Antam Raih Pendapatan Tertinggi Sepanjang Sejarah: Laba Tembus Rp3,85 Triliun!
PT Aneka Tambang (Antam) mencetak rekor laba Rp3,85 triliun di tahun 2024, didorong oleh peningkatan penjualan emas dan kinerja operasional yang optimal.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam berhasil menorehkan sejarah baru dengan mencetak pendapatan tertinggi sepanjang sejarah perusahaan pada tahun buku 2024 (FY24). Pendapatan mencapai angka fantastis, yakni Rp69,19 triliun, dan menghasilkan laba bersih sebesar Rp3,85 triliun. Angka ini menunjukkan lonjakan signifikan sebesar 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year) yang tercatat sebesar Rp3,08 triliun. Prestasi ini diraih berkat strategi manajemen yang tangguh dan responsif terhadap dinamika pasar serta optimalisasi kinerja operasional yang berkelanjutan.
Direktur Utama Antam, Nicolas D Kanter, menyatakan bahwa keberhasilan ini merupakan bukti nyata daya saing dan ketahanan Antam di tengah fluktuasi harga komoditas dan perubahan regulasi yang dinamis. "Antam berhasil menunjukkan daya saing dan resiliensi tinggi di tengah fluktuasi harga komoditas serta perubahan regulasi. Kami tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan mencetak kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah perusahaan," ujar Nicolas dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu.
Selain laba bersih yang meningkat pesat, Antam juga mencatatkan pertumbuhan positif pada beberapa indikator keuangan lainnya. Pertumbuhan ini menunjukkan kinerja yang solid dan menguntungkan di berbagai lini bisnis perusahaan.
Kinerja Keuangan Antam FY24: Rincian Kenaikan
Peningkatan laba bersih yang signifikan tersebut ditopang oleh beberapa faktor kunci. Salah satu yang paling menonjol adalah peningkatan pendapatan dari sektor emas, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan perusahaan. Selain itu, efisiensi operasional juga berperan penting dalam mendorong peningkatan laba.
Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) meningkat 3 persen menjadi Rp6,73 triliun dari Rp6,55 triliun di tahun sebelumnya. Laba kotor juga naik 3 persen menjadi Rp6,50 triliun, sementara laba usaha meningkat 15 persen menjadi Rp3 triliun dari Rp2,62 triliun di tahun 2023. Hal ini menunjukkan peningkatan efisiensi dalam operasional perusahaan.
Lebih lanjut, penurunan beban usaha sebesar 5 persen menjadi Rp3,50 triliun juga berkontribusi pada peningkatan laba. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan biaya logistik dan asuransi akibat perbaikan kendala perizinan yang sebelumnya menghambat penjualan nikel dan bauksit.
Dominasi Emas dan Kontribusi Sektor Lainnya
Sektor emas menjadi tulang punggung pendapatan Antam pada FY24, berkontribusi sebesar Rp57,56 triliun atau melonjak 120 persen dibandingkan tahun sebelumnya (Rp26,12 triliun). Volume penjualan emas juga mencapai rekor tertinggi, yaitu 43.776 kilogram, tumbuh 68 persen dari 26.129 kilogram di tahun 2023.
Segmen nikel juga memberikan kontribusi penting, mencapai Rp9,50 triliun atau 14 persen dari total pendapatan. Meskipun menghadapi tantangan pasar dan hambatan perizinan, Antam berhasil memproduksi 20.103 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan penjualan 19.452 TNi ke pasar ekspor, termasuk China, India, dan Korea Selatan. Produksi bijih nikel mencapai 9,94 juta wet metric ton (wmt), dengan penjualan 8,35 juta wmt untuk pasar domestik.
Penjualan bauksit dan alumina mencapai Rp1,80 triliun, naik 7 persen dari Rp1,69 triliun pada tahun sebelumnya. Produksi bauksit mencapai 1,33 juta wmt dengan penjualan 736 ribu wmt. Tantangan perizinan dan belum masifnya hilirisasi di sektor ini masih menjadi kendala pertumbuhan.
Sementara itu, produksi alumina melalui PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) mencapai 147.826 ton, dengan penjualan 177.178 ton atau naik 24 persen dari tahun sebelumnya.
Kerja Sama Strategis dan Pengembangan Fasilitas
Antam juga aktif melakukan kerja sama strategis untuk memperkuat posisinya di pasar. Pada tahun 2024, Antam menandatangani perjanjian dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk pasokan minimal 30 ton emas per tahun dengan kemurnian 99,99 persen. Langkah ini memperkuat rantai pasokan emas dan meningkatkan kualitas produk.
Selain itu, Antam juga melakukan pembelian lahan di kawasan industri JIIPE Gresik untuk pengembangan fasilitas pengolahan logam mulia. Pengembangan ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem hilirisasi emas nasional dan meningkatkan nilai tambah produk.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan Antam di tahun 2024 menunjukkan hasil yang sangat positif dan menjanjikan. Keberhasilan ini merupakan buah dari strategi yang tepat, manajemen yang efektif, dan adaptasi yang baik terhadap dinamika pasar. Dengan langkah-langkah strategis yang terus dilakukan, Antam optimis dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya di masa mendatang.