Banjir Jatinegara: Gulkarmat Jaktim Kerahkan 5 Unit Damkar untuk Penyedotan Air
Banjir setinggi 40-50 cm di Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur akibat luapan Kali Ciliwung membuat Sudin Gulkarmat Jaktim kerahkan 5 unit damkar untuk penyedotan air.
Banjir kembali melanda Jakarta Timur, tepatnya di Jalan Jatinegara Barat. Pada Selasa sore, 4 April 2024, air setinggi 40-50 sentimeter menggenangi jalan tersebut akibat luapan Kali Ciliwung. Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur langsung bergerak cepat untuk mengatasi masalah ini dengan mengerahkan lima unit mobil pemadam kebakaran untuk melakukan penyedotan air.
Kepala Suku Dinas (Kasudin) Gulkarmat Jakarta Timur, Muchtar Zakaria, menjelaskan bahwa penyedotan air dilakukan untuk memastikan Jalan Jatinegara Barat tetap dapat dilalui kendaraan. Air yang disedot kemudian dialirkan ke Kali Ciliwung agar genangan tidak semakin tinggi. "Kita sedot air di Jalan Jatinegara dengan pompa armada kita dan air sedotannya dibuang ke Kali Ciliwung agar air tidak naik terus di Jalan Jatinegara," ujar Muchtar Zakaria saat ditemui di lokasi kejadian.
Genangan air di Jalan Jatinegara Barat mulai terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Sebelum kejadian ini, Sudin Gulkarmat Jaktim telah fokus pada evakuasi di bantaran Kali Ciliwung, meliputi wilayah Balekambang, belakang Kampus Binawan, Cililitan Kecil, Bidara Cina, hingga Kampung Pulo. Kejadian ini menunjukkan tantangan dalam penanggulangan banjir di Jakarta yang membutuhkan respon cepat dan terkoordinasi.
Penyedotan Air dan Pengalihan Arus Lalu Lintas
Upaya penyedotan air yang dilakukan oleh Sudin Gulkarmat Jaktim bertujuan untuk mengurangi ketinggian genangan dan memungkinkan kendaraan roda empat untuk melintas. Kendaraan roda dua, sementara itu, dialihkan ke Jalan Jatinegara Timur. "Kita berupaya ini tidak terlalu tinggi dan bisa dilalui roda empat. Kalau roda dua dialihkan ke Jatinegara Timur," jelas Muchtar Zakaria. Kelima unit pemadam kebakaran yang dikerahkan bekerja secara maksimal untuk mengatasi genangan tersebut.
Meskipun upaya penyedotan dilakukan, Jalan Jatinegara Barat masih terendam cukup tinggi sehingga hanya Transjakarta dan bus besar yang dapat melintas. Kondisi ini menunjukkan dampak signifikan dari banjir terhadap mobilitas warga di sekitar Jatinegara.
Langkah cepat yang dilakukan oleh Sudin Gulkarmat Jaktim menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menangani bencana banjir. Koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait sangat penting untuk meminimalisir dampak negatif banjir bagi masyarakat.
Dampak Banjir di Jakarta Timur
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, banjir pada Selasa tersebut melanda 105 RT dan lima ruas jalan di Jakarta. Di Jakarta Timur sendiri, banjir terparah terjadi di beberapa kelurahan, dengan ketinggian air bervariasi.
- Kelurahan Bidara Cina: 3 RT, ketinggian air 120-370 cm
- Kelurahan Cipinang Muara: 2 RT, ketinggian air 80 cm
- Kelurahan Kampung Melayu: 27 RT, ketinggian air 200 cm
- Kelurahan Bale Kambang: 3 RT, ketinggian air 250 cm
- Kelurahan Cawang: 7 RT, ketinggian air 320 cm
- Kelurahan Cililitan: 2 RT, ketinggian air 60 cm
- Kelurahan Gedong: 3 RT, ketinggian air 300-450 cm
Data ini menunjukkan luasnya dampak banjir di Jakarta Timur dan pentingnya upaya pencegahan dan penanggulangan banjir yang lebih komprehensif.
Kejadian banjir di Jatinegara ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di daerah rawan banjir. Koordinasi antar instansi dan partisipasi masyarakat sangat krusial dalam mengurangi dampak negatif banjir dan melindungi keselamatan warga.