Balai Karantina Sumbar Intensifkan Pengawasan Lalu Lintas Ternak Jelang Idul Adha
Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumatera Barat meningkatkan pengawasan lalu lintas ternak di pelabuhan dan bandara menjelang Idul Adha untuk memastikan kesehatan dan kelayakan ternak yang diperdagangkan.
Jelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumatera Barat (Sumbar) meningkatkan pengawasan lalu lintas hewan ternak. Pengawasan ketat dilakukan di Pelabuhan Bungus dan Teluk Bayur, Padang, serta di Bandara Internasional Minangkabau. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesehatan dan keamanan ternak yang diperdagangkan, mencegah penyebaran penyakit, dan memenuhi standar keamanan pangan.
Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumatera Barat, Ibrahim, menjelaskan bahwa pengawasan difokuskan di pelabuhan karena tingginya volume pengiriman ternak melalui jalur laut. Meskipun pengiriman melalui Bandara Internasional Minangkabau relatif minim, petugas tetap disiagakan untuk melakukan pemeriksaan.
Provinsi Sumatera Barat sendiri banyak mengirimkan ternak, terutama sapi, ke Kepulauan Mentawai, meliputi wilayah Siberut, Tuapejat, dan Sikakap, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat selama Idul Adha. Hal ini menuntut pengawasan yang lebih ketat untuk memastikan hewan ternak yang dikirim dalam kondisi sehat dan layak konsumsi.
Pengawasan Ketat dan Persyaratan Vaksinasi
Balai Karantina menerapkan persyaratan ketat bagi para pengirim ternak. Salah satu syarat utama adalah vaksinasi. "Apabila ternak tersebut belum divaksin, Balai Karantina tidak akan menerbitkan izin lalu lintas ternak," tegas Ibrahim. Hewan yang belum divaksin akan ditahan di Instalasi Karantina Hewan di Pasir Jambak, Padang, selama tujuh hari untuk kemudian divaksinasi sebelum diperbolehkan dikirim ke daerah tujuan.
Ibrahim menambahkan bahwa umumnya sapi di Sumatera Barat sudah divaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK). Namun, pengawasan tetap dilakukan secara ketat untuk memastikan tidak ada ternak yang lolos tanpa memenuhi persyaratan. Setiap ternak yang telah divaksin memiliki bukti barcode yang dapat diverifikasi petugas. Petugas juga mengambil sampel darah untuk memastikan ulang ternak tersebut bebas dari PMK.
Meskipun hingga saat ini belum ada permintaan pemeriksaan ternak yang masuk, Balai Karantina Sumbar tetap bersiaga. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa puncak pemeriksaan ternak terjadi beberapa hari sebelum Hari Raya Idul Adha.
Antisipasi dan Kesiapan
Langkah antisipatif Balai Karantina Sumbar ini penting untuk menjaga kesehatan hewan ternak dan mencegah penyebaran penyakit. Pengawasan yang ketat memastikan keamanan pangan bagi masyarakat dan mencegah potensi kerugian ekonomi yang lebih besar. Dengan memastikan semua ternak yang diperdagangkan sehat dan memenuhi standar, Balai Karantina berkontribusi pada terselenggaranya Idul Adha yang aman dan nyaman.
Sistem barcode dan pengambilan sampel darah menunjukkan komitmen Balai Karantina dalam menerapkan teknologi dan prosedur modern dalam pengawasan kesehatan hewan. Hal ini menjamin transparansi dan akurasi dalam proses pemeriksaan, sehingga memberikan kepastian bagi para peternak dan konsumen.
Langkah-langkah yang dilakukan Balai Karantina Sumbar ini patut diapresiasi sebagai upaya proaktif dalam menjaga kesehatan hewan ternak dan keamanan pangan masyarakat, terutama menjelang perayaan Idul Adha.
Ke depan, diharapkan kerjasama yang lebih erat antara Balai Karantina dengan dinas terkait dan peternak dapat terus ditingkatkan untuk memastikan pengawasan lalu lintas ternak tetap efektif dan efisien.