Bandara Bima Buka Rute Baru ke Labuan Bajo, Dorong Pariwisata dan Konektivitas Wilayah Timur
Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima membuka rute penerbangan baru ke Labuan Bajo dan menambah maskapai, untuk mendukung Pariwisata Super Prioritas dan konektivitas wilayah timur Indonesia.
Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima di Nusa Tenggara Barat (NTB) akan membuka rute penerbangan baru ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pembukaan rute ini bertujuan untuk mendukung Labuan Bajo sebagai Kawasan Pariwisata Super Prioritas (PSP) dan meningkatkan konektivitas wilayah timur Indonesia. Inisiatif ini juga diharapkan dapat mempermudah akses masyarakat Bima dan sekitarnya menuju kota-kota besar seperti Jakarta, Makassar, dan Surabaya.
Kepala Bandara Muhammad Salahuddin Bima, Sigit Budiarto, menyatakan bahwa rencana pembukaan rute baru ini masih dalam tahap evaluasi oleh maskapai Wings Air. Evaluasi tersebut mencakup penyesuaian slot waktu penerbangan dan operasional di bandara tujuan. Sigit menambahkan bahwa Bandara Bima memiliki banyak slot waktu kosong dan siap mendukung rute baru ini.
Pembukaan rute baru ini disambut positif oleh masyarakat Bima yang selama ini mendambakan lebih banyak pilihan transportasi udara. Tingkat keterisian kursi pesawat di Bandara Bima saat ini tergolong tinggi, bahkan mencapai 100 persen pada momen-momen penting seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Hal ini menunjukkan tingginya animo masyarakat terhadap layanan penerbangan di wilayah tersebut.
Rute Baru dan Penambahan Maskapai
Selain membuka rute baru ke Labuan Bajo, Bandara Bima juga berupaya menambah jumlah maskapai yang beroperasi. Pihak bandara telah melakukan pertemuan dengan manajemen PT Nam Air untuk meminta penambahan pesawat terbang ke Bima. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan frekuensi penerbangan dan pilihan bagi masyarakat.
Sigit Budiarto menekankan bahwa pembukaan rute baru dan penambahan maskapai bertujuan untuk meningkatkan konektivitas transportasi udara dan menunjang mobilitas masyarakat. Lebih jauh lagi, inisiatif ini diharapkan dapat mempercepat pemerataan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah timur Indonesia.
Saat ini, Bandara Bima telah siap secara internal dan memiliki daya dukung yang memadai untuk menyambut rute baru dan maskapai tambahan. Pihak bandara optimistis bahwa pembukaan rute ke Labuan Bajo akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan pariwisata.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa pengembangan Bandara Bima masih memiliki beberapa kendala. Saat ini, bandara hanya dapat melayani pesawat tipe ATR 72-600 dan Boeing 737-500, dengan kapasitas sekitar 120 kursi. Pengoperasian pesawat berbadan besar seperti Boeing 737 seri 800 atau Airbus A320 masih terkendala oleh kekuatan landasan pacu.
Kondisi Bandara Bima Saat Ini
Bandara Bima telah beroperasi sejak tahun 1969 dan melayani penerbangan eksisting rata-rata enam hingga delapan pergerakan pesawat setiap hari. Penerbangan rutin saat ini dilayani oleh Wings Air dengan rute Bima-Lombok-Denpasar dan Bima-Makassar. Rute Bima-Makassar beroperasi tiga kali seminggu, yaitu pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Wings Air melayani rute pagi hari dari Bima ke Lombok dan Denpasar, dilanjutkan dengan penerbangan siang dari Lombok ke Bima, dan sebaliknya. Pada sore hari, terdapat penerbangan dari Lombok dan Denpasar ke Bima, dengan skema pesawat menginap sebelum terbang kembali keesokan harinya. Dengan adanya penambahan rute dan maskapai, diharapkan konektivitas dan aksesibilitas wilayah Bima akan semakin meningkat.
Pembukaan rute baru ke Labuan Bajo diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di wilayah timur Indonesia. Bandara Bima berperan penting dalam mendukung konektivitas antar pulau dan mempermudah aksesibilitas bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Labuan Bajo.
"Rute baru itu untuk menghubungkan dan mendukung kawasan Labuan Bajo sebagai salah satu kawasan Pariwisata Super Prioritas (PSP) dan dinilai dapat memperluas konektivitas wilayah timur Indonesia," kata Kepala Bandara Muhammad Salahuddin Bima Sigit Budiarto.
Dengan peningkatan infrastruktur dan konektivitas, diharapkan pariwisata di Bima dan Labuan Bajo akan semakin berkembang pesat dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.