesia dan menarik investasi asing.
Kemajuan Perundingan I-EU CEPA
Mengenai I-EU CEPA, Airlangga menyatakan bahwa hanya tersisa dua isu utama yang perlu diselesaikan: bea ekspor dan perizinan impor. "(Perundingan) EU CEPA tinggal dua isu. Tadi saya laporkan yang terkait dengan bea ekspor, dan perizinan impor. Dua-duanya sudah kami laporkan ke Bapak Presiden," ungkap Airlangga kepada wartawan.
Kedua isu tersebut telah dilaporkan kepada Presiden, menandakan keseriusan pemerintah dalam menyelesaikan negosiasi dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Penyelesaian I-EU CEPA diharapkan dapat membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk Indonesia di pasar Uni Eropa.
Proses penyelesaian dua isu krusial ini menunjukan komitmen Indonesia untuk menyelesaikan perundingan I-EU CEPA secepatnya. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.
Perkembangan I-EAEU FTA
Terkait I-EAEU FTA, Airlangga menyampaikan kabar positif. "Ini harapannya tentu hampir, seluruh 14 bab dari (total) 15 bab sudah selesai," katanya. Artinya, perundingan hampir rampung, dengan hanya satu bab yang masih dalam proses negosiasi.
Indonesia menargetkan penyelesaian perundingan I-EAEU FTA pada sidang komite yang akan diselenggarakan pada 14-15 April 2025. Hal ini sejalan dengan rencana kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Rusia pada bulan Juni 2025.
Dengan selesainya perundingan I-EAEU FTA, Indonesia akan memiliki akses pasar yang lebih luas ke lima negara anggota Uni Ekonomi Eurasia: Rusia, Armenia, Belarusia, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor dan investasi di Indonesia.
Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan berkunjung ke Rusia pada bulan Juni 2025. Kunjungan ini diharapkan dapat mempercepat penandatanganan perjanjian I-EAEU FTA.
Keikutsertaan Indonesia dalam CPTPP
Airlangga juga menyampaikan upaya Indonesia untuk bergabung dalam CPTPP. Keanggotaan dalam CPTPP akan membuka peluang pasar ekspor ke negara-negara anggota seperti Meksiko, Kanada, Peru, dan Inggris. "Inggris baru masuk di bulan Desember (2024)," tambah Airlangga.
CPTPP saat ini beranggotakan 12 negara, termasuk Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Peru, Selandia Baru, Singapura, Vietnam, dan Inggris. Indonesia berharap dapat segera bergabung untuk mendapatkan manfaat ekonomi yang signifikan.
Keikutsertaan dalam CPTPP menawarkan berbagai manfaat bagi Indonesia, termasuk penurunan tarif ekspor dan standar yang tidak menerapkan trade-related aspect of intellectual property right. "Ini tentu akan membuka peluang pasar ekspor, di mana tentu terjadi penurunan tarif, langsung pada saat kita masuk dalam CPTPP, dan standar CPTPP ini tidak menerapkan standar trade-related aspect of intellectual property right. Jadi, ini salah satu cukup yang cukup baik dengan perjanjian CPTPP," jelas Airlangga.
Dengan bergabungnya Indonesia dalam CPTPP, diharapkan akan terjadi peningkatan ekspor dan investasi, serta pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat.