Banjir Luapan Ciliwung Rendam 47 RT di Jakarta, BPBD DKI Bergerak Cepat
BPBD DKI Jakarta berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menangani banjir akibat luapan Kali Ciliwung yang telah merendam 47 RT di Jakarta Selatan dan Timur.
Banjir akibat luapan Kali Ciliwung telah merendam 47 Rukun Tetangga (RT) di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada Senin, 3 Maret 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta langsung bergerak cepat dengan berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait untuk menangani bencana ini. Penyebab banjir adalah hujan deras di DKI Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (2/3) yang mengakibatkan kenaikan debit air di Bendung Katulampa, Bogor, hingga mencapai status siaga satu atau bahaya.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, menyatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah yang terdampak. "Kami mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan (banjir) di setiap wilayah," kata Yohan. BPBD DKI juga berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga DKI, dan Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) untuk melakukan penyedotan air di lokasi-lokasi yang tergenang.
Selain penyedotan air, BPBD juga memastikan tali-tali air berfungsi maksimal untuk mempercepat aliran air dan membantu surutnya genangan. "Kami upayakan genangan (banjir) untuk surut dalam waktu cepat," tambah Yohan. BPBD DKI juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi banjir susulan dan menyediakan layanan darurat 24 jam non-stop melalui nomor telepon 112.
Penanganan Banjir Luapan Ciliwung
BPBD DKI Jakarta mengerahkan seluruh sumber daya dan kemampuannya untuk mengatasi banjir yang disebabkan oleh luapan Kali Ciliwung. Koordinasi yang solid dengan instansi terkait seperti Dinas SDA, Dinas Bina Marga, dan Gulkarmat menjadi kunci dalam penanganan bencana ini. Proses penyedotan air dilakukan secara intensif di berbagai titik yang tergenang untuk mempercepat penurunan debit air.
Selain penyedotan, upaya untuk memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik juga menjadi fokus utama. Hal ini bertujuan untuk memperlancar aliran air dan mencegah genangan yang lebih meluas. Petugas BPBD terus memantau perkembangan situasi di lapangan dan melakukan penyesuaian strategi penanganan sesuai dengan kondisi terkini.
Langkah-langkah yang dilakukan BPBD DKI Jakarta menunjukkan komitmen yang tinggi dalam melindungi warga dari dampak buruk banjir. Kerja sama yang erat antar instansi terkait sangat penting dalam menghadapi bencana alam seperti ini dan memastikan penanganan yang efektif dan efisien.
Kronologi Kenaikan Debit Air dan Dampaknya
Hujan deras yang mengguyur DKI Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (2/3) menyebabkan kenaikan debit air di Bendung Katulampa. Pada pukul 20.20 WIB, Bendung Katulampa berstatus siaga tiga (waspada), kemudian naik menjadi siaga dua pada pukul 20.40 WIB, dan akhirnya mencapai siaga satu (bahaya) pada pukul 21.30 WIB. Kondisi serupa juga terjadi di Pos Pantau Depok dan Pos Pantau Angke Hulu.
Kenaikan debit air di Bendung Katulampa dan pos pantau lainnya berdampak pada meluapnya Kali Ciliwung dan menyebabkan banjir di sejumlah wilayah di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Data yang diperoleh BPBD DKI Jakarta menunjukkan bahwa pada pukul 04.00 WIB, banjir telah merendam 28 RT, dan jumlah tersebut meningkat menjadi 47 RT pada pukul 08.00 WIB.
Peristiwa ini menjadi bukti betapa pentingnya sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir. Pemantauan debit air di Bendung Katulampa dan pos pantau lainnya sangat krusial untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat dan instansi terkait agar dapat melakukan langkah-langkah antisipasi.
BPBD DKI Jakarta menghimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siaga terhadap potensi bencana banjir, terutama di musim hujan. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, diharapkan dampak negatif dari bencana banjir dapat diminimalisir.
Masyarakat diimbau untuk segera menghubungi nomor telepon 112 jika terjadi keadaan darurat. Layanan ini gratis dan beroperasi 24 jam non-stop untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan.