Banjir Landa Blora, Enam Kecamatan Terdampak: Ketinggian Air Capai Satu Meter!
Banjir melanda enam kecamatan di Blora setelah hujan deras, menyebabkan kerusakan dan ketinggian air mencapai satu meter di beberapa wilayah.
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada Senin (20/5) sore menyebabkan banjir di enam kecamatan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora mencatat, banjir ini mengakibatkan sejumlah rumah warga terendam dan kerusakan infrastruktur.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Blora, Agung Triyono, mengungkapkan bahwa keenam kecamatan yang terdampak banjir meliputi Randublatung, Banjarejo, Jepon, Kedungtuban, Ngawen, dan Blora. Ketinggian air bervariasi, mencapai hingga satu meter di beberapa lokasi.
Banjir ini tidak hanya merendam rumah warga, tetapi juga menyebabkan kerusakan yang signifikan pada infrastruktur. Petugas gabungan terus melakukan pemantauan, pendataan, dan asesmen di wilayah terdampak untuk menentukan langkah-langkah penanganan lebih lanjut.
Banjir Bandang di Banjarejo Sebabkan Kerusakan Rumah
Dampak terparah dari banjir ini terjadi di Dukuh Jurangjero, Kecamatan Banjarejo. Agung Triyono menjelaskan bahwa banjir bandang mengakibatkan kerusakan berat pada rumah-rumah warga. Warga yang rumahnya mengalami kerusakan parah terpaksa mengungsi ke rumah saudara mereka untuk sementara waktu.
Kondisi ini menunjukkan betapa seriusnya dampak banjir bandang terhadap masyarakat setempat. Kerusakan rumah tidak hanya menyebabkan kerugian materi, tetapi juga menimbulkan trauma dan ketidakpastian bagi para korban.
Pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan segera memberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan untuk membantu warga yang terdampak banjir bandang di Banjarejo. Bantuan logistik, tempat tinggal sementara, dan dukungan psikologis sangat dibutuhkan untuk meringankan beban para korban.
Ketinggian Air di Ngawen Mencapai 70 Centimeter
Kecamatan Ngawen juga mengalami dampak signifikan akibat banjir. Agung Triyono melaporkan bahwa ketinggian genangan air di wilayah ini mencapai 40 centimeter. Bahkan, hingga Selasa (21/5) pukul 06.00 WIB, kondisi air terpantau sedikit naik, memperparah situasi.
Di Dukuh Kedaran dan Dukuh Pipes, Kecamatan Ngawen, ketinggian genangan banjir mencapai 70 centimeter. Kondisi ini menyebabkan aktivitas warga terganggu dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan akibat lingkungan yang tidak санитарно.
Peningkatan ketinggian air menunjukkan bahwa curah hujan masih tinggi dan berpotensi menyebabkan banjir susulan. Warga diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas terkait untuk menghindari risiko yang lebih besar.
Jembatan Penghubung Desa Terputus Akibat Banjir
Selain merendam rumah dan menyebabkan kerusakan, banjir juga mengakibatkan terputusnya jembatan penghubung antara Desa Gedebeg dengan Desa Randualas. Akibatnya, akses transportasi warga menjadi terhambat dan aktivitas ekonomi terganggu.
Terputusnya jembatan ini menunjukkan bahwa infrastruktur di wilayah tersebut rentan terhadap bencana alam. Pemerintah daerah perlu melakukan evaluasi terhadap kondisi infrastruktur yang ada dan mengambil langkah-langkah perbaikan dan peningkatan untuk mengurangi risiko kerusakan akibat banjir di masa mendatang.
Perbaikan jembatan penghubung antara Desa Gedebeg dan Desa Randualas harus menjadi prioritas utama untuk memulihkan aksesibilitas dan aktivitas ekonomi warga. Selain itu, perlu dilakukan kajian mendalam mengenai penyebab banjir dan mencari solusi jangka panjang untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
BPBD Kabupaten Blora bersama petugas gabungan terus berupaya melakukan pendataan dan asesmen di seluruh wilayah terdampak banjir. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun rencana tindak lanjut yang komprehensif dan efektif dalam menangani dampak banjir serta mencegah kejadian serupa di masa mendatang.