Bamboe Wanadesa: Ekowisata Balikpapan, Kisah Sukses Gotong Royong
Dari lahan terbengkalai di Balikpapan, Bamboe Wanadesa kini menjadi destinasi ekowisata yang sukses berkat gotong royong warga dan memberikan dampak ekonomi positif, bahkan mendapat kunjungan Presiden Jokowi.
Kawasan hutan bambu terbengkalai di Balikpapan menjelma menjadi destinasi ekowisata yang inspiratif: Bamboe Wanadesa. Berlokasi di Kampung Pati, Balikpapan, tepatnya di sekitar Waduk Manggar, ekowisata ini membuktikan kekuatan gotong royong dalam membangun perekonomian masyarakat, khususnya pasca pandemi.
Gagasan Bamboe Wanadesa muncul sebagai respon terhadap kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang melanda beberapa tahun lalu. PHK massal dan lesunya perekonomian mendorong warga Kampung Pati untuk berinovasi. Mereka memanfaatkan lahan seluas tujuh hektar yang sebelumnya terbengkalai menjadi sebuah kawasan wisata yang menawan.
Murdianto, inisiator Bamboe Wanadesa, menjelaskan bahwa awalnya lahan tersebut ditanami bambu sejak 2014 oleh P3E Balikpapan. Namun, baru pada tahun 2020, warga setempat mulai mengembangkannya menjadi objek wisata. Dengan dana swadaya, mereka membangun jalan setapak, saung-saung bambu, dan spot foto menarik. Perbaikan infrastruktur juga terus dilakukan, dari jalan tanah menjadi paving blok yang lebih nyaman.
Pesona Bamboe Wanadesa dan Daya Tariknya
Bamboe Wanadesa menawarkan beragam daya tarik bagi pengunjung. Keindahan alam dengan hamparan bambu yang rindang menjadi latar belakang yang sempurna untuk berfoto. Pengunjung juga dapat menikmati keindahan Waduk Manggar dengan menaiki perahu bambu tradisional. Tarif naik perahu pun sangat terjangkau, hanya Rp10.000 per orang. Pendapatan dari tiket perahu digunakan untuk perawatan dan kebersihan waduk.
Selain perahu warga, terdapat juga tiga perahu kecil bantuan CSR Bank Indonesia untuk keadaan darurat. Konsep 'dari warga untuk warga' dianut dalam pengelolaan Bamboe Wanadesa. Pendapatan yang dihasilkan, mencapai hingga Rp20 juta per bulan, digunakan untuk perawatan fasilitas, operasional, dan pengembangan destinasi. Hal ini juga berdampak positif pada perekonomian lokal karena tersedianya lapak UMKM dengan sewa yang terjangkau.
Apresiasi Nasional dan Internasional
Sukses Bamboe Wanadesa menarik perhatian berbagai pihak, termasuk Presiden Joko Widodo. Pada Februari 2023, Presiden Jokowi mengunjungi Bamboe Wanadesa dan menyerahkan SK Perhutsos dan SK TORA sebagai bentuk dukungan pemerintah. Keberhasilan ini juga menarik minat wisatawan asing yang tidak hanya berlibur, tetapi juga melakukan penelitian mengenai manfaat bambu.
Meskipun telah meraih berbagai prestasi, Bamboe Wanadesa terus berinovasi dan berupaya meningkatkan layanan. Kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk KPHL, terus dijalin untuk pengembangan berkelanjutan. Dukungan dari pemerintah daerah, khususnya Dinas Pariwisata, diharapkan dapat mendorong kemajuan Bamboe Wanadesa.
Keterlibatan Masyarakat dan Dukungan Pemerintah
Dengan tiket masuk hanya Rp8.000 (termasuk parkir), pengunjung dapat menikmati keindahan Bamboe Wanadesa. Saung-saung dengan berbagai ukuran juga disewakan, mulai dari Rp25.000 hingga Rp200.000. Selain itu, Bamboe Wanadesa menjadi tempat berjualan bagi UMKM dengan biaya sewa lapak Rp10.000. Bahkan, lokasi ini juga populer untuk pemotretan prewedding.
Pengelolaan Bamboe Wanadesa sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat lokal dengan semangat gotong royong. Kebersihan danau dan perawatan fasilitas menjadi tanggung jawab bersama. Pendapatan bulanan yang signifikan, lebih dari Rp20 juta, menunjukkan keberhasilan model ekonomi ini.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga memberikan dukungan, berkomitmen untuk menjaga kebersihan Waduk Manggar dan bekerjasama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS). Pengembangan Bamboe Wanadesa penting untuk Kaltim, terutama dengan adanya Ibu Kota Nusantara (IKN).
Bamboe Wanadesa berada di Kawasan Hutan Lindung DAS Manggar, area seluas 400 hektar binaan Dinas Kehutanan Kaltim. Keberhasilan Bamboe Wanadesa menjadi contoh nyata pemberdayaan masyarakat dan pengembangan wisata berkelanjutan, menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.